Marketing Technology Strategy

FWD Life Indonesia Bidik Masyarakat yang Mobile

Oleh Admin
FWD Life Indonesia Bidik Masyarakat yang Mobile

Penetrasi asuransi di Indonesia terbilang rendah. Akan tetapi, tingkat penggunaan internet melalui perangkat mobile terus meningkat. Bagaimana kedua kondisi itu bisa bertemu? Adalah FWD Life Indonesia yang bisa menemukan solusinya. Ini adalah perusahaan asuransi jiwa pertama di Tanah Air yang sepenuhnya menerapkan platform berbasis elektronik.

“Ini adalah perusahaan baru, dengan kepemilikan 100 persen Indonesia,” ujar Lee San Yuen, Chief Operating Officer FWD Life Indonesia, di Jakarta, Selasa (4/2/2013).

lee san yuen fwd life indonesia

Sebagai informasi, PT Finansial Wiramitra Danadyaksa merupakan perusahaan asuransi jiwa yang berdiri pada November 2012. Sebelumnya perusahaan ini dikenal sebagai PT Asuransi Agrapana Aksata. Perusahaan yang beroperasi dengan nama FWD Life Indonesia ini telah mendapatkan lisensi beroperasi dari Otoritas Jasa Keuangan pada Februari 2013. FWD Life Indonesia juga baru saja menjalin kerja sama dengan FWD Group, yakni unit bisnis asuransi dari Pacific Century Group yang berbasis di Asia. FWD Group ini memberikan dukungan teknis, operasional, strategi, serta dukungan untuk pengembangan bisnis jangka panjang FWD Life Indonesia. “Tanggal 20 Januari 2014, kami sudah soft launching,” ungkap Lee.

Lalu, apa yang membedakan FWD Life Indonesia dengan perusahaan asuransi jiwa lainnya? Kepada para jurnalis, Lee mengungkapkan tiga faktor perubahan yang menjadi basis pemikiran perusahaan, yang kemudian hal tersebut menjadi platform bagi strategi perusahaan. Pertama adalah populasi penduduk Indonesia yang terus berkembang. Diperkirakan pada tahun 2020, jumlah penduduk di Tanah Air mencapai angka 261 juta jiwa. Kenaikannya mencapai 46 persen dibandingkan tahun 1990 dengan 179,4 juta jiwa.

Kemudian, lanjut dia, populasi penduduk yang pindah ke daerah perkotaan juga signifikan. Selain itu, ia mengatakan, “Yang penting bagi asuransi adalah perkembangan kelas menengah.” Di tahun 2010 saja, penduduk kelas menengah adalah 56,5 persen dari total populasi penduduk Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang besar, masyarakat yang memiliki asuransi masih kecil. Lee menyebutkan, bila melihat nilai pertanggungan per kapita dibandingkan PDB per kapita hanya 0,2 kali. Indonesia kalah dengan Singapura (2,3 kali), Malaysia (1,1 kali), dan Thailand (1 kali). “Ini penetrasi asuransi di Indonesia sangat kecil dibandingkan negara-negara lain,” ucapnya. Penetrasi asuransi yang rendah ini merupakan peluang pasar yang besar yang bakal digarap oleh perusahaan.

Faktor kedua adalah mengenai penggunaan internet. Jumlah pengguna internet di Tanah Air terus berkembang. Tahun lalu, jumlah pengguna internet telah mencapai 74,6 juta. Kenaikannya 22 persen dibandingkan tahun 2012. Tren yang terjadi adalah mengakses dunia maya lewat perangkat mobile, seperti ponsel pintar dan tablet. “Ada 41,3 juta pengguna smartphone dan 6 juta pengguna tablet,” ucap Lee.

Faktor ketiga adalah perubahan perilaku konsumen. Bila dulu, akses ke sumber informasi cukup sulit, maka sekarang ini terbilang mudah. Masyarakat dengan leluasa mencari informasi mengenai segala hal lewat internet. “Sekarang konsumen lebih suka mencari info sendiri terlebih dulu, mereka punya banyak sumber informasi dari internet.”

“Tingkat kepercayaan konsumen mulai beralih ke sumber-sumber berdasarkan internet dan sosial media,” Lee melanjutkan.

Berdasarkan sejumlah perubahan itu, FWD Life Indonesia pun menerapkan platform berbasis elektronik bagi konsumen dan agennya. Maksudnya seperti apa? Kalau biasanya mulai dari pertama kali agen dan calon nasabah bertemu dan berkonsultasi menggunakan kertas, maka FWD Life Indonesia menggunakan perangkat seperti tablet. Aktivitas pembayaran pun dilakukan secara online.

fwd life

Lee pun mengatakan, “Kami adalah perusahaan asuransi jiwa pertama yang sepenuhnya berbasis elektronik di Indonesia, dan itu yang menjadi pembeda utama kami dengan perusahaan asuransi jiwa lainnya yang ada di pasar Indonesia.” Lantas siapa target nasabahnya? FWD Life Indonesia menyasar masyarakat yang mobile, mempunyai gaya hidup yang dinamis, dan memiliki ambisi. “Kami tidak spesifik menargetkan nasabah berdasarkan demografis, tetapi berdasarkan lifestyle,” ia menegaskan.

Berhubung baru saja beroperasi, Lee pun enggan menyebutkan target nasabah atau pemegang polis untuk tahun ini. “Sejauh ini, sejak soft launching (tanggal 20 Januari 2014), hasilnya sangat baik,” tandasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved