Management Editor's Choice Strategy

Musuh Utama Bisnis di Bandung: Sampah dan Kemacetan

Musuh Utama Bisnis di Bandung: Sampah dan Kemacetan

Yudhi Febriantono, pelaku bisnis asal Bandung mengusung merek Cosmic untuk bisnis busananya. Dia cukup sukses menjadi produsen pakaian yang membidik pasar anak muda. Pria kelahiran tahun 1978 ini setiap tahun membuat program School of Joy (SoJ) untuk mempromosikan produknya, terutama kalangan anak SMA dan kuliahan. Bagaimana kesan Yudhi terhadap pelayanan Pemerintah Kota Bandung terhadap para pelaku bisnis di ibu kota Jawa Barat itu, dia menuturkannya kepada Dadi A. Salim dari SWA Online:

Cosmic

Apa yang membuatnya tertarik membangun bisnis di Bandung?

Awalnya sih jelas karena memang saya lahir dan besar di Bandung dan karena budaya dan lingkungan di sini sangat mendukung saya dalam menyalurkan hobi dan ide-ide kreatif. Ya, akhirnya kenapa enggak hobi dan passion ini saya jalani jadi sebuah bisnis yang menyenangkan. Kalau dalam pandangan saya, bisnis ini mudah sekali berkembang karena dua faktor :

Pertama, demand yang besar, Bandung adalah kota wisata dengan banyak pendatang. Kedua, karena sumber daya yang memadai. Bandung sebagai kota yang melahirkan orang-orang kreatif yang membuat saya mudah untuk menemukan orang-orang terbaik di bidangnya. Kedua hal ini jadi kombinasi yang baik mengapa Bandung cepat tumbuh menjadi lahan bisnis yang baik.

Bisnis apa yang ditekuni?

Bisnisnya sih bisa dibilang industri busana. Tapi bukan hanya sesederhana jualan baju aja, ini lebih ke lifestyle, attitude, dan komunitas. Kami ingin menaruh busana pada posisi yang bisa dimaknai oleh pemakainya, bukan hanya sekedar kebutuhan pokok. Memberi identitas pada busana yang kita buat seuai dengan apa yang menjadi attitude kita hingga orang lain pun ingin untuk berpikir dan berperilaku seperti apa yang kita bayangkan. Ini semacam virus berperilaku lah, cuma masuknya melalui fashion.

Buat kita fashion is passion. Kalau kalian lihat perbedaan negara maju dan negara berkembang, yang paling mudah diidentifikasi tentulah fashion penduduknya. Karena fashion lambang perubahan kebudayaan yang paling mudah dideteksi. Apa yang menjadi passion di sebuah negara, pastilah tercermin dari fashion-nya. dan kita ingin memperkenalkan diri kita ke tempat yang lebih luas lagi.

Bagaimana penilaiannya terhadap layanan Pemda Bandung di bidang perizinan, infrastruktur, dan dukungan di bidang investasi, pemasaran produk, dll? Menurut saya layanan Pemda Bandung sebenarnya tinggal lebih fokus pada tujuan dan sasarannya. Tapi saya sih enggak mau komentar lebih jauh buat yang satu ini, karena saya tidak terbiasa berpikir seperti seorang birokrat.

Apakah saat ini peraturan atau Pemda Bandung sudah mendukung para pelaku bisnis?

Sudah tetapi belum dikelola secara profesional. Karena menurut saya, permasalahan pertama ada di para pelaku bisnis itu sendiri, bagaimana mereka mau mengembangkan kotanya? Saya pikir kekuatan pelaku bisnis untuk mengubah Kota Bandung lebih hebat dibandingkan pemerintah kotanya. Taman-taman (public space) yang memudahkan komunitas bisa berkumpul dan beraktivitas sebaiknya diurus oleh para pelaku bisnis, Pemda tugasnya hanya mengawasi dan mendukung segalanya baik masalah izin, investasi, dan pemasaran yang dikelola oleh pelaku bisnis. Di negara maju, urusan publik banyak dikerjakan oleh pihak swasta (pelaku bisnis) dan mereka berhasil.

Nah, menurut saya, tugas utama Pemda sekarang adalah menstimulasi pelaku bisnis agar sadar dengan potensinya dan membuat aturan yang mendukung dan melibatkan pelaku bisnis untuk mau membangun kota bersama-sama.

Menurut Anda program seperti apa yang harus dilakukan pemerintah untuk dapat mendukung perkembangan bisnis di Bandung?

Saya pikir masalah Bandung yang utama adalah kenyamanan konsumen. Sekarang Bandung sudah mulai tidak nyaman. Macet dan kebersihan adalah musuh utama dunia bisnis sekarang di Bandung. Kalau menurut saya, solusi yang pasti adalah penataan wilayah yang baik agar semuanya tidak tersentra di satu tempat. Ini mutlak bila kita ingin mempunyai bisnis yang maju. Bila Pemerintah Kota Bandung mampu memekarkan wilayahnya dan bekerja sama dengan daerah-daerah pendukung, saya pikir, dunia bisnis akan berkembang merata di daerah Bandung dan setidaknya kemacetan mulai dikurangi dan Pemkot akan mempunyai banyak kesempatan untuk menata alat transportasinya agar bisa lebih terpadu. Kalau sekarang sulit sekali. Mau membuat jaringan monorel pun kita masih kekurangan lahan.

Dan untuk masalah kebersihan, saya pikir sudah waktunya Pemkot keras pada masyarakat. Karena di negara maju pun, mayoritas dari mereka keluar dari kekumuhan dengan denda yang besar. Karena sampah adalah musuh manusia. Jadi wajar bila Pemkot harus sangat keras pada pelanggar kebersihan. Saya pikir ini bisnis, kenyamanan konsumen adalah nomor satu.. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved