Marketing

Green Property Award, Langkah Menuju Pembangunan Smart City

Green Property Award, Langkah Menuju Pembangunan Smart City

Asmat Amin Managing Director PT Arrayan Bekasi Development (SPS Group) penerima awarding Green Water Management-Low Cost Housing Estat (katagori perumahan)

Tahun ini untuk ke-9 kalinya HousingEstate menggelar Green Property Awards (GPA). Hal ini dilakukan untuk mendorong kesadaran developer mengembangkan properti yang berkelanjutan.

GPA tahun ini memberikan penghargaan kepada 19 proyek yang dinilai cukup layak, terdiri dari 12 proyek perumahan (landed residential), empat apartemen, dan tiga properti komersial yang tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) ditambah kota-kota lain seperti Surabaya, Bandung, Pangkal Pinang, dan Klungkung.

Secara prinsip penilaian proyek masih berdasarkan delapan kriteria yang dianggap paling mempengaruhi keberlanjutan sebuah kota yaitu penataan ruang kawasan yang eco friendly dan tidak menabrak regulasi terkait.

Selain itu, konsep desain bangunan yang berupaya mereduksi konsumsi energi dan air, infrastruktur yang mendukung gaya hidup hijau seperti banyaknya akses pejalan kaki dan pesepeda serta adanya sarana peresapan air dan sistem pengelolaan air bersih dan kotor, konektivitas atau pengintegrasian proyek dengan jalur transportasi umum, adanya sistem pengelolaan sampah sejak dari rumah, pengelolaan air di kawasan dengan konsep reduce-reuse-recycle, tersedianya ruang terbuka hijau yang memadai, dan adanya upaya konsisten melibatkan partisipasi warga untuk berbudaya hijau.

Menurut Nirwono Joga, Ketua Tim Penilai GPA 2017, berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini pihaknya menambahkan dua kriteria lain yaitu merespon perkembangan pesat urbanisasi serta digitalisasi kota dan properti itu. Ia menyebut kriteria yang diperbaharui tersebut dengan istilah “8+2 Atribut” dan properti yang memenuhi sebagian besar kriteria itu sebagai Properti Hijau Cerdas.

Hanya saja, bagi kebanyakan developer, penerapan konsep hijau masih dianggap beban karena akan menambah biaya pengembangan. Sebagaimana diungkapkan Asmat Amin, Direktur Pengelola PT Arrayan Bekasi Development (SPS Group) –penerima awarding Green Water Management-Low Cost Housing Estat (katagori perumahan), untuk memenuhi kebutuhan air bersih para penghuninya, developer ini bekerjasama dengan PDAM setempat, bukan menggunakan air tanah, mengingat air Villa Kencana Cikarang mengandung mercuri, sehingga kurang baik digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. “Kami menginvestasikan dana sekitar Rp 10 miliar untuk menyediakan air bersih,” kata Asmat.

Ia menambahkan pola ini akan diterapkan ke bebeberapa proyek perumahan yang dikembangkan apabila ada keterbatasan sumber daya air ataupun kondisi airnya kurang bagus dengan menggandeng PDAM setempat.

Pengembang sudah sepantasnya berperan aktif menciptakan kota berkelanjutan itu, karena real estate adalah kegiatan yang mengkonversi lahan terbuka menjadi perkerasan atau bangunan sekaligus memunculkan permukiman, pusat-pusat pertumbuhan, dan mobilitas baru.

Kota cerdas bukan sekedar kota yang efisien melainkan kota yang berkelanjutan (sustainable) yang tetap mampu memenuhi semua kebutuhan warganya generasi demi generasi. Itu artinya kota yang dikembangkan dengan menghargai lingkungan (eco friendly).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved