Marketing Strategy

Gaya Big Cola Mengubah Strategi Pemasaran

Gaya Big Cola Mengubah Strategi Pemasaran

IMG_0695

Big Cola, minuman berkarbornasi produksi Aje menjadi minuman resmi ajang bakat Asia’s Got Talent. Acara yang diadakan sepanjang Maret-April 2015 ini menampilkan bakat dari beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea, Singapura, India, dan lain-lain. Juri yang dipilihpun bukan juri sembarangan, Anggun C. Sasmi, David Foster, Melanie C, dan Vaness Wu. Dalam diskusi di Spectrum Restaurant, Fairmount Hotel Jakarta, tim manajeman Big Cola berbagi informasi mengenai strategi pemasaran dan promosi terkait partisipasinya dalam Asia’s Got Talent.

Awal strategi marketing untuk Big Cola adalah mensponsori acara sepak bola, terutama acara sepak bola Inggris, dengan tagline Big Cola Be England. Mengapa tidak mensponsori acara sepak bola di Indonesia? M. Aswan Nasution, Commercial Director Big Cola, mengatakan, “Orang Indonesia jarang menonton pertandingan sepak bola di negara sendiri, kebanyakan menonton pertandingan sepak bola Inggris. Jadi kami kiblat ke sepak bola Ingrris,” jelasnya.

Nah, seiring berjalannya waktu, Big Cola mengubah strategi merketingnya. Big Cola mulai beriklan di acara infotaniment. Tahun ini, salah satu strategi marketingnya adalah menjadi official beverage untuk acara Asia’s Got Talent. Hendrik Simon, Brand Manager Big Cola, menjelaskan, Asia’s Got Talent dan Big mempunya misi yang sama, yaitu think big.

Selain itu, Asia’s Got Talent merupakan acara regional terbesar yang ada di Indonesia karena diikuti oleh peserta dari Jepang, Korea, India, Mongolia, dan lain-lain. “Kami ingin mengakomodasi impian dari masing-masing peserta. Kita juga bangga karena salah satu juri berasal dari Indonesia. Ini merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan bakatnya agar seluruh orang di dunia tahu,” dia menguraikan.

Menurutnya, rating Asia’s Got Talent saat ini 3.5, lebih tinggi dibandingkan acara pencarian bakat lainnya dan angka tersebut terus meningkat. Selain itu acara ini bertujuan untuk memperkenalkan produk baru kita, Big Fresh” tambah Dini Naomi, Communication Chief. Nilai sponsorship untuk Asi’s Got Talent menurut Dini nilainya tidak bisa dipastikan karena terus meningkat. “Yang jelas semuanya kami yang tanggung,” jelas Dini.

Selain itu, Big Cola juga mengadakan School on the Road. Acara ini mendatangi 280 SMP dan SMA di daerah Jabodetabek. Acara yang berlangsung selama jam istirahat sekolah ini mengajak murid-murid untuk menunjukkan bakatnya. Pun, siswa-siswa juga dapat mencicipi produk-produk dari AJE Indonesia.

Jika ada peserta yang di luar SMP dan SMA ingin menunjukkan bakatnya, mereka dapat memasukkan videonya ke dalam official Facebook Big Cola Indonesia. Sebanyak 10 peserta yang memiliki bakat terbaik dapat berkesempatan untuk menonton final Asia’s Got Talent di Singapura selama 3 hari 2 malam dan uang saku sebesar Rp 10 juta, dan dapat mengajak 1 orang untuk ikut ke Singapura.

Acara School on the Road yang diadakan selama April ini sudah diikuti oleh 1.500 peserta. “Feedback yang kami dapat untuk acara ini dan respon digital luar biasa,” kata Hendrik. Dengan menjadi minuman resmi Asia’s Got Talent, Big Cola berhasil menaikan penjualannya sebesar 30%.

Dengan harga Big Cola yang lebih murah dibanding kompetitor yaitu Rp 2.000 untuk 300 ml, Rp 3.000 untuk 535 ml, Rp 8.000 untuk 1.5 L, dan Rp 15.000 untuk 3,1 L, Big Cola memegang market share sebesar 45% untuk minuman berkarbonasinya. Angka ini hampir membalap market share kompetitor yang sebesar 52%. Saat ini, Aje Indonesia memiliki 3 kategori minuman. Untuk minuman berkarbonasi, Big Cola mempunyai variasi rasa melon, grape, cola, strawberry, lemon, dan orange.

Aswan mengatakan varian rasa yang disukai oleh masyarakat di kota besar adalah strawberry dan cola. Lalu ada Big Fresh, jus yang mengandung soda. Sedangkan di daerah rural, varian yang menajdi favorit adalah strawberry dan lemon. Untuk mineral water, Aje Indonesia meluncurkan Cielo yang dijual Rp 1.500 untuk 540 ml. Untuk minuman isotonik, Aje Indonesia meluncurkan Sporade yang dijual Rp 4.000 untuk 500 ml. “Kami tidak menaikkan harga selama 5 tahun ini. Tapi untuk kenaikan harga kedepannya bergantung kepada kebijakan pemerintah,” kata Aswan.

Dengan mengincar pasar usia 15-35 tahun , Aswan mengatakan Big Cola disukai oleh konsumen perempuan, “Big Cola memiliki taste yang lebih soft dibanding kompetitor, sehingga banyak perempuan yang lebih suka minum Big Cola,” klaim Aswan.

Dijelaskan Aswan, pasar minuman berkarbonasi di Indonesia tidak sebesar di negara lain. Hanya sebesar 3-4%. Kontribusi Aje Indonesia di Aje Global menduduki peringkat 6, sebesar 18%. Tahun lalu, pertumbuhan Aje Indonesia naik sebsar 14%. “Tahun ini yang pasti kami mengharapkan angkanya lebih tinggi,” jelas Aswan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved