Management Strategy

Pembangunan Infrastruktur Broadband Dorong Transformasi Ekonomi Indonesia

Pembangunan Infrastruktur Broadband Dorong Transformasi Ekonomi Indonesia

photo

Bicara mengenai infrastruktur, yang sering terbetik di benak orang-orang dan terus menjadi perhatian seringkali merupakan infrastruktur fisik seperti jalan raya, pelabuhan, bandar udara ataupun jenis infrastruktur lainnya. Salah satu infrastruktur yang sering kali luput dari perhatian adalah infrastruktur dalam bidang teknologi informasi yaitu pitalebar (broadband). Infrastruktur ini sama pentingnya seperti infrastruktur lainnya dalam hal pembangunan.

Kini, pemerintah dengan kolaborasi antara Bappenas, Kemenko Perekonomian, Kominfo Mastel dan Kadin telah mulai memberi perhatian pengembangan pita lebar nasional sebagai strategi dalam meningkatkan daya saing bangsa dan kualitas hidup masyarakat melalui Rencana Pitalebar Indonesia 2014-2019. Dalam rencana tersebut, pitalebar didefinisikan sebagai akses internet dengan jaminan konektivitas selalu tersambung dan memiliki kemampuan mengirim dengan kecepatan minimal 2Mbps untuk akses tetap dan 1 Mbps untuk akses bergerak (mobile).

Saat ini, infrastruktur pita lebar akses tetap baru mencapai 15% rumah tangga, 30% gedung dan 5% populasi serta 12% populasi untuk pita lebar akses bergerak. Tahun 2019 ditargetkan dapat mencakup 71% rumah tangga, 100% gedung dan 30% populasi dan 100% populasi untuk infrastruktur pita lebar di perkotaan. Untuk perdesaaan, ditargetkan mampu mencakul 49% rumah tangga dan 6% populasi serta 52% populasi untuk pita lebar bergerak.

Dengan pembangunan infrastruktur bidang TI ini, transformasi ekonomi Indonesia akan dipercepat dan juga daya saing Indonesia akan meningkat. Menurut data dari Bank Dunia, penambahan 10% pitalebar mampu memicu pertumbuhan ekonomi sebesar 1,38% di negara berkembang serta meningkatkan 1,5% produktivitas tenaga kerja dalam lima tahun menurut Booz & Company. Sementara itu, menurut Katz et al, peningkatan 1% penetrasi pitalebar rumah tangga mampu mengurangi pertumbuhan pengangguran sebesar 8,6%.

Urgensi percepatan pembangunan pitalebar ini mendorong Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan Dewan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Nasional (Detiknas) berinisiatif menyelenggarakan Connect Expo Comm Indonesia 2014 dan National Bradband Symposium 2014 yang akan diselenggarakan 5-7 November 2014 dalam rangkaian acara Indonesia Infrastructure Week.

“NBS yang diadakan pertama kali tahun ini bertujuan untuk mensosialisasikan pentingnya peranan pitalebar sesuai dengan desain RPI,” ujar Dedy S. Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN (Bappenas). Sementara itu, Setyanto P. Santosa, Ketua Umum Mastel mengungkapkan, penerapan pitalebar akan menjadi sorotan utama dalam kegiatan tersebut. Hal ini sejalan dengan program nasional pemerintah untuk menerapkan IT di berbagai sektor.

Adapun pembangunan infrastruktur dan teknologi pitalebar ini sudah dimulai dengan pembangunan serat optik Palapa Ring sepanjang 8395 kilometer melintasi 51 kabupaten dengan nilai investasi Rp 2,83 triliun. Tahap pertama, Palapa Ring sukses menghubungkan Sumatera, Jawa, Kalimantan, NTB, NTT hingga Sulawesi.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved