Management Strategy

OKI Pulp Tunggu Kebijakan Tax Holiday Pemerintah

OKI Pulp Tunggu Kebijakan Tax Holiday Pemerintah

Pasca pemberian tax holiday kepada anak perusahaan Sinar Mas, PT Energi Sejahtera Mas, anak perusahaan Sinar Mas lainnya masih menunggu kebijakan pemerintah. PT OKI Pulp & Paper Mills masih menunggu insentif sejenis dari pemerintah.

Surat usulan pemberian intensif perusahaan yang bergerak di sektor industri bubur kertas (pulp) dan kertas ini, telah dikirimkan Kementerian Perindustrian kepada Kementerian Keuangan pada tanggal 4 November 2013.

OKI Pulp & Paper Sinar Mas

“Harapan kami agar pemerintah dapat melakukan kebijakan serupa bagi PT OKI Pulp & Paper Mills. Bagaimanapun, hal ini menunjukkan komitmen kami – Sinar Mas – mendukung program penghiliran industri, pengembangan industri ramah lingkungan, penguatan perekonomian daerah serta membuka lapangan kerja baru, “ ucap G. Sulistiyanto, Managing Director Sinar Mas.

Perusahaan yang akan berlokasi di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan merupakan sebuah pabrik dengan besaran investasi sebesar Rp29,1 triliun. Investasi itu mendapatkan dukungan dan pembiayaan dari lembaga keuangan dari China, China Development Bank, sebesar 70 % dari total investasi. Adanya bantuan dana dari asing tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk mempercepat terealisasinya pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan.

PT OKI Pulp & Paper Mills akan menjadi pabrik bubur kertas dan kertas terbesar di Asia. Pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi pertahunnya dua juta pulp dan 500ribu ton tisu. Hasil produksinya akan diekspor ke China, Korea, Bangladesh, dan India. Hal ini akan memberikan peningkatan ekspor Sulawesi Selatan sebesar 31,7% dan diprediksikan akan meraih devisa nasional sebayak Rp14,84 triliun tiap tahunnya. Selain itu, pabrik ini juga akan membuka lapangan pekerjaan untuk 3.450 orang.

Pabrik yang mengambil bahan baku dari Hutan Tanaman Industri (HTI) di Sulawesi Selatan ini, menggunakan teknologi pionir pada boiler, evaporator dan pulp machine yang dapat mengurangi penggunaan batubara hingga 671.600 ton per tahun. Selain itu, penggunaan kulit kayu pada Wood Bark Gasification dapat menggantikan pemakaian gas alam sebesar 4.725.000 MMB per tahun.

Teknologi ini juga pada proses wood preparation dan cooking dapat menghemat pemakaian kayu hingga 751ribu green ton per tahun. Sementara teknologi dalam proses washing dan bleaching menghmeat penggunaan air hingga 38juta meter kubik per tahun. Teknologi ini akan menjadi teknologi yang pertama kalinya diterapkan di Asia. “Keberadaan pabrik ini akan mengirimkan pesan positif akan potensi dari industri berbasis kehutanan Indonesia serta kemampuannya beroperasi secara berkelanjutan,” tutup Sulistiyanto. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved