Management

Penjualan Unilever Tembus Rp 34 Triliun

Penjualan Unilever Tembus Rp 34 Triliun

PT Unilever Indonesia Tbk (Unilever) berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 34,5 triliun pada 2014 atau naik 12,2% dari tahun sebelumnya. Kinerja penjualan semua kategori produk Unilever berjalan sangat baik di tengah lemahnya pertumbuhan ekonomi dan volatilitas nilai mata uang di 2014.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Hemant Bakshi mengatakan, pada 2014, divisi foods and refreshments membukukan penjualan sebesar Rp 9,9 triliun, sedangkan home and personal care meraih penjualan Rp 24,6 triliun. Laba usaha 2014 meningkat 8,3% menjadi Rp 7,8 triliun dengan marjin laba usaha 22,5%. Sementara itu, pendapatan per saham naik 7,3 %. “Kami gembira di tengah situasi perekonomian yang berat, perseroan dapat mempertahankan pertumbuhan dua digit yang sehat berkat kekuatan inovasi, strategi harga yang tepat, dan penyempurnaan proses bisnis yang terus menerus,” ujarnya.

Hemant mengatakan, melemahnya nilai rupiah serta kenaikan upah minimum regional (UMR) selama 2014 telah menyebabkan kenaikan biaya-biaya. Namun, peseroan memilih untuk tidak membebankan seluruh kenaikan biaya ini kepada konsumen dan memilih mengimplementasikan berbagai program penghematan. “Langkah ini telah berhasil mempertahankan posisi kami sebagai salah satu FMCG dengan profitabilitas tertinggi di Indonesia,” ujarnya.

Unilever Public Expose 2015

Unilever Public Expose 2015

Menurutnya, pencapaian perseroan atas target yang telah ditetapkan dalam strategi pertumbuhan bisnis berkelanjutan Unilever (Unilever Sustainable Living Plan/USLP) yang pertama kali diluncurkan di 2010. Ini merupakan strategi global untuk membantu Unilever mencapai visinya untuk menumbuhkan bisnis dua kali lipat seraya mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan manfaat positif untuk masyarakat.

Tiga target utama yang ingin dicapai Unilever secara global di 2020 adalah membantu meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia, menekan sampai separuh jejak lingkungan yang ditimbulkan oleh produk-produk Unilever, dan memasok 100% bahan baku pertanian dari sumber berkelanjutan serta meningkatkan penghidupan jutaan orang di seluruh dunia.

“Empat tahun setelah strategi ini diluncurkan, secara global, strategi ini telah membawa semakin banyak dampak positif bagi Unilever, dari segi pertumbuhan bisnis, efisiensi biaya serta kemampuan untuk bertahan di masa depan,” kata dia.

Hemant mengatakan, kini banyak brand Unilever yang masuk kategori sustainable living brands, yakni brand-brand yang memiliki misi dan tujuan lebih dari sekedar memasarkan produk dan yang berkontribusi dalam pencapaian target USLP, antara lain Dove, Lifebuoy, Ben & Jerry’s, dan Comfort atau Molto di Indonesia, ternyata berhasil mencapai pertumbuhan bisnis di atas rata-rata, dengan penjualan dua digit atau hampir dua digit selama tiga tahun terakhir.

Lebih jauh mengenai pencapaian Unilever untuk setiap target, Hemant Bakshi menjabarkan, di area kesehatan dan kualitas hidup, di akhir 2014 Unilever secara global telah membantu hampir 400 orang di seluruh dunia untuk meningkatkan kesehatan dan hygiene mereka melalui berbagai brand. Di Indonesia, target Unilever adalah menjangkau 100 juta orang Indonesia di 2020 untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved