Marketing Trends

Curcuma Force Ingatkan Pentingnya Jaga Kesehatan Hati

Menjaga fungsi hati harus sudah mulai disadari masyarakat Indonesia. Laporan hasil riset kesehatan dasa (Riskesdas) pada 2018, orang yang didiagnosis terkena penyakit hati 0,39\% populasi masyarakat Indonesia. Sementara 9 dari 10 pengidap tidak menyadari dirinya memiliki hepatitis B bahkan C. Dan 1 dari 4 pengidap akan meninggal karena kanker atau gagal hati. Sehingga bisa dikatakan hepatitis ini silent killer (pembunuh diam-diam).

Untuk itulah Soho Global Health melalui produknya Curcuma Force mengingatkan kembali pentingnya memperhatikan kesehatan fungsi hati kita melalui webinar belum lama ini mengundang beberapa pakar. Dokter spesialis penyakit dalam Prof. Dr. dr I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD – KGEH mengatakan penderita hepatitis akan mengalami perjalanan dari hati sehat, hepatitis akut, hepatitis kronik, kemudian sirosis hati dengan progres sekitar 1/3 penderita hepatitis akan mengalami sirosis. Dari sirosis 10-15 persen akan menjadi kanker, 23 persen dalam 5 tahun pengidap sirosis akan mengalami gagal hati yang berujung pada kematian.

Upaya pencegahan perlu dilakukan agar hati tetap sehat. Nenek moyang kitapun telah memanfaatkan salah satu tanaman yang berkhasiat untuk kesehatan hati atau liver. Temulawak adalah salah tanaman asli Indonesia dengan nama latin Curcuma Xanthorrhiza. Tanaman herbal ini mengandung zat aktif berupa curcumin, yaitu senyawa berwarna kuning yang terkandung dalam temulawak dan kunyit yang sudah dipercaya oleh masyarakat Indonesia akan manfaatnya.

DR (Cand) dr Inggrid Tania, M.Si, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengamini, cucurmin yang terdapat di temulawak, bersifat antioksidan, anti peradangan, imunomodulator atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara meregulasi respon imun. Kemudian khasiat terkenal lainnya juga bersifat hepatoprotektor atau melindungi fungsi hati, melalui mekanisme kerjanya sebagai antioksidan yang dapat menangkal proses oksidasi oleh radikal bebas. “Kini bisa dikonsumsi dalam bentuk segar atau ekstrak seperti Curcuma Force. Memang, mengonsumsi dalam bentuk yang segar, itu baik juga. Kelemahan yang segar itu adalah kita sulit untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang besar,” imbuh dokter Inggrid.

Kedua, kalau kita konsumsi temulawak dalam bentuk yang segar, kita harus memastikan apakah misalnya tanamannya itu bebas dari cemaran pestisida, cemaran logam berat, dan sebagainya. Memastikan itu tidak mudah dan orang awam juga tidak bisa. Sementara itu, produksi Industri seperti yang diproduksi Soho Global Health itu sudah bersertifikasi organik dan terstandar.

Ketiga, masalah kepraktisan. Keempat, untuk keluhan-keluhan atau gangguan yang sudah agak berat misalnya terjadi peradangan di hati maka butuh dosis yang lebih besar dan terstandar atau terukur.

“Setiap hari boleh dikonsumsi karena Curcumin berasal dari ekstrak temulawak. Ekstrak temulawak ini sudah dipastikan aman untuk pemakaian jangka panjang. Jadi, bisa dikonsumsi setiap hari dengan dosis yang tertera, misal tiga kali 1 tablet. Kandungan Curcumin dan Piperin ini juga bagus dikonsumsi oleh semua segmen usia, baik anak-anak maupun orang dewasa. Tipsnya, mengonsumsi sesuai dosis,” kata Dokter Inggrid.

VP Researceh and Development Soho Global Health Dr. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si mengatakan, produk terbaru ini merupakan upgraded formula dari Curcuma FCT, inovasi pertama di Indonesia kombinasi sinergis Ekstrak Curcumae xanthorrhizae Rhizoma dan piperin dengan bioavailabilitas yang lebih tinggi sehingga menghasilkan efek yang lebih maksimal.

Kandungan utama Curcuma Force yakni ekstrak curcuma xanthorrhiza atau biasa disebut temulawak untuk membantu memperbaiki nafsu makan dan membantu memelihara kesehatan fungsi hati, serta ekstrak piperine untuk membantu meningkatkan bioavailabilitas cucurminoid. Targetnya ditujukan untuk pasien dengan gangguan hati, gangguan saluran pencernaan, dan untuk menjaga daya tahan tubuh sehari-hari.

“Curcuma Force menggunakan bahan baku curcuma organik, yang dihasilkan dari perkebunan Soho yang memiliki kualitas yang terbaik, di mana bibit yang digunakan merupakan varietas unggul yang memiliki kandungan bahan aktif terbaik, tersertifikasi organik dan terkontrol kualitasnya karena diproses dengan konsep seed to patient,” jelas Aswin.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved