Management Profile Company Strategy

Sri Ratu, Besar Berkat Terobosan

Sri Ratu, Besar Berkat Terobosan

Pasaraya Sri Ratu (Sri Ratu) adalah pusat perbelanjaan besar di Semarang. Dua sejoli Tresno Santoso dan Tutik Santoso mendirikan Sri Ratu pada 28 Juli 1986 silam di Jalan Pemuda No 29-33, Semarang.

Keduanya terinspirasi dari pengalaman beberapa tahun sebagai salesman, berkeliling Pulau Jawa dan Bali. Sri Ratu saat itu merupakan satu-satunya store yang menjajakan produk impor. Sejak saat itu, mereka punya nasabah fanatik.

“Keyakinan kami didasari teman-teman dan saya sendiri yang sering belanja ke Jakarta bahkan ke Hong Kong untuk kebutuhan fesyen,” kata President Director Sri Ratu Group, Resturiady Tresno Santoso.

Sejak saat itu, keduanya terbersit memiliki sebuah toko yang menyediakan kebutuhan konsumen dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kehadiran toko modern akan menambah bagus citra Kota Semarang.

Sejak Pasaraya Sri Ratu berdiri, bisnis ritel store mereka menggurita. Pada tahun 2004, mereka telah memiliki jaringan 8 toko berkat kegigihan mereka membuka 1 gerai store baru setiap 2 tahun.

Shopping Center Sri Ratu Semarang

Shopping Center Sri Ratu Semarang

Rinciannya, 2 toko di Semarang yang didirikan pada tahun 1986 dan 1988, 1 toko di Purwokerto (1989), 2 toko di Pekalongan (1990 dan 2003), 1 toko di Madiun, 1 toko di Kediri (2000), dan 1 toko di Tegal (2004).

“Sri Ratu adalah pelopor toko modern di setiap daerah dengan konsep Department Store dan Supermarket,” kata Tresno.

Namun, perjalanan bisnis mereka penuh onak dan duri. Omset sangat bergantung pada sejauh mana pertumbuhan ekonomi daerah mampu meningkatkan daya beli masyarakatnya.

Kehadiran peritel nasional dan asing dengan modal besar, jaringan kuat, dan sistem logistik bagus, menjadi tantangan tersendiri. Misalnya saja, Carrefour (sekarang Transmart) dan Hypermart yang mulai agresif masuk ke daerah.

Mau tak mau, mereka harus punya strategi jitu agar mampu bertahan. Mereka jeli membaca pasar sehingga mampu memiliki pelanggan yang loyal. Sri Ratu juga mengincar daerah-daerah yang belum dimasuki peritel nasional.

Uniknya, Sri Ratu Group punya filosofi “merangkul musuh”, terutama untuk pusat perbelanjaan yang dibangun sendiri. Mereka menyewakan 1 store di Pekalongan kepada Carrefour (sekarang Transmart) pada 2008.

Store di Jl MT. Haryono, Semarang pun ditutup pada tahun 2012 karena berdampingan dengan mal sehingga hasilnya tidak lagi menguntungkan. Gedung kemudian disewakan.

“Pada 2012, Hypermart menjadi penyewa besar di Pacific Mal Tegal yang dikelola Sri Ratu Group. Namun, Sri Ratu Dept Store tetap beroperasi,” kata dia.

Store di Kediri dikembangkan menjadi Kediri Mal pada 2010. Lima tahun berselang, Transmart dan Hypermarket lagi-lagi menjadi penyewa besar di sana. Namun, Sri Ratu Dept Store tetap beroperasi. (Reportase: Sri Niken Handayani)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved