Marketing zkumparan

JNE, Jalankan Empathic Marketing sejak Krisis 1998

Eri Palgunadi, VP Pemasaran JNE
Eri Palgunadi, VP Pemasaran JNE

Perubahan pola belanja konsumen dari offline ke online di masa pandemi Covid-19 mendorong pertumbuhan bisnis jasa pengiriman (kurir). JNE, misalnya. Menurut Eri Palgunadi, VP Pemasaran JNE, meski di minggu awal pandemi mengalami sedikit penurunan, di momen Ramadan dan Idul Fitri 1441 H mencapai kenaikan lebih dari 50%.

Eri mengakui, ada sejumlah tantangan dalam menjalankan bisnis jasa pengiriman karena pemberlakuan kebijakan yang berbeda-beda di berbagai daerah, seperti pembatasan akses keluar-masuk, penutupan bandara, dan sistem check-point yang menyebabkan antrean kendaraan. “Ini menjadikan pengiriman paket memerlukan waktu tambahan atau penerapan berbagai strategi distribusi untuk memaksimalkan seluruh moda transportasi yang tersedia, dan untuk beberapa destinasi JNE sementara waktu menonaktifkan produk layanan premium seperti YES serta SS,” tuturnya.

Di sisi lain, menurut Eri, manajemen JNE pun menyadari bahwa di masa pandemi ini banyak pelanggan yang mengalami kesulitan. Maka, perusahaan ini pun kerap berkomunikasi dengan para customer corporate atau usaha kecil dan menengah (UKM), termasuk anggota JLC (JNE Loyalty Card), terkait berbagai hal agar kebutuhan yang muncul dapat selalu terpenuhi dengan peningkatan kualitas pelayanan/produk ataupun fasilitas dari JNE. Kemudian, analisis dan riset terus dijalankan, sehingga berbagai inovasi dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan pelanggan JNE saat ini.

Hasilnya, ungkap Eri, di saat pandemi masyarakat semakin membutuhkan layanan jasa pengiriman, tetapi mereka menuntut penerapan protokol Covid-19 di semua kantor layanan/penjualan JNE. Maka, di seluruh kantor JNE diterapkan protokol Covid-19, seperti kewajiban memakai masker, penyediaan hand sanitizer, dan social distancing.

Kemudian, dari segi program untuk mendukung UKM, JNE menyelenggarakan webinar yang bermanfaat bagi UKM sebagai solusi dari kegiatan yang sedang tidak bisa digelar dalam kondisi kali ini. Sementara, untuk program kemitraan, JNE mengembangkan berbagai hal agar memudahkan masyarakat bekerjasama dengannya. Selain itu, dari segi produk layanan, JNE mengembangkan produk-produk layanan untuk memudahkan transaksi antara seller dan buyer, seperti COD Retail dan Friendly Logistic.

Eri menambahkan, JNE juga memiliki berbagai program untuk membantu pelanggan dan masyarakat. Misalnya, pada Maret, April, dan Juni, menyelenggarakan promo diskon 50% khusus kiriman masker ke seluruh destinasi di Indonesia dan promo diskon 50% untuk kiriman alat pelindung diri (APD) berlaku nasional melalui layanan JTR (JNE Trucking), serta meluncurkan COD Retail, yaitu produk layanan untuk mempermudah aktivitas jual-beli online di luar online marketplace. “Dengan adanya produk layanan ini diharapkan dapat semakin mendukung aktivitas jual-beli online karena pembayaran dilakukan langsung setelah barang tiba,” katanya. Di samping itu, ada juga promo cashcback ShopeePay 60% untuk seluruh kiriman barang melalui JNE.

Eri menegaskan, strategi pemasaran yang dilakukan dengan memahami kesulitan pelanggan, atau yang dikenal dengan empathy marketing, itu sesuai dengan pesan founding father JNE, Soeprapto Soeparno (almarhum). Soeprapto berpesan untuk selalu membantu meringankan siapa pun yang mengalami kesulitan, bahkan memberikan solusi, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Maun dan surat Al-Baqoroh ayat 261.

Berbagi dan membantu sesama, lanjut Eri, adalah prinsip yang ditanamkan sejak JNE didirikan tahun 1990 oleh Soeprapto karena adanya keyakinan bahwa jika ekosistem tumbuh, JNE pun akan turut berkembang dengan baik. “Begitu pula dengan program-program yang diselenggarakan untuk masyarakat luas yang merupakan dukungan nyata terhadap berbagai hal positif di bidang olahraga, budaya, sampai dengan program acara edukatif untuk pemberdayaan komunitas maupun UKM,” Eri menjelaskan.

Menurutnya, makna di atas menjadi prinsip dan semangat slogan citra JNE “Connecting Happiness”, yang memiliki arti mengantarkan kebahagiaan. Tagline tersebut diwujudkan dalam berbagai hal, bukan hanya langkah bisnis, tetapi juga yang lain, yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat luas.

Dan, sejak April, Eri mengatakan, JNE berpartisipasi dalam memerangi pandemi Covid-19. Bantuan yang diberikannya sesuai dengan kapabilitasnya sebagai perusahaan jasa pengiriman ekspres dan logistik, yaitu mengirimkan bantuan yang didonasikan atau digalang oleh berbagai pihak, antara lain, Mr. Zack @1000hari, YADAS (Yayasan Dana Abadi Surga)/Glek, Andi F Noya (Benihbaik.com), dan Adib Hidayat/APD Kita/ (Kitabisa.com).

Di samping itu, ungkap Eri, JNE juga berdonasi senilai Rp 1 miliar untuk masyarakat terdampak, yang diberikan kepada Pemprov DKI Jakarta dan disalurkan melalui Baznas, Rp 150 juta untuk 1.000 anak yatim-piatu di lebih dari 200 panti asuhan di Jakarta Barat melalui Pemkot Jakarta Barat. Kemudian, Rp 500 juta untuk masyarakat terdampak pandemi yang diberikan kepada Pemprov Jawa Barat dan disalurkan melalui Yayasan Jabar Bergerak beserta Ketua Divisi Kemitraan dan Penggalangan Dana Masyarakat Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Jawa Barat.

Menurut Eri, empathy marketing sebenarnya telah dijalankan sejak krisis ekonomi di tahun 1998, yakni memberikan kebijaksanaan kepada karyawan dengan tidak memutuskan PHK, tetapi mendorong beberapa karyawan untuk mendirikan agen-agen JNE di dekat rumahnya. Hal ini, secara tidak langsung, dapat memperluas jaringan JNE pada saat itu, dan hasilnya dapat dirasakan sampai sekarang: keberadaan JNE dapat dijangkau sampai ke seluruh desa di Indonesia.

Saat ini, Eri menjelaskan, jumlah pengiriman yang dilayani JNE telah mencapai rata-rata 1,7 juta per hari. Kemudian, ada sekitar 6.000 lebih titik layanan di seluruh Indonesia (termasuk 56 kantor cabang utama), dan 7.000 lebih armada (dari kendaraan roda dua sampai truk besar). Adapun jumlah karyawannya saat ini mencapai sekitar 45 ribu orang, terdiri dari karyawan kantor pusat, kantor cabang, sampai karyawan mitra atau agen JNE.

Di tahun 2020 ini, Eri mengungkapkan, JNE masih pada posisi menyesuaikan dengan suasana pandemi Covid-19. “Kami akan melihat apa yang terjadi ke depan, hal-hal baru apa yang bakal terjadi. Mungkin juga ada kondisi yang bisa mendisrupsi kami. JNE masih fokus melihat perkembangan pandemi Covid-19, dari tren yang ada saat ini, basis pengiriman barang yang langsung ke konsumen atau masyarakat (C to C) yang meningkat,” katanya. Namun, ia optimistis, bisnis JNE tahun 2020 dapat meningkat lebih dari 20% dibandingkan dengan tahun lalu. (*)

Kusnan M. Djawahir dan Andi Hana

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved