Marketing Trends

Marina Edukasi Perempuan Muda Indonesia Taklukan Tantangan di Era Digital

Marina Edukasi Perempuan Muda Indonesia Taklukan Tantangan di Era Digital

Beberapa tahun terakhir ini, kita berada di era digital yang mana segala informasi dapat diakses dengan mudah melalui smartphone. Dan Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi di dunia, terutama dalam hal penggunaan media sosial yang mencapai 56% dari total populasi, naik 20% dari tahun 2018.

Hal tersebut didukung dengan hasil survei yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia) tahun 2018, menyebutkan dari total 256,2 juta orang Indonesia sekitar 143,26 juta adalah pengguna internet, dengan mayoritas dari pengguna media sosial adalah perempuan. Namun, penggunaan media sosial selalu memiliki dampak dua sisi, yakni positif dan negatif.

Penggunaan yang berlebihan memengaruhi produktivitas dan kesehatan mental terutama perempuan muda Indonesia yang ternyata merupakan pengguna mayoritas media sosial, memiliki budaya koneksi, interaksi, dan relasi yang berbeda karena lahir di era digital. Dalam peluncuran program youth women empowerment tahunan Marina, yakni Marina Beauty Journey 2019 dengan tema #SemakinBersinar di Jakarta, Psikolog Vera Itabiliana mengungkapkan, “Media sosial bisa menjadi platform yang baik jika digunakan secara tepat dan tidak berlebihan.”

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari media sosial, seperti menampilkan identitas, ekspresi diri, membangun komunitas, dan mendapatkan dukungan emosional. Tetapi jika kita terlalu berlebihan menggunakannya akan memengaruhi produktivitas dan kesehatan mental. Kesehatan mental di sini dapat diinterpretasikan bahwa usia muda memiliki tendensi untuk melakukan pembandingan sosial, pembandingan sosial ini adalah mereka akan cenderung melihat orang lain lebih dari dirinya sehingga menyebabkan timbulnya rasa tidak percaya diri.

Lalu, ketika penggunaan media sosial mengganggu jam istirahat, jam makan atau jam aktivitas biasanya, bisa dikatakan itu sudah berlebihan, dan akan memengaruhi produktivitas. Misalnya, ketika jam tidur terganggu badan pun kurang istirahat sehingga keesokan harinya beraktivitas kurang optimal karena kelelahan, atau ketika jam kerja membuka media sosial terlalu sering, sehingga fokus jadi menjadi terganggu.

Acara tersebut juga dihadiri oleh narasumber Aulia Halimatussadiah yang akrab dipanggil dengan Llia, seorang penulis dan pengusaha Co-founder & CMO Storial.co. Ia mengatakan peka terhadap perkembangan media sosial dan digital saat ini, apalagi dia bekerja di dunia teknologi. “Sebagai seorang perempuan yang berkonsentrasi dalam pemberdayaan perempuan dan teknologi, saya sepenuhnya menyadari bahwa banyak tantangan hidup di era keterbukaan informasi ini berdampak pada kita secara positif atau negatif,” ujarnya.

Tantangan terbesar yang paling nyata di era digital ini adalah distraksi oleh teknologi, banyak pesan atau email yang harus kita balas, notifikasi dari banyak aplikasi yang kita install, semua merebut perhatian kita. Kalau tidak hati-hati, ini akan membuat kita tidak produktif. “Saya menyiasati tantangan ini dengan mengatur waktu dalam menggunakan teknologi. Biasanya, pagi hari saya gunakan untuk fokus berkarya, baru agak siang ke sore, saya bisa kembali menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Selain itu, di era yang membuat kita semakin mudah mengakses informasi ini, saya tidak ingin hanya pasif mengamati media sosial, saya juga memanfaatkannya dengan membuat konten dan membagi apa yang menjadi passion saya. Salah satu caranya adalah dengan berbagi tips produktivitas melalui kanal podcast saya, yang mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat perempuan lain, dan membuka kesempatan-kesempatan baru bagi saya,” ungkap Llia.

Selaras dengan apa yang dikatakan oleh Vera Itabiliana dan Llia, Marina melakukan survei yang melibatkan lebih dari 1.000 responden perempuan muda Indonesia mengenai penggunaan media sosial, dan produktivitas. Ditemukan bahwa 100% responden merupakan pengguna media sosial. Menariknya, saat ditanya apakah penggunaan media sosial membuat mereka tidak produktif, 82% responden setuju akan hal ini. Selain itu, 58% responden lebih memilih untuk menghabiskan waktu luangnya untuk mengakses media sosial daripada bersosialisasi secara langsung.

Survei ini juga menunjukkan tingkat ketertarikan dan realita dari minat perempuan muda Indonesia untuk bergabung dengan komunitas. Masih dari responden yang sama, sebanyak 43% belum bergabung dengan komunitas apapun, dengan alasan kesibukan dan masih bingung menentukan jenis komunitas yang sesuai dengan passion mereka. Uniknya, 95% dari seluruh responden tertarik bergabung pada sebuah komunitas perempuan yang melakukan berbagai kegiatan positif dan dapat menjadi wadah mereka memaksimalkan potensi diri. Jadi, walau saat ini belum bergabung pada komunitas apapun, sebagian besar dari mereka berniat untuk terlibat dalam suatu komunitas yang dapat membuat mereka lebih positif dan berkembang.

“Meskipun saya meniti karier di bidang teknologi, tetapi saya tidak meninggalkan dunia sosialisasi nyata. Ibaratnya, dunia online dan offline pada hari ini memang tidak bisa menjadi pilihan, keduanya harus saling mendukung satu sama lain. Misalnya, sejak remaja, saya sudah aktif tergabung dalam kegiatan komunitas, seperti komunitas Bahasa Inggris dan mengerjakan proyek teknologi bersama teman-teman,” katanya.

Mawar de Jongh, di usianya yang masih muda yang juga merupakan duta merek Marina adalah salah satu representasi perempuan muda yang produktif. Mawar mengatakan, “Tidak bisa dihindari zaman sekarang, kita sangat dekat dengan gadget dan media sosial. Aku sendiripun, ketika misalnya break shooting atau istirahat sekolah, pasti main handphone dan buka media sosial. Tapi penggunaannya masih tahap wajar sehingga tidak mengganggu aktivitasku. Aku biasanya menerapkan disiplin diri kalau lagi kerja ya kerja, belajar ya belajar. Aku menerapkan disiplin waktu dalam penggunaan media sosial, sehingga media sosial tidak menjadi distraksi”.

Senior Manager Brand Investment & Consumer Engagement Marina, Elfia Rahma atau akrab dipanggil Fia menambahkan, memang dunia offline dan online bukan pilihan, melainkan kedua hal yang sebaiknya bisa saling melengkapi. Oleh sebab itu, Marina melalui program youth women empowerment tahunan yakni Marina Beauty Journey 2019 #SemakinBersinar mengajak perempuan muda bergabung melalui platform pendaftaran online dan mereka berkesempatan mengikuti rangkaian program offline sehingga terintegrasi secara online dan offline.

Marina selalu berkomitmen untuk menjawab permasalahan perempuan Indonesia dan menghadirkan solusi salah satunya melalui rangkaian program ini, terbukti Marina Beauty Journey sudah memasuki tahun ke-9. Marina memberikan kelas-kelas inspiratif yang akan mengedukasi perempuan Indonesia memaksimalkan potensi agar bijak dalam menggunakan media di era ini dan mempertemukan mereka yang sama-sama memiliki potensi dan semangat agar dapat berkembang serta berprestasi bersama sehingga menjadikan mereka semakin bersinar”, tambahnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved