Marketing Trends

Market Share Campina 20% untuk Pasar Es Krim Lokal

Market Share Campina 20% untuk Pasar Es Krim Lokal

Hadirnya merek-merek baru pabrikan es krim di Indonesia, menjadi tantangan tersendiri bagi brand legendaris Campina. Campina terus melakukan pertumbuhan untuk produknya diantara kompetisi yang ada. Menurut Adji Andjono, National Sales Manager & Marketing Manager PT Campina Ice Cream Industry, tahun 2017 Campina masih mengalami pertumbuhan, namun lebih kompetitif dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Tahun ini kami berupaya double digit, sedangkan tahun 2016 pertumbuhan kira-kira mencapai 10%.

National Sales Manager & Marketing Manager PT Campina Ice Cream Industry , Adji Andjono.

Infrastruktur menjadi problem yang harus dihadapi, terutama naiknya tarif dasar listrik. Cukup tingginya tarif dasar listrik memengaruhi orang (toko) yang ingin melakukan penjualan es krim. Penggunaan listrik sangat krusial dalam bisnis es krim, hal ini yang menyebabkan orang (toko) berpikir lagi. “Dua tahun terakhir pesaing berasal dari Jepang. Saat ini, China menambah persaingan menjadi lebih kompetitif. Kami melihat konsumsi es krim per kapita juga masih rendah dibanding jumlah penduduk Indonesia. Iklim Indonesia yang tropis menjadikan potensi yang besar,” ungkap Adji. Selain itu, keadaan ekonomi negara juga berpengaruh besar. Sebab, es krim adalah makanan tersier yang betul-betul tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Saat ini market share Campina mencapai sekitar 20%.

Target Campina adalah anak-anak dan remaja. Mereka dari kalangan menengah karena mereka adalah lapisan konsumen terbesar yang sesuai dengan positioning brand dan produk Campina. Campina terus melakukan pemilihan kualitas bahan baku yang bagus dan mempertahankan otensitas rasa. Konsistensi inilah yang menjadikan Campina dapat bertahan hingga 45 tahun sebagai bisnis es krim lokal di Indonesia. Salah satu produk Campina bernama Hula-Hula mengkhususkan diri untuk cita rasa khas Indonesia seperti rasa durian, bubur ketan, kopyor dan lainnya. Hula-Hula mampu memenuhi cita rasa es krim tradisional Indonesia. “Kami mengenal cita rasa, sehingga kami memelihara cita rasa produk yang disukai oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Kolaborasi Campina bersama Nickledeon diwujudkan dengan es krim dengan karakter Spongebob dan Patrick. Produk yang cukup digemari anak-anak lewat karakter kartun terkenal memberikan penjualan yang bagus. Selain itu, punya produk khusus di segmen remaja yaitu Concretto. Total, Campina memiliki 35 produk satuan yang terdiri daritik, cup, cone, cake, pack dan untuk literan ada 15 macam. Semua produk Campina ini juga dipasarkan melalui e-commerce. Lewat website tersebut masyarakat bisa membeli produk Campina di seluruh Pulau Jawa dengan minimal pembelian Rp 70 ribu. Selain itu, campina juga membuka gerainya di e-commerce Indonesia dan bekerja sama dengan platfrom digital dari costumer modern retail seperti Alfamart dan Indomaret. “Kami memang menggunakan sistem multi channel untuk pemasaran secara digital. Kedepannya memang akan lebih banyak digital way karena sasaran kami adalah anak-anak dan remaja,” tambah Adji.

Distribusi Campina tersebar luas dari Aceh hingga Papua, namun penjualan terbesarnya masih di pulau Jawa. Pembaruan dengan inovasi, Campina lakukan dengan meluncurkan 3 – 4 produk baru yang variannya berasal dari survei ke konsumen untuk melihat tren yang ada di masyarakat. Salah satunya adalah produk LuVe Litee, es krim low fat untuk para vegetarian yang dibuat 100% non-dairy berbahan nabati berupa isolated soya protein (susu kedelai). “Campina akan fokus pada pasar Indonesia karena pasar ini masih cukup besar terbukti bnayak produk luar yang masuk. Campina akan memperkuat market dalam negeri dengan mencukupi kapasitasnya dulu sebelum melakukan ekspor kedepannya,” ungkapnya.

Reportase: Sri Niken Handayani


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved