Management

Pusri, Siapkan Talentanya Memasuki Pasar Bebas

Saifullah Lasindrang, Direktur Keuangan dan Umum PT Pupuk Sriwidjaja.
Saifullah Lasindrang, Direktur Keuangan dan Umum PT Pupuk Sriwidjaja.

Lanskap bisnis pupuk tiga tahun ke depan akan berubah total. Mulai tahun 2024, pemerintah tidak lagi memberikan subsidi kepada pabrik dan produsen pupuk, melainkan akan menyerahkan subsidi langsung kepada petani. PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang tidak lagi ditunjuk untuk menyalurkan pupuk subsidi. Kebijakan produk, distribusi, dan penjualan akan diserahkan kepada mekanisme pasar bebas. Pusri harus siap jualan sendiri; masuk ke pasar bebas dan bersaing dengan produk perusahaan lain, baik domestik maupun impor.

Perubahan lanskap bisnis ini mulai diantisipasi Pusri di Palembang. Saifullah Lasindrang, Direktur Keuangan dan Umum PT Pupuk Sriwidjaja, mengatakan, cepat atau lambat perubahan tersebut pasti akan membawa dampak signifikan bagi pelopor produsen pupuk urea di Indonesia ini. “Kami mulai dengan melakukan perubahan mindset dan kultur mengingat konsep bisnis pupuk pasti berubah; dari produsen centric menjadi consumer centric,” katanya meyakini.

Bagi Saifullah, salah satu bentuk antisipasi adalah dengan mempersiapkan people atau sumber daya manusianya. “Kami mengacu pada value BUMN, yaitu AKHLAK. Jadi, dimulai dengan melakukan internalisasi AKHLAK ini ke karyawan Pusri,” katanya. Hal ini diharapkan menjadi bekal membangun kultur yang dibutuhkan untuk melandasi transformasi bisnis Pusri.

Dengan jumlah karyawan 2.005 orang per 2019, memang bukan hal mudah melakukan internalisasi AKHLAK sekaligus memasukkan nilai-nilai positif dalam paradigma berpikir mereka. Namun, Saifullah optimistis, dengan pendekatan top-down & bottom-up, dan tak henti mengingatkan nilai-nilai AKHLAK: Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif, pola pikir itu lambat laun akan berubah.

Secara spesifik Pusri menyiapkan strategi dan implementasi pemberdayaan SDM-nya. Ada tiga kelompok program pengembangan yang dijalankan. Pertama, Learning & Leadership Development Program. Talenta yang dilibatkan dalam program tersebut adalah Eselon 1, dalam bentuk Executive Leadership Development Program yang berlangsung kurang-lebih enam bulan.

Kedua, Talent Leadership Development Program, yang ditujukan bagi Eselon 2. Program ini dilaksanakan di setiap perusahaan. Seperti diketahui, sejak 2018 program Talent Management Pusri Palembang, sebagai anak perusahaan PT Pupuk Indonesia, telah menjadi benchmark pengelolaan talenta di Pupuk Indonesia (Grup) dan diangkat sebagai program bersama yang dilakukan di seluruh anak perusahaan. Nah, program yang berisi sharing dari mentor, pakar, dan direksi ini pun dilaksanakan di tempat yang berbeda-beda.

Ketiga, Individual Development Program, untuk Eselon 3-5, yang dilakukan di setiap anak perusahaan melalui Managerial Leadership. Program ini berupa breakthrough project, coaching, seminar, kegiatan pembelajaran dalam bentuk lain, dsb. “Intinya, memanfaatkan portal Knowledge Management dalam rangka menambah wawasan bidang teknis/soft skills,“ ujar Saifullah.

Dalam periode pengembangan, talenta didampingi dua mentor, yaitu atasan langsung dan mentor yang dipilih oleh si talenta sendiri agar dia dapat mengakomodasi minatnya. Setelah itu, dilakukan re-mapping competency & performance. Tujuannya,untuk menentukan apakah talenta masih layak berada dalam talent pool atau mesti keluar dari talent pool.

Di luar program-program tersebut, Pusri juga membuka Program Tugas Belajar dan Implementasi Hasil Belajar. Program Tugas Belajar adalah penugasan perusahaan kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan S-2 di dalam negeri atau luar negeri untuk menjawab kebutuhan strategis dan visi Pusri. “Jumlah karyawan yang sedang mengikuti program tugas belajar sampai dengan Oktober 2020 sebanyak 15 orang, di beberapa jurusan program S-2, yaitu Master of Biotechnology, Master of Polymers Colorant & Fine Chemical, Magister Teknik Industri Fokus Supply Chain Management,” papar Saifullah.

Adapun Program Implementasi Hasil Belajar (PINTAR) sasarannya adalah karyawan yang telah menyelesaikan Program Tugas Belajar (S-2). Jadi, karyawan yang telah lulus program S-2 dan kembali ke Pusri akan dipasangkan dengan dua mentor. Karyawan PINTAR akan didampingi mentor menyusun project yang dapat diimplementasikan dalam jangka waktu setahun. Lalu, dilakukan review tengah tahun untuk memonitor pencapaian project. Di akhir periode, dilakukan presentasi di hadapan direksi.

Rencananya, Pusri masih akan mengembangkan program baru, yakni Future Leader Incubation Program, program rencana pengembangan individual dan kelompok, serta Leader Get Leader Program (LEAP). “Untuk LEAP direncanakan akan dimulai di akhir 2020. LEAP adalah program coaching yang dilakukan oleh direksi kepada top talent BOD-1 dan top talent BOD-2.,” Saifullah menjelaskan.

Dengan karyawan yang relatif besar dibandingkan jumlah pabriknya, Saifullah berharap, Pusri menjadi tempat potensial menyiapkan mereka (talenta) masuk ke pasar bebas. “Untuk itu, kami harus menyiapkan lebih banyak karyawan memasuki free market tadi,” ungkapnya. Saat ini 800 ribu ton produk Pusri sudah masuk ke pasar bebas per tahun. “Target kami 900 ribu ton harus kami jual secara free market untuk bersaing dengan pupuk-pupuk lain dari lokal, China, maupun Middle East,” katanya. Saat ini pihaknya sedang menyiapkan teknologi yang paling efisien.

Kini rata-rata produksi Pusri per tahun sebesar 1,2 juta ton pupuk urea dan ratusan ribu pupuk NPK. Adapun jatah wilayah pendistribusian pupuk bersubsidi yaitu Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan sedikit di Jambi.

Disadari Saifullah, tantangan ke depan masih akan sangat besar. Yang terutama, produk Pusri masih mahal harga pokok penjualannya karena dua pabriknya masih menggunakan teknologi lama yang konsumsi energinya lebih boros.

Selain itu, ada pula tantangan di shipping in dan shipping out.Shipping out kami relatif bermasalah. Sungai Musi terjadi pendangkalan setiap tahun, sehingga berpengaruh terhadap kapasitas angkut kapal,” ungkapnya. Sekarang sedang diusulkan untuk memindahkan pabrik ke daerah yang dekat dengan pelabuhan bebas.

”Mudah-mudahan di tahun 2024 tantangan tersebut bisa terjawab sehingga kami bisa masuk di pasar Asia Tenggara seperti saudara kami, Pupuk Kaltim, yang kapasitas angkutnya 40 ribu ton,” Saifullah berharap.

Dyah Hasto Palupi/ Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved