Management Strategy

Petani Swadaya sebagai Wujud Pembangunan Berkelanjutan di Kalteng

Petani Swadaya sebagai Wujud Pembangunan Berkelanjutan di Kalteng

Pemerintah provinsi Kalimantan Tengah bersama dengan Eart Innovation Institute, mengadakan pertemuan terbatas di Hotel Dharmawangsa (26/8). Acara ini mengusung tema Pertemuan Terbatas Tingkat Tinggi “Mendukung Inisiatif Kalimantan Tengah Dalam Rangka Mewujudkan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan dan dibuka oleh Daniel Nepstad, Executive Director Earth Innovation Institute, sebagai penyelenggara acara.

Dalam acara tersebut dipaparkan mengenai Perda No.5 Tahun 2011 tentang pengelolaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan. Ada empat elemen utama Perda, pertama rekognisi terhadap hak-hak masyarakat adat, khususnya masyarakat adat dayak. Kedua, pengelolaan lingkungan hidup dengan kewajiban melaksanakan kegiatan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), kepemilikan sarana prasarana dan sistem pencegahan dan pengendalian kebakaran, serta identifikasi dan perlindungan terhadap kawasan-kawan bernilai konservasi tinggi. Ketiga, adanya peraturan kepada perusahaan yang mengalokasikan sedikitnya 20% dari total luas arel kebun yang diusahakan untuk membangun kebun masyarakan melalui kemitraan. Keempat, pemberian izin usaha yang hanya diprioritaskan pada lahan-lahan kritis untuk dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan.

Salah satu kebun sawit di Kalteng

Salah satu kebun sawit di Kalteng

Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Teras Narang, S.H, para bupati, wakil bupati dan para kepala dinas. Pada sesi akhir acara tersebut, diadakan press confrence selama beberapa menit. Berikut petikan tanya jawab wawancara dengan beberapa pejabat terkait:

Bagaimana Sistem Monitoring perkebunan kelapa sawit di Kalteng?

Sistem pemantauan ini menggabungkan berbagai data, yaitu data spasial dan data lainnya dengan menggunakan sistem informasi geografis dan berbasis internet. Sistem ini juga menyimpan dan mengintegrasi informasi mengenai status kinerja konsesi perkebunan sawit, seperti produktivitas, petani swadaya, perubahan tutupan lahan dan titik panas (hotspots) kebakaran hutan.

Ada berapa perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di Kalteng?

Ir.Rawing Bambang MP Kepala Departemen Perkebunan, provinsi Kalteng: Perusahaan kelapa sawit di Kalteng ada 96, tetapi belum semua beroperasi. Hanya ada 87 perusahaan yang beroperasi, sisanya belum beroperasi terkait izin dan lainnya. (Ir.Rawing Bambang MP kepala departemen perkebunan, provinsi kalteng)

Bagaimana pemetaan petani swadaya di Kotawaringin Barat?

Wakil Bupati Kotawaringin, Bambang Purwanto: Awalnya memang dinas badan yang melakukan pemetaan karena memang terkait dengan perkebunan untuk memfasilitasi masyarakat kita agar mereka juga bisa bekerja memiliki lahan untuk masa depan dia. Selain lahan pertanian tanaman pangan perlu juga lahan perkebunan dan ini yang bisa menjanjikan. Terkait dengan program pak gubernur sedang melakukan pendataan disana dan kami dari pemerintah daerah juga mensupport dan akan memberikan legalitas lahannya dan semua perijinannya sehingga mempermudah petani yang bersangkutan. Dimulai di kotawaringin barat dan kurang lebih sudah ada sekitar 200an lahan dan memang kita dorong untuk para petani untuk membuat kebun secara swadaya dan selain itu juga ada plasma.

Berapa rata-rata jumlah kelapa sawit yang dihasilkan di Kalteng?

Jumlah kelapa sawit yang di hasilkan sekitar 10-15 ton, untuk kepemilikan lahan pribadi sekitar 5 hektar.(EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved