Management

Pabrik Alumina Terbesar Utamakan Tenaga Kerja Lokal

Pabrik Alumina Terbesar Utamakan Tenaga Kerja Lokal

Kebutuhan tenaga kerja yang besar oleh pabrik alumina terbesar di Indonesia PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (PT WHW) diutamakan dengan menggunakan tenaga kerja lokal. Ini ditandai dengan penyerapan tenaga kerja di Ketapang yang mencapai 1.486 tenaga kerja atau setara dengan 61% dari total tenaga kerja yang dibutuhkan sebesar 2.435 tenaga kerja.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani merespons positif besaran penyerapan tenaga kerja lokal yang dilakukan oleh perusahaan. “Ini membuktikan bahwa kehadiran perusahaan akan membawa dampak langsung yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat sekitarnya,” ujarnya.

Franky Sibarani, Kepala BKPM

Franky Sibarani, Kepala BKPM

Menurut Franky, dari informasi yang disampaikan ke BKPM, perusahaan juga merekrut tenaga kerja diluar Ketapang, di antaranya penduduk Kalimantan Barat selain Ketapang mencapai 457 tenaga kerja atau setara dengan 18,9% dari total penyerapan tenaga kerja. “Kemudian sisanya yakni 492 orang merupakan tenaga kerja yang berasal dari luar Kalimantan Barat. Ini setara dengan 20,2% tenaga kerja,” ungkapnya.

Franky menyampaikan bahwa pembangunan industri penghasil smelter-grade alumina ini akan dapat memberikan dampak multiplier effect yang luas bagi pertumbuhan ekonomi khususnya di Kabupaten Ketapang dan secara umum bagi Provinsi Kalimantan Barat dan nasional. “Apabila hitungan penyerapan tenaga kerja 2.435 itu menanggung 1 orang istri dan dua orang anak, artinya ada 10.000 orang yang secara langsung tergantung dengan keberlangsungan operasional perusahaan,” lanjutnya.

Apalagi perusahaan juga berorientasi ekspor dan memproduksi produk substitusi impor ditandai dengan 90% akan diekspor dengan perkiraan nilai ekspor sebesar US$ 765 juta, sisa produksi sebesar 10% akan dipasok kepada PT Inalum. “Pembangunan pabrik smelter-grade alumina ini diperkirakan mampu menghemat devisa sebesar US$ 85 juta per tahun melalui substitusi impor bahan baku,” imbuhnya.

Dalam kunjungan ke PT WHW tersebut, Kepala BKPM juga didampingi oleh Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, Bupati Ketapang Martin Ratan dan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis. PT WHW merupakan perusahaan PMA patungan dari Cayman Islands, Indonesia, Hong Kong (RRT), dan RRT yang mulai membangun pabrik pada tahun 2012 melalui dua tahapan. Untuk tahap I realisasinya sudah mencapai sekitar 95% dan diharapkan dalam waktu dekat akan berproduksi komersial, sedangkan untuk tahap II diharapkan selesai pada tahun 2018.

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi di Provinsi Kalimantan Barat mencapai Rp 22,8 triliun terdiri dari PMA sebesar Rp 16,7 triliun dan PMDN sebesar Rp 6,1 triliun. Realisasi tersebut meningkat 47,1% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 15,5 trilliun. Sedangkan realisasi investasi secara nasional pada tahun 2015 mencapai Rp 545,4 triliun, meningkat 17,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 463,1 triliun. Realisasi investasi PMDN 15,0% sebesar Rp 179,5 triliun, sementara realisasi investasi PMA naik 19,2% sebesar Rp 365,9 triliun. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved