Marketing Trends

Bethsaida Hospital Ingatkan Bahaya Dua Penyakit Ini bagi Pekerja Aktif

Bethsaida Hospital Ingatkan Bahaya Dua Penyakit Ini bagi Pekerja Aktif
Edukasi Bethsaida Hospital tentang bahaya varises

Kebiasaan para wanita muda bekerja menggunakan sepatu berhak tinggi ternyata berisiko penyakit yang tidak bisa disepelekan yaitu varises. Efek penyakit ini tidak ringan atau sekadar masalah kosmetik saja, tetapi jika tidak diterapi dengan baik berdampak serius. Mulai dari pembengkakan pada kaki, kaki menjadi lebih berat, kebas, pegal dan kesemutan.

Untuk itulah Bethsaida Hospital melakukan edukasi tentang bahayanya penyakit ini melalui seminar di Hotel Fairmont Jakarta belum lama ini. Bethsaida rumah sakitl (RS) pertama yang dibangun di wilayah Gading Serpong, Tangerang. RS ini berkomitmen menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang memberikan layanan kesehatan yang berkualitas dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

Berbagai fasilitas layanan kesehatan yang ditawarkan seperti Urology Center, Cardiac Center, Aesthetic Center, Dental Center, Digestive Center, Hyperbaric Center, Neuroradiology Center dan Diabetic, Endocrine, Metabolic & Thyroid Center. Mutu pelayanan Bethsaida Hospital telah mendapatkan status akreditasi Paripurna (Bintang 5) dari Komite Akreditasi Rumah Sakit.

Menurut de. Wirya A. Graha, Sp.BTKV selaku Dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular Bethsaida Hospital, dulu pengobatan varises dilakukan dengan prosedur pembedahan yang memerlukan luka sayatan cukup besar sekitar 3-4 cm untuk mengambil varisesnya, namun dengan teknologi masa kini, varises bisa diobati dengan prosedur bedah yang minim luka, bahkan hanya dengan sayatan kecil.

Bethsaida memperkenalkan terapi pengobatan varises baru yaitu EVLA (Endovenous Laser Ablation). “Terapi EVLA terbukti aman dan efektif untuk mengobati varises,” ujar dr. Wirya. Ia menyebut biaya terapi ini sekitar Rp 60 juta, namun ia ingin lebih banyak wanita yang menderita penyakit ini bisa diobati lebih banyak. “Setelah tindakan, pegal dan keram akan berkurang, lalu dalam waktu 3-4 minggu varises akan hilangdan bekas lukapun akan pulih dengan cepat,” kanya.

Bethsaida Hospital juga memperkenalkan layanan Diabetic, Endocrine, Metabolic & Thyroid Center. Layanan ini untuk mengatasi gangguan fungsi dapat berupa hipertiroid jika tubuh membuat terlalu banyak hormon tiroid dan gangguan hipotiroidisme jika tubuh membuat terlalu sedikit hormon tiroid. Kedua kondisi ini mempunyai dampak yang serius karena mempengaruhi seluruh metabolisme tubuh.

Bethsaida Hospital memiliki Diabetic, Endocrine, Metabolic & Thyroid Center untuk menegakkan diagnosa dan terapi kasus diabetes dan tiroid secara komprehensif. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Diabetes, Endokrin dan Metabolik Bethsaida Hospital dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE mengatakan saat ini sudah dikembangkan tindakan minimal invasif tanpa operasi untuk menghilangkan pembesaran kelenjar tiroid jinak yaitu dengan Radio Frequency Ablation (RFA) dan Percutaneous Ethanol Injection Ablation (PEIA) tergantung tumornya padat atau berbentuk kista. “Dengan prosedur RFA untuk tumor jinak tiroid maka benjolan tiroid dapat berkurang antara 47,7 96,9%,” katanya.

Terapi RFA tidak membutuhkan sayatan dan hanya menggunakan pembiusan lokal, sehingga pasien lebih nyaman, aman dan persiapan untuk tindakan juga jauh lebih sederhana. Lama tindakan kurang lebih 1 jam dengan masa observasi setelah tindakan antara 10-12 jam. Efek samping yang mungkin terjadi adalah rasa nyeri, panas atau bengkak di leher yang sebagian besar akan sembuh sendiri tanpa memerlukan obat.

Editor : Eva Martha Rahayu

swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved