Biennale des Antiquaires, salah satu ajang pameran ternama barang antik kembali diselenggarakan di Paris dari tanggal 11 hingga 21 September 2014. Pada kesempatan kali ini dalam Biennale des Antiquaires yang ke 27, Syndicat National des Antiquaires melakukan sosialisasi ke beberapa negara di Asia. Jakarta ibukota Indonesia menjadi salah satu kota yang dituju guna memperkenalkan kehadiran acara bergengsi ini dalam waktu empat bulan ke depan.

Christian Deydier, Presiden Syndicat National des Antiquaires, mengungkapkan bahwa dipilihnya Jakarta sebagai kota diperkenalkannya Biennale des Antiquaires karena ingin mengajak masyarakat Indonesia dalam menikmati keindahan dari perhiasan yang akan dipamerkan nanti. “Kami juga ingin mengedukasi masyarakat dalam mengenal karya seni”, ujar Deydier.

Deydier juga menekankan bahwa tidak usah khawatir akan keaslian barang yang terdapat di pameran, “Semua perhiasan yang ada dalam acara ini dijamin keasliannya karena kami juga telah memilih para pencipta maha karya terbaik ”, ungkapnya.

Nantinya akan ada sekitar 15 jenis karya seni yang akan ditampilkan pada perhelatan akbar ini. Salah satunya berasal dari tangan ahli desainer perhiasan ternama, Wallace Chan yang akan bersanding dengan Bucheron, Christian Dior, Giampero Bodino dan para desainer perhiasan lainnya. Chan menjadi satu-satunya orang Asia pertama yang diundang dalam pameran Biennale des Antiquaires. Perhiasan buatannya menjadi sasaran wanita kelas atas dan kolektor seni di dunia. Perhiasan yang dibuatnya hanya bisa ditemukan satu untuk setiap produk. “Satu desain untuk satu perhiasan”, tegas Chan.

Selain bisa menikmati pameran, pengunjung juga dijamu dengan rangkaian makanan khas Prancis yang disajikan oleh chef terbaiknya. Deydier menambahkan,” Makanan Perancis juga merupakan bagian dari seni yang ada di Perancis”.

Sebagai informasi, Biennale des Antiquaires sudah berlangsung selama 50 tahun dan diadakan setiap dua tahun sekali di Grand Palais, Paris. Perancang barang anti dari seluruh penjuru dunia akan mengisi acara bergengsi ini. (EVA)