Management Trends

Pasar AS dan Eropa Jenuh, BT Cocoa Fokus Asia

Pasar AS dan Eropa Jenuh, BT Cocoa Fokus Asia

Tak hanya kaya akan rempah-rempah, coklat asal Indonesia pun memiliki cita rasa yang khas. Sehingga, paling dicari dan kini menjadi satu dari tiga produsen kakao terbesar di dunia. Produk setengah jadi seperti cocoa butter yang lebih keras dan crunchy digemari di seantero Eropa dan Amerika.

Inilah keunggulan Indonesia yang benar-benar dimanfaatkan PT Bumitangerang Mesindotama (BT Cocoa) yang mulai menggeluti industri pengolahan biji kako sejak tahun 2001 silam. Hanya dalam kurun empat tahun, mereka sudah berani menggelontorkan investasi besar untuk mengganti seluruh mesin produksi di pabrik pertamanya berdiri tahun 2002.

Dengan mesin buatan Eropa, mutu dan kualitas produk bisa dijaga baik. Maklum, 84% produk diekspor keluar negeri di lebih dari 50 negara, seperti China, Thailand, Malaysia, Philipina, Amerika, Uni Eropa, Rusia, dan Timur Tengah.

sindra

Produk mereka seperti cocoa butter, cocoa powder, dan cocoa liquor adalah bahan baku andalan merek-merek top dunia seperti Nestle, Kraft, Mondelez, Frieslandcampina, Mars Inc, Associated British Food, Delfi, Cargill, dan Barry Callebaut.

“Kinerja ekspor kami terus naik. Kapasitas produksinya juga. Dari 70 ribu ton pada 2010, naik menjadi 120 ribu ton di tahun 2014. Tahun ini, harga kakao tetap stabil meski komoditas yang lain merosot tajam. Ini berkah buat kami dan para petani kakao di Indonesia,” kata Sindra Wijaya, Corporate Affair Director BT Cocoa.

Untuk menyiasati pasar tradisional seperti Amerika dan Eropa yang mulai jenuh, lanjut dia, BT Cocoa melakukan diversifikasi pasar. Pasar Asia kini menjadi prioritas untuk dikembangkan karena konsumsi coklat di China, Tiongkok, India, termasuk Indonesia terus naik seiring pertumbuhan ekonomi. Kenaikannya bahkan mencapai 20% pertahun, lebih tinggi dari Amerika dan Eropa.

“Tiongkok, India dan Indonesai adalah pasar yang prospektif bagi kakao dan industri coklat. Sekarang konsumsinya sudah 300 gram per kapita per tahun. Kalau 10 tahun lagi bisa mencapai 1 kg perkapita per tahun, ada tambahan demand 2,5 juta ton per tahun,” kata dia.

Kini, produk BT Cocoa sudah menjadi top of mind di industri coklat internasional. Semua itu berkat upaya perseroan menjaga kualitas produk, mulai dari biji kakao berkualitas bagus hingga investasi mesin berkualitas bagus dari Eropa, yakni Belanda, Jerman, dan Swiss.

“Kami juga terus melakukan perbaikan di sisi manajemen seperti pemenuhan berbagai sertifikasi yang diperlukan customer, seperti ISO, HACCP, Kosher, GMP, Halal, bahkan yang terakhir adalah MSSCI22000 yang tidak mudah diperoleh. Ini membuat brand kami semakin kuat,” katanya.

ekspor bt cocoa

© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved