Marketing zkumparan

Kiat Gold.Inc Membidik Pasar Musisi

Irfansyah, founder & CEO Gold.Inc
Irfansyah, founder & CEO Gold.Inc

Penyanyi musik hip hop atau rap biasanya selalu menghiasi dirinya dengan kalung rantai emas sebagai salah satu ciri khas mereka. Karena identitas yang melekat, kalung berukuran lumayan besar itu sering disebut kalung hip hop.

Nah, salah satu pebisnis kalung hip hop yang cukup ternama adalah Gold.Inc. Didirikan Irfansyah, yang biasa disapa dengan sebutan Goldfather, Gold.Inc sudah memiliki banyak pelanggan dari kalangan penyanyi atau musisi ternama. Sebut saja, antara lan, Brian Imanuel atau Rich Brian, Eva Celia, Rayi RAN, Saykoji, dan Iqbaal. Selain penyanyi dan musisi dalam negeri, pelanggannya juga datang dari Korea, Prancis, dan paling banyak dari Australia.

Gold.Inc didirikan pada 2014, tetapi baru dua tahun kemudian melakukan branding. Hal itu, menurut Irfansyah, CEO Gold.Inc, karena pihaknya ingin menata diri secara internal terlebih dahulu. Setelah dirasakan aman, barulah akhir 2017 membuka gerai pertama di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. “Sebelumnya, kami hanya menjual perhiasan lewat online dan workshop,” ujarnya.

Menurut Irfansyah, hal terpenting dari Gold.Inc adalah bagaimana melakukan inovasi untuk menembus pasar anak muda. Gold.Inc bukan sekadar material emas, tetapi dia ingin menjadikan usaha ini dan semua perhiasan yang ada di Gold.Inc berada di kelas paling atas. “Kami ingin memberikan barang yang bisa menaikkan pride mereka (pelanggan),” ujarnya penuh semangat.

Gold.Inc membuat sendiri produknya. Produk Gold.Inc sebenarnya gold plated atau lapis emas. Gold plated adalah metode penempatan lapisan tipis emas ke permukaan logam lain, seperti tembaga atau perak, dengan pelapisan secara kimia atau elektrokimia.

Sejatinya, pada 2014 Gold.Inc pernah menjual emas murni. Namun, produk tersebut tidak bisa mendongkrak pasar, maka dibuatlah produk lapis emas. “Tujuan Gold.Inc adalah membuat anak muda suka dengan jewellery. Kami bukan berdagang perhiasan, tapi kami mencoba membuat gaya baru dari perdagangan perhiasan dengan membuat brand sendiri,” Irfansyah menjelaskan.

Gold.Inc melakukan banyak aktivasi merek untuk branding, dengan membuat berbagai kampanye untuk mempromosikan produknya. Gold.Inc juga rajin menggelar program edukasi melalui berbagai seminar tentang kadar emas, bagaimana cara memilih perhiasan, bagaimana cara merawat perhiasan, dan mengapa harus memilih jewellery. “Produk kami berbeda dengan yang lain dan kami memang fokus pada campaign. Nah, mungkin itu yang membuat engagement-nya (dengan pelanggan) menjadi lebih besar. Selain itu, market memilih kami juga karena produknya yang limited,” ungkapnya.

Lalu, program apa yang dilakukan untuk menyasar pasar musisi? “Program khusus tidak ada. Kami hanya back to community. Pada 2017 sampai 2018, market hip hop sedang besar sekali. Sampai banyak orang bilang bahwa Gold.Inc adalah hip hop jewellery, walaupun kami menyasar semua genre musik,” kata Irfansyah yang pernah menjalankan usaha keluarga di bidang jewellery konvensional di sebuah pasar.

Saat ini, pelanggan Gold.Inc adalah 70% pasar Indonesia dan 30% pasar luar negeri. Menurutnya, produknya yang laku dijual di luar negeri bukanlah produk yang paling disukai di Indonesia. Orang luar banyak memesan produknya yang merepresentasikan Indonesia, seperti bentuk peta Indonesia atau senjata Indonesia. “Produk seperti cincin blink blink yang besar sudah banyak dijual orang, tapi ketika mereka melihat produk kami yang berbeda, mereka mengaku suka sekali dan mereka biasa order melalui website,” kata Irfansyah.

Produk lainnya yang diminati pelanggan adalah kalung dengan berbagai ukuran sehingga semua orang bisa menggunakannya. Harga perhiasan Gold.Inc cukup terjangkau untuk kalangan milenial. Perhiasannya dibanderol Rp 400 ribu-2 juta untuk produk kalung, cincin, dan anting. Namun, jika pelanggan melakukan pemesanan khusus (customize), misalnya menggunakan emas murni, harganya mulai dari Rp 4 jutaan.

Segmen pelanggannya, 70% kalangan milenial, sementara 30% sisanya adalah mereka yang berusia 50 tahun ke atas. “Biasanya konsumen kami ke sini ditemani orang tuanya karena anaknya tidak mengerti tentang perhiasan. Nah, biasanya yang custom adalah mereka,” ia menceritakan.

Untuk desain produk, Irfansyah mengaku tidak terpaku pada desain perhiasan yang baku. “Kami tidak pernah berpatokan pada desain jewellery. Justru kami mau out of the box. Yang terpenting adalah pesannya yang tersampaikan,” ujarnya. Contohnya, ada yang pernah order produk dengan pesan di dalamnya: “save orang utan”. Sementara untuk menggarap industri musik, Gold. Inc membuat perhiasan untuk berbagai genre musik: rock, grunge, atau genre musik yang sesuai dengan pasar.

Berapa nilai penjualannya? “Penjualan tertinggi per bulan bisa mencapai Rp 250 juta. Selain produk yang kami jual di store kami, kami juga memiliki konsep custom yang nominalnya tidak bisa dipastikan. Sebulan kira-kira kami bisa mengerjakan 20 pieces perhiasan, plakat, medali, dan pin,” katanya menjelaskan.

Ada yang unik terkait penjualan. Pihaknya merasa khawatir kalau tiba-tiba penjualannya mendadak naik. “Ketika produk kami meledak dengan cepat, kami takut konsumen bosan dengan produk kami. Makanya, kami kuatkan di activity dan campaign. Kami ingin secara produk bisa saja tidak banyak yang kami hasilkan, tapi produknya panjang umur dan sustain,” ungkapnya berharap.

Gold.Inc berencana membuka gerai di Bali tahun depan. “Di Bali rata-rata banyak yang menjual silver, maka akan banyak yang membutuhkan Gold.Inc,” ujarnya optimistis. Target dua tahun ke depan, pihaknya akan membuat platform investasi untuk emas. Namun, Irfansyah mengakui untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah karena harus mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bekerjasama dengan perusahaan emas di Indonesia, seperti Antam atau Pegadaian. “Sebenarnya, saat ini kami sudah memiliki market, tinggal dikelola saja dengan baik,” katanya. (*)

Dede Suryadi dan Anastasia A.S.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved