Chief Economist Tanamduit, Ferry Latuhihin, mengatakan seiring dengan adanya perkembangan cara dan teknologi untuk berinvestasi, pertumbuhan jumlah nasabah secara individu maupun korporasi pun menjadi hal yang tidak terelakan.

Kesadaran akan kebutuhan di usia pensiun menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat di Indonesia untuk berinvestasi sejak dini. Tanamduit menjadi salah satu teknologi berbasis aplikasi yang dapat membantu para investor dan calon investor untuk mengelola keuangan mereka.

Menurutnya, Indonesia akan menjadi salah satu negara di Asia yang perekonomiannya berpotensi besar di tahun 2020. Pasalnya, ia menilai iklim invetasi di Indonesia akan stabil di tahun 2020.

Walupun laju pertumbuhan ekonomi global diprediksi melambat karena bebagai faktor seperti geopolitik, perang dagang Amerika-Tiongkok, regulasi dari bank dunia, dan faktor X. “Ini saatnya untuk berinvestasi di pasar modal, ekonomi Amerika Stagnan, maka investasi akan bergerak ke Asia, terutama ASEAN,” jelasnya.

Fund Manager First State Investments Indonesia, Guntur Prasetyo, melihat perang dagang AS dan China sudah mulai mereda. Pasalnya, tidak menguntungkan bagi mereka. Selain itu, investor asing akan memilih emerging market yang lebih domestic oriented artinya memiliki kekuatan dikonsumsi domestiknya.

“Jadi dengan mendorong tumbuhnya iklim investasi agar dapat menyumbang pembangunan ekonomi di Indonesia,” tuturnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id