Management

Situasi Sulit, Embee Jaga Kestabilan Ekspor

Situasi Sulit, Embee Jaga Kestabilan Ekspor

PT Embee Plumbon Textile berusaha agar kinerja ekspor yang tumbuh 3-4% per tahun tetap terjaga di tengah kondisi perekonomian global yang tidak terlalu menguntungkan. Salah satu strategi yang diterapkan eksportir benang tersebut adalah dengan menggandeng perusahaan trading dunia untuk menjaga stok.

Sanjay Jain, Chief Marketing Advisor PT Embee Plumbon Textile, mengatakan, kondisi ekonomi saat ini memang belum baik. Sebagian besar konsumen Embee mengalami situasi yang sulit. Profitabilitas turun, kondisi pasar tidak terlalu kondusif, dan banyak sentimen negatif. Sejauh ini, memang tidak ada orderan yang dibatalkan. Hanya saja, mereka selalu meminta harga yang lebih murah.

“Kami berusaha mencari jalan lain selain memberikan harga lebih murah karena mereka butuh support dari kami dan kami butuh support mereka. Kami berharap situasi akan lebih baik ke depannya. Kami tetap menjaga kestabilan ekspor,” katanya.

Sanjay Jain, Chief Marketing Advisor PT Embee Plumbon Textile.

Sanjay Jain, Chief Marketing Advisor PT Embee Plumbon Textile.

Menurut dia, ada sejumlah langkah yang dilakukan Embee untuk menjaga kestabilan ekspor. Pertama, bekerja dengan beberapa perusahaan trading dunia yang menjaga stok benang Embee dan membiayai konsumen kecil yang tidak bisa mengimpor apabila volumenya sudah 1 kontainer. Hal ini membuat produk Embee tersedia di target pasar.

Kedua, memiliki beberapa agen di sejumlah negara yang bertugas mempromosikan produknya. Hal ini membantu mengatasi permasalahan perbedaan bahasa secara lebih efektif. Juga, membantu Embee mengontrol beberapa aspek dalam bisnis, seperti keamanan pembayaran.

Ketiga, bekerja sama dengan penyuplai fiber yang juga mempromosikan produk Embee melalui kanal yang mereka miliki dengan ikut serta dalam beberapa pameran. Keempat, berpartisipasi untuk mendapatkan lisensi dari penyuplai mesin Embee.

“Secara kuantitas, ekspor kami saat ini naik 3-4% per tahun. Secara nilai tidak banyak karena harga komoditas juga masih turun sehingga bahan mentah ikut turun,” kata dia.

Sepanjang 2015, ekspor Embee mencapai 28.440 ton dan pasar lokal 10.387 ton. Pada 2014, ekspor 26.824 ton dan lokal 9.861 ton. Lalu pada 2013, ekspor 26.346 ton dan lokal 8.526 ton.

Nilai ekspor pada 2013 Rp1,029 miliar, 2014 sebesar Rp1,062 miliar, dan 2015 sebesar Rp1,135 miliar. Untuk produksi, pada 2013 mencapai 34.872 ton, 2014 sebanyak 36.685 ton, dan 2015 sebesar 38.827 ton.

“Kami telah memperluas pasar baru di luar negeri, yakni Estonia dan Eropa Timur seperti Polandia, dan beberapa daerah di Amerika seperti Guatemala,” ujar Sanjay.

Embee Plumbon Textile berdiri pada 1999 dan memiliki pabrik di Cirebon yang saat ini luasnya mencapai 44 hektare. Embee mulai mengekspor benang pada 1999 ke 47 negara, di antaranya Afrika Selatan, Australia, Argentina, Bulgaria, Mesir, Jerman, Swiss, Jepang, Vietnam, Amerika Serikat, Inggris, Filipina, Kolombia, Kanada, Polandia, Aquator, Tunisia, Turki, Korea Selatan, Maroko dan Sri Lanka.

“Kami membuat lebih banyak produk spesial, produk yang bukan jenis komoditas. Hal ini yang membuat kami tetap tumbuh,” ujarnya.

Embee menargetkan untuk menggandakan produksi dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Perseroan juga sedang melakukan proyek hijau di Majalengka seluas 20 ha sebagai bagian dari rencana mencapai target 80% untuk pasar ekspor dan menggantikan ketergantungan pada impor bahan baku. Embee juga akan fokus pada produk value added berkualitas tinggi, seperti produk benang melange, benang finer, dan benang tencel blanded.

“Tim research and development kami fokus pada pengembangan produk untuk pasar ekspor. Inovasi produk adalah kunci utama. Kami juga rutin mengikuti pameran tekstil internasional, baik sebagai exhibitor maupun pengunjung,” kata dia.

Untuk pembuatan benang, Embee menggunakan tiga bahan baku, yaitu kapas, viscose dan poliester. Untuk kapas, Embee mengimpor sepenuhnya karena di Indonesia tidak ada penyuplainya. Untuk viscose, sebagian impor; sedangkan poliester, 100% lokal. (Reportase: Maria Hudaibyah Azzahra)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved