Management Strategy

Relokasi Pabrik, Brantas Abipraya Bangun Apartemen

Relokasi Pabrik, Brantas Abipraya Bangun Apartemen

PT Brantas Abipraya (Persero) adalah perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi dengan lini bisnis utamanya adalah konstruksi waduk dan bendungan. Beberapa proyek yang saat ini tengah dikerjakan, yakni proyek pengendalian banjir di Sungai Ciliwung. Proyek di wilayah Sungai Bengawan Solo, yaitu Waduk Tukul, dan Waduk Bajulmati di ujung Jawa Timur, Banyuwangi.

Adapun, proyek baru yang akan segera dikerjakan adalah pembangunan Waduk Kerto di Aceh Timur yang akan mulai pembangunannya akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, pada 9 Maret mendatang. Pada tahun ini, perseroan siap ekspansi ke sektor properti dan menyiapkan belanja modal hingga Rp 250 miliar, naik dibanding tahun lalu yang hanya Rp 120 miliar.

“Kami ingin menggarap proyek gedung-gedung di Jabodetabek, termasuk apartemen. Perseroan juga akan mengarah ke proyek EPC (Engineering, Procurement, and Construction) dan berpartner dengan kontrak lokal maupun asing,” kata Direktur Brantas Abipraya, Sudi Wantoko di Jakarta.

PT Brantas Abipraya (Persero)

PT Brantas Abipraya (Persero)

Dia menjelaskan, perseroan telah siap memindahkan pabrik beton pracetak (precast) terbesarnya yang berlokasi di Sunter ke Sadang. Kalau di Sunter, luas wilayah pabriknya hanya tiga hektar, di Sadang mencapai 10 hektar.

Perseroan telah menyiapkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk pembangunan pabrik, termasuk pembebasan lahannya. Sebagian dana diambil sebagian dari penerbitan obligasi I Brantas Abipraya senilai Rp 300 miliar dengan tenor tiga tahun.

“Pabrik di Sunter sudah terasa sempit. Pembebasan lahan sudah hampir rampung. Rencananya, tahun ini kami mulai memindahkan pabrik ke Sadang,” kata Direktur Utama Brantas Abipraya Bambang E Marsono.

Selanjutnya, perseroan akan membangun apartemen di bekas lokasi pabrik. Wilayah Sunter punya potensi dijadikan kawasan hunian atau perkantoran karena dekat Kemayoran dan Pelabuhan Tanjung Priok. “Kami akan mengubah pabrik menjadi properti mix-used seperti apartemen, hotel, dan kantor,” katanya.

Untuk mendukung ekspansi usaha, perseroan berencana melepas saham ke publik (IPO). Penerbitan obligasi senilai Rp 300 miliar dengan tenor tiga tahun adalah batu loncatan sebelum melantai di Bursa Efek Indonesia. “Insya Allah, perseroan akan IPO pada tahun 2016. Obligasi ini satu langkah ke sana. Jalan masih panjang. Kami harus mendapat persetujuan dari pemerintah dan juga DPR,” kata Bambang.

Pada tahun ini, Brantas Abipraya menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,6 triliun, meningkat dibanding realisasi tahun lalu yang hanya Rp 2,3 triliun. Dengan adanya carry over kontrak senilai Rp 3,8 triliun pada tahun 2014, total kontrak yang sedang dikerjakan perseroan pada tahun ini mencapai Rp7,4 triliun.

Total nilai pasar konstruksi nasional diperkirakan meningkat menjadi Rp 450 triliun tahun ini dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 360 triliun. Sementara, total indikasi pengembangan infrastruktur, berdasarkan rencana Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) mencapai Rp 1.786 triliun.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved