Masih rendahnya produktivitas dan tingginya impor pangan, maka diperlukan adanya penyusunan khusus terkait inovasi pembiayaan usaha agribisnis untuk komoditas strategis seperti padi dan sapi potong. Untuk hal tersebut, Kadin tengah mengupayakan agar petani mendapat akses finansial lewat pengelompokan luasan dan populasi tertentu agar layak diberikan fasilitas kredit dan asuransi oleh lembaga keuangan bank dan non-bank.

Franky O Widjaja

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis dan Pangan, Franky O Widjaja, mengharapkan, lewat inovasi pembiayaan tersebut, para petani dapat menikmati bunga kredit dan premi asuransi yang wajar dan dapat disubsidi oleh pemerintah. Sehingga petani dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. “Terobosan ini akan melepaskan Indonesia terhadap ketergantungan impor pangan dari negara lain yang cenderung meningkat setiap tahunnya,” tambah Franky.

Komoditas pangan strategis Indonesia diharapkan dapat berhasil seperti yang diraih oleh salah satu komoditas unggulan Indonesia, yaitu kelapa sawit. Sejak pemberian kredit bantuan oleh Bank Dunia pada era 1980-an lewat Perkebunan Inti Rakyat (Nucleus Estate Smallholder), perkebunan kelapa sawit berkembang sangat pesat. Menanggapi inovasi pembiayaan tersebut, Aswami Syam, Dirut Bank BRI, menjelaskan, strategi yang ditempuh untuk akses pembiayaan petani dengan menempatkan Branch of Agen BRI diberbagai desa diseluruh Indonesia. Dari sekitar 70 ribu desa yang ada di Indonesia, BRI akan menempatkan 35 ribu agen di desa.

“Jadi setiap 2 desa ada 1 agen BRI, saat ini kami sudah menyebar 25 ribu agen. Kami menargetkan hingga akhir 2015 ini ada 50 ribu agen yang sudah siap di Indonesia,” ujar Asmawi.

Asmawi juga menambahkan, selain mobil keliling dari BRI, dalam upaya kemudahan akses tersebut, diakhir bulan Maret 2015 ini akan membuka teras kapal keliling di Pulau Seribu Jakarta. (EVA)