Management Strategy

Strategi Kemendag Capai Ekspor US$ 190 Miliar di 2014

Oleh Admin
Strategi Kemendag Capai Ekspor US$ 190 Miliar di 2014

Kementerian Perdagangan berharap nilai ekspor di tahun 2014 bisa mencapai apa yang telah diraih tahun 2012, yakni sebesar US$ 190 miliar, atau lebih dari itu. Sejumlah strategi telah disiapkan demi mewujudkan harapan tersebut. Pihak kementerian menyatakan, upaya pengembangan eskpor Indonesia pada tahun ini akan ditingkatkan melalui rangkaian kebijakan dan program yang difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan produk ekspor Indonesia.

ekspor

Demikian diungkapkan Nus Nuzulia Ishak, Direktur Jenderal PEN Kementerian Perdagangan, pada konferensi pers mengenai “Program Pengembangan Ekspor,” yang berlangsung Rabu (8/1/2014), di Kementerian Perdagangan, Jakarta.

“Total ekspor Indonesia untuk periode Januari–November 2013 mencapai US$ 165,6 miliar. Angka ini diharapkan dapat meningkat hingga US$ 179 miliar sampai dengan akhir tahun 2013,” terang Nus. Sebagai informasi, realisasi ekspor nasional untuk tahun 2013 baru bisa diketahui pada bulan Februari. Data tersebut biasanya disampaikan oleh Badan Pusat Statistik pada awal bulan.

Harapan nilai ekspor sebesar US$ 179 miliar pada tahun lalu masih di bawah realisasi tahun 2012 dengan angka US$ 190 miliar. Kementerian Perdagangan pun optimis kinerja ekspor Indonesia akan lebih baik di tahun ini. Nus berharap, nilai ekspor Indonesia tahun 2014 minimal dapat menyamai nilai ekspor di tahun 2012 atau naik minimal 5 persen. Hal ini dimungkinkan seiring dengan semakin intensifnya kebijakan pemerintah dalam mendukung peningkatan kapasitas dan daya saing eksportir Indonesia.

Strategi apa yang akan ditempuh Kementerian Perdagangan demi menggenjot ekspor?

Pada tahun ini, jelas dia, kementerian akan melaksanakan 179 kegiatan promosi secara intensif dan terkoordinasi, baik di dalam dan luar negeri. Sebanyak 55 persen dari kegiatan tersebut akan dilaksanakan di wilayah pasar non tradisional, sedangkan 41 persen di wilayah pasar tradisional, dan sisanya dilaksanakan di dalam negeri.

“Sejalan dengan tujuan Ditjen PEN untuk meningkatkan ekspor non migas Indonesia, kami telah menetapkan 179 program kegiatan promosi bersinergi dengan perwakilan Indonesia di luar negeri. Kegiatan tersebut mengambil format partisipasi pada pameran internasional, pelaksanaan misi dagang, dan in-store promotion. Di samping itu, Ditjen PEN juga kembali akan menyelenggarakan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-29 pada tanggal 8–12 Oktober 2014 dan mendukung kegiatan promosi di dalam negeri,” kata Nus menjelaskan.

Kegiatan promosi di luar negeri yang dilakukan Kementerian Perdagangan ditentukan berdasarkan informasi dan masukan mengenai pasar tujuan ekspor yang telah dikompilasi baik oleh Ditjen PEN maupun perwakilan Kementerian Perdagangan di luar negeri, yaitu 19 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), 24 Atase Perdagangan, Konsul Dagang di Hong Kong, dan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei. Perwakilan perdagangan serta fungsi ekonomi perwakilan Indonesia lainnya dapat membantu mempercepat pengembangan ekspor Indonesia dengan memperkaya informasi mengenai pasar tujuan ekspor.

“Penguatan kemampuan eksportir Indonesia melalui pemberian informasi tentang pasar internasional, serta layanan kepada pembeli luar negeri yang berdasarkan permintaan perlu terus ditingkatkan. Dengan pertimbangan itu, maka Ditjen PEN menyediakan fasilitas Customer Service Center yang terletak di Gedung Utama, lantai 2, Kementerian Perdagangan.”

Sebagai salah satu cara mendorong ekspor, Nus menyampaikan, kementerian telah bekerja sama dengan Trade Facilitation Office (TFO) Kanada dalam mengadakan Coaching Program sejak tahun 2010. Total UKM yang telah difasilitasi sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 275 UKM. Sedangkan pada tahun 2014, target pesertanya adalah sebanyak 120 UKM. “Tujuan dari Coaching Program ini adalah agar para UKM potensial mampu menjalankan bisnis ekspor secara efektif dengan melakukan pembenahan dan penyempurnaan atas manajemen dan produksi. Dalam program ini juga dilakukan pendampingan saat berlangsungnya proses ekspor,” ujar Nus.

Kerja sama antara Ditjen PEN dengan kantor promosi dagang internasional (TPO), baik yang berasal dari kawasan Amerika Utara, Afrika, Asia, Eropa, dan Timur Tengah telah terjalin dan mulai direalisasikan guna meningkatkan ekspor non migas Indonesia. Selain itu, Ditjen PEN juga bekerja sama dengan asosiasi dan organisasi internasional lainnya guna meningkatkan kapasitas eksportir dan meningkatkan promosi produk Indonesia.

Sementara itu, dari sisi peningkatan kapasitas SDM eksportir, pada tahun ini, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) menargetkan pencapaian jumlah peserta pelatihan sebanyak 4.360 orang dengan jumlah angkatan sebanyak 119. BBPPEI merupakan salah satu unit terkait di bawah Ditjen PEN yang memiliki peranan penting dalam mendukung upaya peningkatan ekspor non migas melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang perdagangan internasional, khususnya ekspor.

Selain dari sisi peningkatan kapasitas SDM eksportir dan informasi ekspor, Ditjen PEN juga memfasilitasi eksportir dan UKM dalam melakukan pengembangan dan adaptasi produk guna meningkatkan kualitas dari produk ekspor utama dan produk potensial. Hal ini dapat dicapai antara lain dengan adanya program Designer Dispatch Service (DDS). DDS adalah program yang mempertemukan desainer dengan produsen guna meningkatkan kualitas desain suatu produk untuk menyesuaikan dengan selera pasar tujuan ekspor.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved