Marketing

Apa Kabar Alcatel?

Apa Kabar Alcatel?

Tepat sebelum banjir melanda Jakarta pertengahan Januari 2013, Alcatel memperkenalkan smartphone One Touch D662. Melihat meriahnya seremoni yang digelar, tamu undangan penasaran mengapa Alcatel sangat percaya diri akan strike back. Mustahil Alcatel tak sadar ancaman persaingan dengan pemain besar smartphone di Indonesia, belum lagi pemain kecil yang tak sedikit. Jadi, apa yang membuat Alcatel yakin bisa diterima pengguna di negeri ini? Mutu? Harga? Lalu bagaimana perusahaan yang telah dibeli oleh TCT Mobile ini mengatur strategi produksi untuk menangkap peluang pasar 2013? Country Manager CDMA Indonesia, Sentot Andalas, menjawab pertanyaan pembaca lewat wawancara dengan SWA online berikut.

Apa beda Alcatel dulu dengan sekarang?

Alcatel kini masih Alcatel yang dulu. Sekalipun Alcatel bernaung di bawah TCL Communication Technology Holdings Limited (TCT Mobile) sejak 2004, merek dagang yang digunakan tetap Alcatel. Pihak Perancis masih diajak berkoordinasi dalam kendali mutu (quality control). Sebelumnya, produk Alcatel berkiblat ke Eropa. Tapi, sekarang Alcatel melihat Asia sebagai pangsa pasar potensial, sehingga mutu produk mengikuti standar Eropa, sedangkan harga mengikuti Asia. Kini kantor pusat dan pabriknya terletak di Cina.

Kalau begitu, Alcatel sudah jadi merek Cina?

Country Manager CDMA Indonesia, Sentot Andalas

Tidak. Alcatel keukeuh mempertahankan citra sebagai merek Eropa karena kualitas dan keawetannya.

Tahun lalu, Alcatel tak begitu terdengar. Apa kabarnya?

Head office menetapkan target penjualan sebanyak 500 ribu unit untuk tahun 2012. Realisasinya, ada 1 juta produk CDMA yang terjual sampai ke tangan pengguna (end user). Sebagian besar produk CDMA yang terjual menggunakan kartu Smartfren. Keseluruhan jenis produk sepanjang tahun berjumlah 11 jenis, di antaranya feature phone, pesawat telepon biasa (FWT), dan USB video dongle. Memang tahun 2012, Alcatel belum “main” smartphone di Indonesia.

Menurut Anda, ke mana arah peluang industri telko tahun 2013?

Minat pasar bergerak menuju smartphone tahun ini. Tapi, jangan abaikan feature phone karena produk itu masih akan laku di Indonesia. Saya yakin, industri perangkat keras telko akan berkiblat ke Cina juga. Produk-produk baru Alcatel sudah diluncurkan di Cina lebih dulu dan terbukti direspons dengan baik karena mutu terandalkan, tapi harga standar Asia.

Berdasarkan perkiraan tahun 2013, bagaimana rencana produksi Alcatel sendiri?

Alcatel belajar dari keadaan pasar tahun lalu, bagaimana desain yang diminati di Asia, khususnya di Indonesia yang penduduknya suka barang-barang fashionable. Sudah direncanakan, Alcatel memproduksi 13 jenis peralatan telko sepanjang 2013. Smartphone mendapat porsi 73%-75%. Produksi smartphone dibagi lagi, sekitar 50%-70% tergolong menengah ke bawah (mid-low). Sisanya level atas (high), mencakup dual core dan quad core yang akan dipasarkan April mendatang. Alcatel juga akan mengeluarkan yang bersistem operasi Windows. Tablet belum diproduksi, tapi sudah masuk konsep.

Strategi apa yang sudah ditempuh?

Di samping menjaga mutu dan memasarkan produk di dealer resmi operator, Alcatel jugamemperkuat jaringan layanan purnajual. Service centre Alcatel sudah berjumlah 26 titik di Indonesia. Pada 2013, akan ditambah jadi 36 service center.

Ambil contoh, pembuatan spesifikasi One Touch D662. Dua hal yang memengaruhi spesifikasinya yaitu technology driven dan pricing driven. Alcatel mengambil segi harganya, persisnya Rp1.199.000, sebab itulah yang paling memengaruhi keputusan pembelian kosumen Indonesia. Dari segi kualitas, Alcatel berkomitmen selalu menggunakan prosesor Snapdragon buatan Qualcomm yang aplikasinya mudah. Karena menyasar kelas menengah ke bawah, Alcatel memberi gimmick berupa micro SD gratis yang biasanya dijual terpisah pada produk lain.

Adapun arah Alcatel tahun ini memang pasar internasional, tapi saya tetap ingin merangkul produsen dalam negeri. Kalau bicara persaingan, Alcatel ingin libas 2 merek utama Cina dulu. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved