Management Strategy

Strategi Agresif-Selektif Bawa Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 238 Miliar

Oleh Admin
Strategi Agresif-Selektif Bawa Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 238 Miliar

Pada tahun 2013 PT Elnusa Tbk. hampir mengalami kebangkrutan. Perseroan lantas bekerja keras untuk mengubah keadaaan. Strategi agresif dan selektif dilakukan. Hasilnya positif, Elnusa berhasil menutup tahun lalu dengan kenaikan laba bersih kepada entitas induk mencapai 86 persen.

Detailnya, per akhir tahun 2013, perseroan membukukan pendapatan usaha sekitar Rp 4,1 triliun. Merosot dibandingkan perolehan tahun 2012 yang tercatat sekitar Rp 4,8 triliun. Dengan demikian, pendapatan menurun 14 persen. “Terjadinya penurunan pendapatan sebesar 14 persen menjadi Rp 4,1 triliun terutama disebabkan oleh beberapa kendala pada bisnis seismik, serta dikuranginya porsi pendapatan dari bisnis-bisnis downstream yang memiliki marjin rendah,” terang Nurkholis, Vice President of Corporate Finance Elnusa, di Jakarta, Senin (10/3/2014). elnusaBeban pokok pendapatan turun lebih besar dari penurunan pendapatan usaha, yakni sebanyak 18 persen, dari Rp 4,2 triliun menjadi Rp 3,5 triliun. Sementara itu, laba usaha naik 16 persen dari Rp 252 miliar menjadi Rp 293 miliar. “Kemudian, laba bersih ke entitas induk berhasil naik 86 persen dari tahun lalu (2012), dari sebelumnya Rp 128 miliar menjadi Rp 238 miliar,” ungkap Fajriyah Usman, Sekretaris Perusahaan Elnusa, menambahkan.

Perseroan pun mencatatkan hasil yang mengesankan dalam hal kas. Nurkholis mengatakan, posisi kas perusahaan membaik yang ditandai dengan kas dan setara kas Rp 1,3 triliun dan kas hasil operasi Rp 753 miliar pada tahun 2013. Ia juga menyebutkan, perseroan berhasil melakukan pelunasan pinjaman bank sebanyak US$ 36 juta di tahun lalu, sehingga pinjaman bank menurun dari US$ 98 juta menjadi US$ 62 juta. Tidak ada lagi utang modal kerja yang dimiliki Elnusa karena telah dilunasi sebelumnya. “Hal ini berarti modal kerja Elnusa dapat dibiayai sepenuhnya oleh kas internal. Dengan posisi kas seperti sekarang, secara teknis Elnusa sudah mampu menutupi keseluruhan utang berbunga yang dimiliki,” tutur dia.

Lantas apa yang bisa membuat perusahaan bisa mendapatkan kenaikan laba, sementara pendapatan turun? Fajriyah menuturkan, “Kami berhasil melakukan suatu turnaround yang cukup baik atau sukses. Karena awalnya, di pertengahan 2013, kami hampir mengalami bangkrut atau krisis keuangan. Kas operasi kami sempat defisit Rp 200 miliar.”

Perseroan melakukan perubahan di sejumlah bagian, seperti pada struktur biaya dan struktur pendanaan. Manajemen Elnusa pun menerapkan strategi selektif dan agresif. Selektif maksudnya, perseroan perlahan-lahan mengurangi porsi pendapatan dari bisnis yang memiliki marjin rendah. “Kami mencoba lebih selektif mengembangkan bisnis yang profitable,” kata dia.

“Kedua strategi agresif, di mana kami coba lebih fokus untuk bisnis yang memiliki marjin cukup tinggi,” tandas Fajriyah. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved