Management Strategy

Pentingnya Kombinasi Data Personal SDM dan Data Bisnis Perusahaan

Pentingnya Kombinasi Data Personal SDM dan Data Bisnis Perusahaan

Seperti apakah masa depan dunia SDM? Demikian pertanyaan pembuka dari Jaqcues Schutte, Direktur Regional APP Thomas Internasional, Australia dalam presentasinya di acara ‘Indonesia Leadership and Human Capital Summit 2014’ yang diselenggarakan oleh NBO Grup dan majalah SWA.

Jacques - APP Thomas - NBO

Menurut Schutte, di masa depan ada sejumlah pekerjaan manusia yang diprediksi akan diambil alih oleh mesin dan komputer yang teknologinya semakin canggih, “Teknologi akan selalu berjalan selangkah lebih maju oleh karena itu manusia harus cepat beradaptasi,” jelasnya. Oleh karena itu, menurut Schutte, pendekatan yang tepat dalam dunia SDM dimasa depan adalah dengan pendekatan ‘talent analytics”. “Sekitar 5 tahun lagi pedekatan talet analytics ini akan menjadi fokus dari perusahaan dalam membina SDMnya,” kata Schutte.

Salah satu hal yang disoroti dalam pendekatan talent analytics ini adalah bagaimana mengukur performa dan potensi SDM dengan tepat. Schutte mencontohkan saat ini masih banyak perusahaan yang percaya bahwa SDM dengan latar pendidikan adalah lulusan dari universitas ternama dan dengan indeks prestasi kumulatif tinggi adalah yang terbaik dari potensi dan performa. Tetapi menuurt Schutte, prestasi didunia pendidikan tidak akan sama dengan dunia pekerjaan. Oleh karena itu universitas ternama dan IPK tinggi bukan satu-satunya indikator kesuksesan SDM dalam dunia kerja.

Dalam talent analytics, salah satu pendekatan yang tepat menuurt Schutte adalah dengan mengkombinasikan data pekerja dan data bisnis perusahaan sehingga dapat membnatu perusahaan dalam mengambil kebijakan atau pun keputusan mengenai SDMnya, pendekatan ini disebut dengan istilah ‘advanced reporting’.

Saat ini menurut Schutte hanya ada sekitar 4 % perusahaan yang telah mempraktekkan ‘advanced reporting’. Salah satunya yang dicontohkan Schutte adalah Google, “Di Google hal tersebut sudah diaplikasikan, sehingga hal yang sepele seperti kalori makan siang pun diatur guna mengontrol performa karyawa selepas jam makan siang, “ jelas Schutte.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved