Marketing

BAZNAS, Sukses Bertransformasi ke Digital Fundraising

Rizaludin Kurniawan, Pimpinan BAZNAS RI.
Rizaludin Kurniawan, Pimpinan BAZNAS RI.

Transformasi digital secara serius rupanya juga dijalankan oleh BAZNAS, lembaga pemerintah nonstruktural yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana zakat, infak, sedekah (ZIS), serta dana sosial keagamaan lainnya (DSKL). Tanpa banyak koar-koar, BAZNAS intensif menjalankan digitalisasi.

Hal itu antara lain didorong adanya tren kelompok milenial ―hampir 70% pangsa muzaki BAZNAS― yang cenderung lebih suka menggunakan teknologi digital dalam belanja dan berzakat-bersedekah. Belum lagi adanya tuntutan digitalisasi dari para mitra channelling-nya, yang umumnya juga sudah melakukan pembayaran via digital.

Tak mengherankan, BAZNAS kemudian mengembangkan solusi digital fundrising ― berfokus pada layanan ZIS dan DSKL― dengan menggunakan platform layanan online. BAZNAS menggunakan integrasi sistem untuk otomatisasi layanan.

“Kami menerapkan multiplatform pengumpulan dana. BAZNAS tidak hanya mengoptimalkan digitalisasi dan internet pada sosialisasi, tetapi juga dalam pengumpulan zakat,” kata Rizaludin Kurniawan, Pimpinan BAZNAS RI.

Secara lebih detail, Fahrudin, Kepala Divisi Pengumpulan Digital BAZNAS, menjelaskan bahwa lembaga ini mengembangkan konsep multiplatform zakat digital, yang terdiri dari platform internal BAZNAS dan platform kolaborasi bersama mitra aplikasi digital. Teknologi yang diterapkan mulai dari kecerdasan buatan (AI) hingga media sosial.

Hingga kini pihaknya telah bermitra dengan lebih dari 100 aplikasi online untuk pembayaran ZIS. “Dengan adanya berbagai kemudahan alternatif pembayaran digital, diharapkan lebih banyak muzaki yang membayarkan ZIS melalui BAZNAS. Seperti fintech, crowd funding, e-commerce, aplikasi investasi, telko, dan aplikasi pembayaran lainnya,” Fahrudin menjelaskan.

Adanya pembayaran zakat dan kurban secara online itu jelas memudahkan mereka yang mau menunaikan kewajiban, cukup melalui genggaman. Apalagi, metode pembayarannya juga bisa via transfer online payment, bill payment, over the counter, virtual account, kartu kredit, dan PayPal.

“Di tahun 2022, pembayaran kurban melalui kanal digital mencapai 69,25% dari total pengumpulan kurban BAZNAS RI,” Rizaludin menunjukkan betapa efektifnya transformasi digital yang dijalankan. BAZNAS menyediakan pula layanan pembayaran ZIS dan DSKL melalui mobile apps Cinta Zakat.

Sejumlah platform inovatif pun dibuat, misalnya aplikasi pembayaran digital (fintech), teknologi QRIS, dan donation machine BAZNAS. Dalam hal pemasaran dan penyebaran, lembaga ini juga telah menerapkan omnichannel untuk memaksimalkan setiap kanal, seperti customer service, e-mail marketing + automation, call center,WAnotification, dan interactive voice response (IVR) guna meningkatkan engagement masyarakat.

“Semua itu dibangun di atas platform yang disebut SimBA (Sistem Informasi BAZNAS). Jadi, semua application programming interface (API) dibangun di atas SimBA,” kata Fahrudin.

Kini BAZNAS sudah melangkah jauh dalam menerapkan data-driven services, termasuk mampu melakukan segmentasi, prediksi, dan pemetaan journey muzaki, hingga akhirnya melakukan aktivasi kampanye. Aktivasinya dapat berupa CRM activation, yakni relationship, retention, dan recovery, yang ujung-ujungnya adalah agar muzaki semakin nyaman berzakat ke BASNAS.

Di medsos, Toko BAZNAS juga menjadi solusi penyaluran zakat dan kurban. Lembaga ini pun telah menggunakan teknologi AI dengan Chatbot Zavira (Zakat Virtual Assistant) melalui LINE @baznasindonesia, dan teknologi augmented reality di Google Play Store.

Dengan digitalisasi yang sukses itu, Rizaludin optimistis lembaganya tahun 2022 ini akan mampu mengumpulkan dana Rp 26 triliun. Bahkan, pada 2025 dana yang terkumpul diharapkan mencapai Rp 50 triliun. (*)

Sudarmadi & Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved