Management Strategy

Upaya Perusahaan Tekstil Indonesia Perbesar Ekspor ke AS

Oleh Admin
Upaya Perusahaan Tekstil Indonesia Perbesar Ekspor ke AS

ilustrasi pameran

ilustrasi pameran

Paviliun Indonesia hadir kembali dalam pameran Sourcing@Magic (SM) 2013 yang diselenggarakan pada 18-21 Agustus 2013 di Las Vegas, Amerika Serikat. Indonesia menampilkan ‘Paviliun Indonesia’ yang dihiasi dengan dekorasi cantik khas Indonesia bertema “Trade with Remarkable Indonesia.”

Pada pameran ini, kantor Atase Perdagangan di Washington DC bekerja sama dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Los Angeles dan Chicago mendatangkan delapan perusahaan tekstil, garmen, dan aksesoris dari Indonesia. Kedelapan perusahaan tersebut adalah PT Jaba Garmindo, PT Hakatex, PT Ind-Konnect Pearl of Silk, PT Leginayba, PT Kalyana Indonesia, Laga Designs International, PT Baguda Wear, dan PT Excellence Qualities Yarn.

Atase Perdagangan Indonesia di Washington DC, Ni Made Ayu Marthini, mengungkapkan, dalam pameran kali ini, Paviliun Indonesia menampilkan beragam produk tekstil. “Ada bahan baku berupa benang, atau produk jadi seperti tas dan dompet kulit, sweater, aksesoris, hingga produk inovatif, yaitu batik lamtik (kain tenun sulam batik),” urainya.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di AS memiliki potensi luar biasa.“Tahun lalu, total ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia ke AS senilai US$ 5,1 miliar, dan termasuk dalam lima besar. Mengingat potensi pasar domestik AS yang cukup besar, tentunya nilai ekspor tersebut dapat lebih ditingkatkan dengan melakukan promosi yang baik melalui pameran-pameran bertaraf internasional seperti Sourcing@Magic ini,” tambah Made.

Pameran SM merupakan segmen pameran bagian dari Magic Trade Show dan pameran tekstil dan produk tekstil terbesar di wilayah Amerika Utara. Magic Trade Show dibagi menjadi beberapa segmen, yaitu WSA-sourcing untuk produk sepatu, Sourcing@Magicsourcing untuk produk TPT, WWD-produk garmen, Home-produk aksesoris rumah, Platform -produk sepatu, Pool Trade Show-produk baju-baju renang, dan Magic Men’s-produk khusus baju pria.

Pada tahun 2013 ini, India menjadi Focus Country dengan menghadirkan 120 booth. RRT menjadi negara terbesar dalam pameran kali ini dengan 618 booth. Selanjutnya ada Pakistan (31 booth), Vietnam (15), Bangladesh (21), Hong Kong (27), Taiwan (21), Indonesia (8), dan Laos (1).

Keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini ternyata telah memberikan dampak positif bagi industri TPT di dalam negeri, seperti yang dialami oleh PT Baguda Wear, perusahaan jaket dan tas kulit asal Banyuwangi, Jawa Timur. “Sejak konsisten mengikuti pameran ini dari tahun 2012 lalu bersama Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, kami mengalami pemesanan yang terus meningkat dari pelanggan kami di AS. Untuk memenuhi permintaan ini, kami terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi dan bahkan kami telah menambah jumlah pegawai sekitar 1,5 kali lipat dalam kurun waktu 2 tahun terakhir,” ujar Roger, pemimpin PT Baguda Wear yang turun langsung ke pameran.

Sebagai tempat bertemunya eksportir dan importir tekstil dan produk tekstil, SM 2013 diharapkan dapat lebih mendorong ekspor Indonesia ke AS. Menurut Made, tidak hanya perusahaan besar, perusahaan yang baru berkembang pun mendapatkan sorotan di pameran ini karena distributor dan peritel dari AS dan negara lainnya sedang gencar-gencarnya mencari produk baru yang berkualitas dan inovatif. “Salah satu contoh yang mendapat sambutan positif adalah batik lamtik karya Simon Lenan. Produk ini mendapatkan perhatian khusus dari pengunjung, bahkan ada beberapa potential buyers yang akan datang langsung ke Yogyakarta untuk melihat langsung proses pembuatannya dan menjadi buyers tetap,” jelas dia.

Melihat potensi Indonesia tersebut dan beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Vietnam, pihak penyelenggara pameran berencana untuk menjadikan negara-negara ASEAN sebagai Focus Country pada pameran SM tahun 2014. Indonesia perlu memanfaatkan peluang tersebut dan berupaya untuk mempersiapkan semaksimal mungkin, dengan memperbesar Paviliun Indonesia dan meningkatkan kualitas peserta yang akan berpartisipasi di pameran mendatang.

Made mengungkapkan bahwa hingga hari kedua pameran tercatat sekitar 71 potential buyers yang berminat terhadap produk-produk Indonesia dengan total pesanan mencapai US$ 163.000. Menurutnya, hal tersebut cukup mencerminkan animo yang besar dari pasar AS terhadap produk TPT Indonesia. “Langkah selanjutnya yang akan kami lakukan adalah menindaklanjuti inquiry dengan mengirimkan barang contoh, berkomunikasi dan mengembangkan produk, agar produk Indonesia dapat diterima oleh pasar AS yang semakin hari semakin kritis,” tambahnya. Ia pun menyebutkan, kunci keberhasilan dalam bersaing di pasar AS adalah konsistensi dalam mempromosikan produk, peningkatan kualitas, serta kemampuan dalam memahami selera dan karakteristik pasar AS. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved