Sepanjang Januari-September 2012, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menyalurkan kredit sebesar Rp 237,7 triliun atau tumbuh 34% year on year (yoy).

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan, pertumbuhan kredit terjadi di semua segmen. Komposisi kredit segmen korporasi, komersial&UKM dan konsumer masing-masing sebesar 33,2%, 39,3% dan 27,5%. Pertumbuhan kredit itu otomatis mendorong peningkatan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) menjadi 65,7%.

“Meningkatnya jumlah masyarakat kelas menangah membuat pertumbuhan kredit konsumer yang signifikan. Kredit konsumer juga didukung oleh rendahnya tingkat suku bunga perbankan,” kata Jahja di Jakarta, Senin (29/10).

Kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 69,3% yoy menjadi Rp 40,4 triliun per September 2012, sedangkan kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 22,0% yoy menjadi Rp 19,3 triliun. Sementara itu, outstanding kartu kredit meningkat 30,1% yoy menjadi Rp 5,7 triliun pada September 2012. Kredit korporasi mencapai Rp 78,9 triliun atau naik 27,2% yoy, kredit komersial&UKM tumbuh 33,0% yoy menjadi Rp 94,3 triliun pada September 2012.

Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap berada di level yang cukup rendah, yaitu 0,4% dengan rasio cadangan yang memadai yaitu lebih dari 380% terhadap total NPL.

“Kami berharap pertumbuhan kredit ini akan terus berlanjut terutama pada segmen kredit konsumer yang menawarkan program-program baru yang menarik seperti KPR suku bunga tetap 8,5% untuk jangka waktu 5 tahun pertama yang diluncurkan pada Oktober 2012 lalu,” katanya. (Lila Intana)