Management

PTBA Pangkas Belanja Rp 4 Triliun

PTBA Pangkas Belanja Rp 4 Triliun

PT Bukit Asam (Persero) Tbk melakukan penghematan anggaran sebesar Rp 4 triliun hingga Desember 2016. Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, sejak dirinya dilantik pada April lalu, penghematan mulai dilakukan. Yakni dari efisiensi investasi sebesar Rp 3,5 triliun dan efisiensi biaya operasional mencapai Rp 500 miliar.

“Iya, totalnya Rp 4 triliun. Jadi ini investasi yang kami kaji yang belum saatnya dilakukan sekarang ini. Jadi efisiensi,” kata Arviyan Arifin di Jakarta Convention Center, Kamis, 8 September 2016.

Presiden Direktur PTBA, Arviyan Arifin, foto : Gustyanita Pratiwi

Presiden Direktur PTBA, Arviyan Arifin, foto : Gustyanita Pratiwi

Arviyan menuturkan, terjadinya penundaan investasi karena melihat kondisi bisnis yang berubah. Dulu ketika mereka mengkaji investasi, kondisi harga komoditas masih tinggi. “Sekarang harga sudah rendah maka investasi ini sudah tidak layak. Makanya kami tunda tanpa mengganggu operasional perusahaan,” kata dia.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Adib Ubaidillah mengatakan asumsi awal dilakukan efisiensi itu salah satunya didasarkan pada penurunan harga batubara. Pada saat asumsi harga itu disusun pada 2013, harga batubara masih berada di kisaran harga US$ 60-70 per ton. Saat ini harganya di kisaran US$ 50 per ton. “Sehingga beberapa rencana investasi yang bisa kami kurangi akan kami lakukan. Misalnya pembangunan perumahan,” kata Adib.

Adib menuturkan, investasi aset yang dilakukan perseroan untuk rencana pembangunan perumahan awalnya ditargetkan dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp 1,5 triliun. Namun saat ditinjau kembali, ada hal yang bisa dihemat sehingga mereka menurunkan target menjadi Rp 500 miliar. Selain itu penghematan juga dilakukan pada beberapa program, seperti investasi pembelian peralatan produksi yang tanpa investasi pun sebenarnya Bukit Asam masih bisa berproduksi.

Dengan adanya efisiensi, emiten berkode saham PTBA itu berharap masih bisa meraup laba paling tidak sama seperti tahun lalu. Meski sebenarnya dari segi pendapatan, produksi, dan penjualan naik pada semester 1 2016.

Menurut Adib, harga komoditas batu bara yang turun sekitar 18 persen pada semester 1 kemarin menyebabkan laba ikut turun. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada semester 1 pendapatan perusahaan meningkat 3,68 persen menjadi Rp 6,75 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 6,51 triliun. Namun laba bersih perusahaan turun 11,71 persen dari Rp 795,16 miliar menjadi Rp 711,7 7 miliar. “Tapi karena efisiensi tadi, (laba bisa sama seperti tahun lalu). Kalau enggak ya udah (rugi),” ujar dia.

Tempo


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved