Management

Sarana Multigriya Finansial, Kembangkan Budaya Inovasi agar Karyawan Tetap Produktif

Sarana Multigriya Finansial, Kembangkan Budaya Inovasi agar Karyawan Tetap Produktif

Tatkala wabah virus corona merebak, pengembangan manajemen sumber daya manusia (SDM) yang efektif dan efisien merupakan tantangan bagi perusahaan. Karena itu, perusahaan membekali SDM-nya agar kompetensi mereka kian mumpuni sehingga bisa membatasi risiko bisnis.

Trisnadi Yulrisman, Direktur Keuangan dan Operasional SMF.
“Kami juga membangun budaya inovasi melalui program inovasi yang diikuti karyawan. Sekarang pengukuran inovasinya benar-benar spesifik. Kami membekali mereka menjadi inovator dalam setiap programnya.” Trisnadi Yulrisman, Direktur Keuangan dan Operasional SMF.

Kendati pandemi masih belum sirna, manajemen perusahaan menggulirkan beragam program pengembangan karyawan, juga menyodorkan benefit dan insentif serta program kesehatan untuk menangkal penularan virus corona. Program SDM seperti demikian berhasil mengerek produktivitas dan kesejahteraan karyawan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero). Inilah yang membuat perusahaan ini berhasil menjadi salah satu perusahaan terbaik dalam survei EOC (Employee of Choice) 2022, yang diselenggarakan oleh Korn Ferry.

Perusahaan yang dikenal dengan sebutan SMF ini adalah perusahaan pembiayaan sekunder yang menyediakan likuiditas jangka panjang kepada lembaga penyalur kredit pemilikan rumah (KPR). Skema bisnis SMF dengan lembaga penyalur KPR itu bussines to bussines (B2B).

SMF merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan tahun 2005 di bawah Kementerian Keuangan. SMF memiliki kontribusi penting dalam menyediakan dana menengah-panjang bagi pembiayaan perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan.

Trisnadi Yulrisman, Direktur Keuangan dan Operasional SMF, mengatakan bahwa mayoritas sektor industri terdampak pandemi. “Menariknya, di sektor perumahan, program KPR meningkat pesat, bahkan melebihi target. Secara nasional itu targetnya hanya 157.500 unit rumah, tapi realiasinya mencapai sekitar 180 ribu. Kami juga terkena dampak positifnya, target perseroan menjadi naik signifikan sesuai dengan porsi,” ungkap Trisnadi.

SMF, sejak 2005, mengembangkan model pembiayaan, terutama untuk refinancing pembiayaan perumahan dan mengembangkan kualitas SDM. “Model bisnis SMF mencerminkan bahwa kualitas pemberian pinjaman ini sangat strategis dan kebutuhan terhadap karyawan tidak terlalu signifikan dari segi jumlah, namun kualitas pegawai sangat penting karena kami menjalin relasi dengan institusi yang rekam jejaknya cukup berpengaruh dalam menyalurkan kredit. SMF harus mempunyai SDM yang memahami penyaluran KPR dan mengelola risiko,” tutur Trisnadi.

Jumlah pegawai SMF per Maret 2022 sebanyak 185 orang. Pegawai tetapnya 110 orang, karyawan kontrak enam orang, dan karyawan alih daya 69 orang. Rasio karyawan milenial SMF cukup tinggi, sekitar 50%-60% dari total karyawan. Jumlah pegawai di Maret 2021 lebih banyak daripada jumlah pegawai 2020 untuk mendukung operasional SMF yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memperluas mandat.

Pada awal 2020, SMF mengidentifikasi pontensi dampak pandemi terhadap kinerja perusahaan dan SDM. Karyawan perseroan tetap bisa bekerja optimal dan mencapai target hingga akhir 2020.

“Dampaknya, dari segi kekaryawanan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mengurangi karyawan. Bahkan, kami melihat ada potensi dan kami harus mengembangkan bisnis. Demand masyarakat membeli rumah masih tinggi, tetapi kami juga memperhatikan sektor supply dari perusahaan yang membangun rumah (developer). Maka, ada perluasan mandat, yakni SMF dimungkinkan memberi pinjaman tidak hanya terkait KPR, tetapi juga kredit konstruksi,” Trisnadi menjelaskan.

SMF merilis kebijakan flexible working system sebagai mekanisme karyawan bekerja di rumah dan tidak mengurangi tingkat produktivitas. Pegawai dibekali laptop. Dari sisi teknologi, SMF memiliki e–office sehingga mekanisme untuk persetujuan, penyampaian informasi atau laporan, juga surat-menyurat di platform digital. Kinerja pegawai terpantau untuk melaksanakan tugas-tugasnya di masa pandemi.

Proses administrasi atau persetujuan direksi terakselerasi walau di ruang virtual. Kemudian, pegawai SMF diberi insentif kesehatan tambahan yang memperbolehkan mereka menggunakan dana kesehatannya tersebut untuk membeli vitamin.

“Kami juga biasanya menyediakan makan siang. Kami buat paket makan siap saji yang dikirimkan kepada karyawan tatkala WFH di rumah, memberikan sembako, dan lainnya,” ungkap Trisnadi. Manajemen SMF tetap memberikan bonus dan tunjangan kinerja, serta tidak mengurangi jumlah pegawai. Perseroan justru menambah karyawan di masa pandemi. Produktivitas pegawai kian ciamik.

Trisnadi menerangkan, ukuran tingkat produktivitas pegawai SMF adalah membandingkan revenue serta laba bersih dengan jumlah karyawan yang direkrut. “Dari tahun ke tahun itu cenderung meningkat dalam arah yang positif sehingga penambahan jumlah karyawan itu mampu membantu peningkatan dari sisi pendapatan maupun laba bersih yang diperoleh perusahaan,” katanya.

Untuk mengerek produktivitas pegawai, dewan direksi dan pimpinan unit-kerja rutin menggelar rapat untuk menetapkan target kinerja dan meninjau ulang pencapaian. SMF membangun budaya coaching dan monitoring dari jenjang terbawah hingga pimpinan. Perseroan pun menjalin komunikasi dengan para mitra bisnis dan rutin melaksanakan survei kepuasan pelanggan.

“Yang paling utama, kami juga membangun budaya inovasi melalui program inovasi yang diikuti karyawan. Sekarang pengukuran inovasinya benar-benar spesifik. Kami membekali mereka menjadi inovator dalam setiap programnya,” kata Trisnadi. Manajemen SMF memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi di ajang inovasi internal ini.

Penghargaan materi dan nonmateri juga diberikan kepada karyawan yang kinerjanya bagus. Misalnya, unit kerja tertentu ditugaskan ke luar kota sebagai bentuk apresiasi manajemen terhadap kinerjanya yang apik. “Mereka diberi aktivitas ke luar kota. Mereka bebas memilih tujuannya sehingga mereka bisa bangga bahwa pencapaian mereka dihargai,” Trusnadi mengungkapkan.

Kini, pandemi relatif mereda pasca-puncak kasus Omicron di Februari 2022. Kegiatan karyawan kian semarak. Komunitas di SMF mulai tumbuh, seperti komunitas sepeda dan olahraga bersama.

“Di bulan puasa ada tauziyah via Zoom, karyawan banyak yang mengikuti, juga bukber (buka bersama) online. Bahkan, di periode lalu ada year end gathering karena pencapaian SMF mendekati atau mencapai target. Ada pula employee gathering, family gathering. Beragam kegiatan ini menimbulkan sense of belonging dari seluruh karyawan,” Trisnadi menjelaskan.

Total ekuitas SMF pada 2021 naik 22,68%, menjadi Rp 14,21 triliun dari Rp 11,4 triliun di 2020. Pada periode ini, aset perseroan terkerek 3,75%, senilai Rp 33,7 triliun dari Rp 32,5 triliun. Adapun kegiatan penyaluran pinjaman naik menjadi Rp 8,8 triliun dari Rp 6,4 triliun. (*)

Vina Anggita & Vicky Rachman

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved