Dunia kerja baru yang disitir Deloitte Consulting dalam laporannya, menuntut divisi sumber daya manusia terus berbenah agar tak terus ditinggal karyawan terbaiknya. Globalisasi, perkembangan pesat teknologi informasi, dan perubahan demografis telah menghadirkan masalah baru. Saat ini, batasan antara work dan life semakin samar.

Karyawan hampir selalu terkoneksi dengan pekerjaan mereka seiring makin tingginya penetrasi smartphone yang menawarkan beragam aplikasi mobile. Karyawan juga semakin mudah melirik peluang kerja baru seiring makin populernya situs networking dan pencarian kerja seperti Facebook, LinkedIn, dan JobStreet.

Jangan lupa juga generasi milenial (Gen Y) yang jumlahnya sudah sekitar separuh tenaga kerja, mulai memegang peran penting di perusahaan. Mereka menuntut peran dan jalur kepemimpinan yang lebih cepat. Mereka juga meminta fleksibilitas lebih besar dalam menyelesaikan pekerjaan. Divisi SDM mesti jeli menyikapi tren dunia kerja baru ini.

Menurut Direktur HR Telkomsel, Priyantono Rudito, paradigma tentang divisi SDM harus segera diubah. Divisi tersebut harus menjadi mitra bisnis strategis bila sebelumnya lebih banyak berada di belakang sebagai pendukung. Kedua, HR harus diposisikan sebagai pembangun budaya dan karakter yang kuat ketimbang hanya mengurusi penegakan disiplin.

“Saat ini, inisiatif HR harus menjadi yang pertama dan utama sebelum inisiatif bisnis. Berbagai isu tentang HR ini juga harus segera menjadi perhatian dalam perencanaan bisnis,” katanya.

Jangan sampai perkembangan dunia bisnis yang begitu cepat belakangan ini, tidak diikuti perkembangan HR. Akibatnya sudah jelas, tingkat turnover karyawan bisa melonjak tajam. Atau bahkan, perusahaan sangat sulit mencari karyawan baru yang berkualitas karena sektor industrinya dianggap tidak menarik oleh banyak pencari kerja. (Reportase: Herning Banirestu)