Management Strategy

Pembiayaan Mandiri Tunas Finance Mencapai Rp 11,95 Triliun

Pembiayaan Mandiri Tunas Finance Mencapai Rp 11,95 Triliun

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mencatat pembiayaan (lending) pada September 2015 mencapai Rp1,548 triliun, lebih tinggi dari catatan lending pada Juni 2015 yang mencapai Rp1,4 triliun. “Sehingga dalam perhitungan secara year to date pembiayaan MTF hingga September mencapai Rp11,950 triliun,” ungkap Direktur Marketing PT Mandiri Tunas Finance, Harjanto Tjitohardjojo.

Menurutnya, kenaikan pembiayaan tersebut didukung oleh pembiayaan dari ajang GIIAS dan IIMS sebesar Rp 262 miliar untuk 1.428 aplikasi. Terkait pameran, program ke depan‎ MTF akan mengikuti Pekan Otomotif Surabaya awal November mendatang. “Kami optimis bisa memperoleh aplikasi tambahan, sehingga bisa mencapai target landing tahun ini. Saya perkirakan pameran Surabaya di atas 100 aplikasi.‎ Prospeknya memang banyak,” ujarnya.

Media Briefing-Mandiri Tunas Finance

Media Briefing-Mandiri Tunas Finance

Harjanto menjelaskan, sejak awal tahun pihaknya tidak pernah merevisi target. Dengan kondisi saat ini, dia prediksikan landing akhir tahun bisa mencapai Rp16 triliun. Kendati demikian, target laba tetap berada di kisaran Rp300 miliar.

Untuk mencapai target lending tersebut, MTF menggiatkan koordinasi dengan cabang, mengingat setiap cabang memiliki pasar yang berbeda. “Misalnya di Jakarta lendingnya bagus, tetapi ada cabang yang tidak bisa dipaksa. Apalagi pasar otomotif sendiri turun hingga 20%. Akibatnya, delear mulai fokus dengan DP yang rendah misalnya Rp10 juta. Kami coba mitigasi hal-hal seperti itu, karena DP rendah, segmen rendah, risiko tinggi,” paparnya.

Sedangkan untuk menjaga kualitas customer, MTF telah mengantisipasi kemungkinan pergeseran customer ke pembiayaan dengan DP rendah. Saat ini segmen dengan DP rendah dan bunga rendah di MTF porsinya hanya 20 persen, dan akan dinaikkan menjadi 30 persen. “DP rendah tetapi sesuai ketentuan OJK. Kalau bunga rendah itu sekitar 3,98 persen,” jelas Harjanto.

Terkait pergeseran segmen customer, Deputi Direktur Operasional PT Mandiri Tunas Finance, Albertus Henditrianto, mengatakan pihaknya telah melakukan swiching sejak tiga bulan lalu yakni dari segmen komersial ke passenger. Ini sebagai langkah antisipasi dari penurunan harga komoditas. Akibatnya segmen komersial di industri mengalami penurunan hingga 30 persen.

“Jadi kami swiching dari komersial ke passenger. MTF punya KPM Mandiri, itu yang kami tawarkan untuk genjot passenger dan COP (car ownership program). Saat ini segmen passenger MTF sudah 65 persen, dimana 5 persen mobil bekas dan motor, dan sisanya 30 persen komersial. Sebelumnya porsi komersial 55 persen dan pasenger 45 persen,” ungkap Hendi.

Dia menambahkan, untuk mendukung pertumbuhan segmen passenger dan COP, pihaknya menggalang sinergi dengan BUMN seperti Kantor POS, PLN, Kereta Api, Telkom, dan Pegadaian. “Customer BUMN itu bagus-bagus, tetapi selama ini tercecer. Kita kumpulkan, kita tawarkan untuk pembiayaan COP dan untuk operasional dan logistik,” kata Hendi.

Ditambahkan Harjanto, selain melakukan swiching segmen pembiayaan, pihaknya juga meng-create market. Antara lain melakukan edukasi ke customer yang biasanya membeli secara tunai untuk beralih ke pembiayaan MTF. Customer disarankan untuk membuka kredit di MTF, dengan membayar sekita 50 persen, sedangkan untuk sisanya mencicil selama 6 bulan dengan bunga 0 persen.

Untuk mendukung berbagai strategi MTF, selain dukungan pembiayaan joint venture dari Bank Mandiri yang saat ini mencapai 70 persen hingga 80 persen dari total pendanaan, MTF tetap mencari sumber dana lain melalaui penerbitan obligasi dan land banking lainnya.

Menurut rencana, MTF Akan melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) Obligasi berkelanjutan II dengan total dana yang akan dihimpun maksimal sebesar Rp 2 triliun. Penerbitan obligasi ini dilakukan secara bertahap, pada tahap pertama akan diterbitkan pada akhir tahun sebesar Rp 600 miliar dan sisanya akan diterbitkan di tahun 2016.

“Tujuan dari penerbitan obligasi ini adalah untuk menambah modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor. Nantinya dana segar yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini akan disalurkan kembali untuk pembiayaan kendaraan bermotor,” ungkap Ade Cahyo Nugroho, Direktur Keuangan MTF.

Ia memperkirakan landing tahun depan mencapai Rp18 triliun. Artinya, target MTF selalu di atas target market. Dia mencontohkan, tahun ini industri turun 20 persen, tetapi MTF bisa tumbuh 10 persen. Sementara NPL MTF saat ini mencapai 1,3 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya. “Tertinggi itu setelah Lebaran. Tetapi trennya terus turun. Kalau NIM 3 persen. Bunga jualan turun, cost of fund juga turun,” tutupnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved