Management Strategy

Penyakit Cacingan Ancam Golden Period Anak-anak

Penyakit Cacingan Ancam Golden Period Anak-anak

Penyakit cacingan merupakan masalah kesehatan yang menjadi ancaman bagi masyarakat. Data dari Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan menunjukkan rata-rata prevalensi cacingan di Indonesia mencapai 28,12%.

Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Kementerian Kesehatan RI, drg Vensya Sitohang, MEpid mengatakan, infeksi cacingan masih menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita anak-anak Indonesia baik di daerah maupun kota-kota besar.

20151105_110826_resized_1 (1)

“Prevalensi cacingan di Indonesia memang masih tinggi dan menyebar ke seluruh wilayah. Pemerintah Indonesia, terus berupaya untuk mengurangi infeksi cacingan dengan mempromosikan gaya hidup sehat dan sanitasi yang bersih,” ungkapnya dalam acara Gerakan Waspada Cacingan di Taman Mini Indonesia Indah.

Menurut dokter spesialis anak Sri Kusumo Amdani, gejala cacingan muncul ketika cacing sudah berkembang biak dengan jumlah besar di dalam tubuh. Bahkan ia menyebutkan dalam satu cacing bisa bertelur hingga ribuan yang mengakibatkan perkembangan cacing cepat sekali. Tentu hal ini sangat berbahaya terutama pada anak-anak usia di bawah 4 tahun.

“Cacingan sangat berbahaya bagi anak-anak di bawah usia 4 tahun, karena meraka akan kehilangan golden period. Cacing yang berkoloni dalam usus akan mengambil nutrisi dan zat gizi lainnya yang penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak-anak,” paparnya.

Pencegahan perlu menerapkan gaya hidup sehat dan bersih serta mengonsumsi obat cacing enam bulan sekali. Selain itu Organisasi Kesehatan Dunia WHO juga menyarankan agar masyarakat mengkonsumsi obat cacing sekali setahun untuk mereka yang tinggal di lingkungan dengan tingkat prevalensi lebih dari 20% dan dua kali setahun untuk yang lebih dari 50%.

Sementara, untuk mencegah peningkatan prevalensi cacingan di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menetapkan Program Pengendalian Kecacingan Indonesia yang menyasar anak Sekolah Dasar dan balita. Selain itu drg Vensya, mengatakan, langkah untuk mengurangi prevalensi adalah dengan pemberian obat secara masal yang diberikan setahun sekali kepada orang-orang yang berada di populasi berisiko.

“Namun pemberian obat saja tak cukup. Selama masyarakat masih berperilaku tak bersih maka kasus cacingan akan sulit diberantas tapi juga harus diberikan edukasi kepada masyarakat langsung,” katanya.

Vensya berharap ke depannya bisa mendapatkan bantuan dari elemen-elemen di masyarakat seperti Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk turut aktif mempromosikan perilaku hidup bersih sehat.

Untuk diketahui, tanda atau gejala cacingan bisa dilihat dari kurangnya nafsu makan, lesu, perut buncit serta berat badan menurun. Selain itu, nyeri perut, mual-mual, muntah, diare, dan keluarnya cacing dari mulut atau dubur kadang juga disertai gatal di sekitar anus.

Asal tahu saja untuk menghindari cacingan, cara mudahnya dengan menerapkan pola hidup sehat, menjaga kebersihan sanitasi, selalu memakai alas kaki dan sebisa mungkin menghindari kontak langsung dengan tanah dan air keruh serta mengonsumsi obat cacing setahun sekali atau setahun dua kali. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved