Management Strategy

Segera Dibentuk, Holding Pilkita & Deltomed

Segera Dibentuk, Holding Pilkita & Deltomed

Produk herbal, Pilkita, sangat melegenda di Indonesia. Kemasyuran produk yang telah berusia lebih dari 61 tahun ini adalah buah kerja keras Purwanto Rahardjo, pendiri sekaligus CEO PT Marguna Taraluta APK Farma. Sukses di Pilkita, produk jamu lain pun dilempar ke pasar seperti jamu untuk hipertensi, galian singset, tolak angin, dan sebagainya.

Anaknya yang kedua, Mulyo Rahardjo juga berhasil mengembangkan Deltomed Laboratories, perusahaan jamu pesaing asal Kalimantan yang nyaris bangkrut. Obat herbal mereka seperti Antangin, Rapet Wangi dan Pil Tuntas laku keras dan telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta mendapat sertifikat National Sanitation Foundation (NSF) di Amerika Serikat.

Anak ketiganya, Junius Rahardjo, juga sukses membangun PT Tri Rahardja (Javaplant). Dari perusahaan inilah, Deltomed Laboratories dan Marguna mendapatkan pasokan ekstrak herbal alam Indonesia. Omsetnya, tahun 2014 mencapai US$20 juta dengan volume produksi ekstrak 150-250 ton. Sebagian besar produk mereka diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang.

Purwanto Rahardjo, Founder dan CEO PT Marguna Tarulata APK Farma, produsen Pilkita

Purwanto Rahardjo, Founder dan CEO PT Marguna Tarulata APK Farma, produsen Pilkita

Ke depan, Purwanto berencana mendirikan holding untuk ketiga perusahaan milik keluarganya, Marguna, Deltomed Laboratories, dan PT Tri Rahardja, karena pemegang sahamnya terkait, antarsaudara. Junius punya saham terbesar di PT Tri Rahardja, sementara Mulyo terbesar di Deltomed.

“Rencananya, satu atau dua tahun lagi. Nanti, Mulyo yang akan menjadi pemimpinnya karena ini adalah idenya. Dia juga anak yang paling besar. Dia juga punya kemampuan (bagus dalam berbisnis),” ujarnya.

Dengan dibentuknya holding, dia barharap nantinya akan ada yang melanjutkan mengelola PT Marguna, produsen Pilkita, yang didirikannya. Pilkita sendiri ditemukan oleh Ki Hajar Sukowiyono, seorang wartawan yang pernah merasakan jeruji besi karena idealisme-nya yang tinggi di zaman Presiden Soekarno. Saat itu, Pil Kita diproduksi secara home industri di Surabaya.

Namun, pada awal tahun 1960, Pil Kita berhenti berproduksi. Berkat bantuan Wono Santoso, pemilik jamu Air Mancur, Purwanto dapat bertemu dengan Ki Hajar di Slawi, Tegal. Di hadapan Ki Hajar, ia menyatakan keinginannya untuk melanjutkan produksi Pilkita. Ki Hajar pun mengizinkan dengan catatan, Purwanto harus jujur dan memiliki keberanian.

Untungnya, Purwanto tak sulit memasarkan Pilkita kembali. Selain produknya telah dikenal masyarakat, pangsa pasar yang dibidik tak bergeser dari pola lama. Ia mempertahankan agen-agen dan grosir yang memasarkan Pilkita sebelumnya. Ia juga mengangkat sejumlah distributor khusus yang hanya menjual Pilkita. Para distibutor itu diberi kepercayaan penuh untuk mendistribusikan obat herbal tersebut dan mengembangkan pasar di wilayah masing-masing. Hingga, akhirnya Pilkita sukses seperti sekarang. (Reportase: Aulia Dhetira)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved