Marketing Strategy

2016 BRI Siap Garap Target KUR Pemerintah Rp100 Triliun

2016 BRI Siap Garap Target KUR Pemerintah Rp100 Triliun

Tahun 2016, pemerintah berencana menaikkan target KUR dari Rp 30 triliun menjadi Rp 100 triliun. “Kalau ini jadi realisasi, maka porsinya paling besar adalah untuk mikro, dan bank penyalur yang diberikan target paling besar adalah BRI,” ujar Muhammad Irfan, Direktur BRI. Menuurtnya hal itu akan bersinergi dengan skema kredit mikro BRI.

BRI Teras 0e7b3e08ffcc945513

Saat ini kontribusi terbesar BRI datang dari kredit mikro, sebesar 30 %, disusul komersial, konsumer dan terakhir korporasi. Outstanding kredit mikro BRI hingga Oktober 2015 sudah menbcapi Rp 177 triliun, YoY tumbuh 15 %.. Nasabahnya pun sudah mencapai 7,6 juta. NPL untuk kredit mikro per September 2014 1,38 % sedikit naik September 2015 jadi 1, 44 %, “Tetapi masih dibawah 2 % artinya masih bagus,” ujar Irfan.

Sejak Agustus 2015, BRI sudah mulai menyalurkan KUR yang baru dengan bunga sebesar 12 %, turun hampir setengahnya dari bunga KUR yang lama yakni 20 %, “ Kredit UMKM tahun depan bunganya pasti akan turun dikisaran 9 %. itu memang ada subsidi. Tetapi yang jadi catatan adalah perbankan yang tidka ikut menyalurkan KUR pun mau tak mau harus ikut menurunkan suku bunga,” jelasnya.

Disinggung mengenai apa saja sektor industri mikro yang masih berpotensi bagus, menurut Irfan ada beberapa yang masih bisa dilihat dengan optimis meskipun secara umum konsumsi masih lemah. Industri yang bergerak dibidang makanan, minuman dan pakaian tetap bisa jalan karena tetap menajdi kebutuhan manusia. Selain itu, diprediksi dengan kondisi kemarau panjang akibat El Nino justru meningkatkan produksi industri perikanan tangkap. Terakhit industri komponen juga masih termasuk yang berjalan bagus. “ Bagi kami, kendalanya UMKM itu bukan masalah pendanaan, karena bank itu mengikuti industri. Ya ada gula ada semut, “ ujarnya. Menurut Irfa, kunci utama bergeraknya sektor riil adalah konsumen yang membeli beli produk, daya beli masyarakat yang harus naik dan dijaga. Tetapi kenyataanya hingga saat ini konsumsi masih melemah semua.

Pertumbuhan BRI masih tergolong sehat ditengah kondisi ekonomi yang lesu. Sampai september 2015, BRI masih tumbuh sangat bagus. Pertumbuhan kredit diatas rata-rata perbankan 11,8 %. kalau industri maish dibawah itu. NPL dibanding Juni 2015 2,3 % , per September jadi 2,2 %. Menurut Irfan hal itu didukung oleh infrastruktur BRI yang saat ini sduah memiliki lebih dari 100 kantor cabang dan kantor kas, kemudian mereka juga membangun teras BRI dan baru-baru ini membuat teras kapal yang khusus melayani masyarakat di Kepulauan Seribu. Selain itu untuk mendukung program laku pandai pemerintah alias financial inclusion, kini BRI sudah memiliki lebih dari 35 ribu agen BRILink. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved