Management Strategy

Tour de Singkarak Gairahkan Pembangunan Infrastruktur

Tour de Singkarak Gairahkan Pembangunan Infrastruktur

Tak banyak yang mengenal Solok sebelum event Tour de Singkarak digelar tahun 2009 silam. Solok adalah kabupaten dan kota di Padang yang dikenal sebagai daerah yang punya banyak danau. Salah satunya Danau Singkarak yang kesohor dengan balap sepeda TdS.

Selain danau, ada juga kebun teh menawarkan panorama indah. Kebun teh dan sawah dikreasikan dapat menarik minat wisatawan. Alam di Solok dapat dikatakan masih perawan alias belum dicampuri tangan asing.

Selain itu ada bukit bernama Bukit Cambai yang dapat memerlihatkan pesona alam Kota Solok. Bahkan kelima danau di Kabupaten Solok dapat dinikmati keindahannya dari atas bukit tersebut.

Pemerintah Indonesia pantas berterima kasih kepada Sapta Nirwandar yang menggagas Tour de Singkarak. Boleh jadi, kini dia adalah ikon TdS di mata para penduduk Sumatera Barat.

“Rumus promosi ada dua, pertama kita promosikan lalu kita ke luar, dan kedua dipromosikan melalui event. Dan event itu ada dua, yaitu event budaya dan event olahraga. Akhirnya yang olahraga disetujui,” katanya.

Pengamat Pariwisata, Sapta Nirwandar

Pelaksanaan TdS pertama tahun 2009 terbilang sukses karena pemerintah Indonesia mendapat pendampingan teknis dari Amaury Sport Organization sebagai penyelenggara Tour de France. Dampak bagusnya, jumlah kabupaten yang berpartisipasi di ajang ini bertambah dari tahun ke tahun. “Dari semula hanya 5 kabupaten, kini sudah 18 kabupaten yang ikut serta,” katanya.

Setiap kabupaten tidak bisa sembarangan ingin bergabung. Mereka harus memiliki sarana infrastruktur jalan yang bagus karena akan digunakan sebagai penerima start atau finish di setiap perbatasan kabupaten. Pemerintah daerah setempat juga harus memiliki fasilitas akomodasi seperti hotel yang layak.

“Untuk pembangunan infrastruktur jalan dari pemerintah daerah. Tahun lalu sampai Rp40 miliar. Jalan itu kini menjadi kebanggaan masyarakat Sumbar. Pemerintah pusat juga turut membantu sekitar Rp6 miliar untuk mendukung pelaksaan TdS,” katanya.

Sapta memang belum bisa berbangga karena penonton balap sepeda TdS ini masih sedikit. Namun, ajang ini tetap mendapat sorotan jutaan mata penggila balap sepeda dunia, dari TV di lokasi maupun online. Atlet plus ofisial dan wartawan lokal maupun mancanegara juga menjadi media tambahan untuk menceritakan jalannya balapan berikut keindahan panorama alam Sumbar.

“Kini, tantangannya adalah bagaimana agar ajang ini tetap berlanjut. Tour de France bisa berlangsung bertahun-tahun, mengapa ini tidak. Harus ada sebuah sistem agar TdS ini tidak bergantung pada pemerintah. Kalau laku, tentu akan jalan terus,” ungkap Sapta.

Menarik ditunggu partisipasi aktif semua kalangan, mulai dari pemerintah pusat, daerah, dan swasta. Kelancaran penyelenggaraan TdS akan berdampak bagus untuk Solok, dan industri pariwisata Sumbar secara umum. (Destiwati Sitanggang)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved