Marketing Strategy

Kisah Sukses Keberhasilan PLTH Pantai Baru

Kisah Sukses Keberhasilan PLTH Pantai Baru

Kalau Anda tertarik belajar Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) datang saja ke Pantai Baru. Pantai yang berada di wilayah Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul ini, memang menjadi pusat pengembangan energi terbarukan. Selain menjadi pusat pembelajaran energi terbarukan, PLTH Pantai baru juga sudah menghasilkan listrik yang digunakan untuk berbagai keperluan.

PLTH setidaknya telah dinikmati sekitar 50 pemilik warung kuliner yang ada di objek wisata Pantai Baru. Untuk mendapatkan pasokan listrik tersebut, para pedagang rata-rata hanya ditarik Rp 10 ribu perbulan. “Ini hanya dana partisipasi saja karena kalau dihitung tidak cukup untuk operasional,” kata Suparjiyo, petugas yang menjaga PLTH.

Selain untuk kebutuhan operasional para pemilik warung, PLTH juga digunakan untuk memompa air. Air tersebut digunakan untuk mensuplai kebutuhan warung warung dan pengairan, serta perikanan. “Kalau tidak ada gangguan listrik menyala 24 jam,”kata Suparjiyo.

PLTH Pantai baru telah menggeliatkan ekonomi penduduk setempat. Sebelumnya, kalau malam pantai yang sebelumnya bernama Pandansimo tersebut dalam kondisi gelap gulita karena tidak ada jaringan listrk PLN. “Tapi sekarang sudah mulai terang benderang karena juga digunakan untuk penerangan jalan” jelas Suparjiyo.

PLTH Pantai Baru mulai hadir sejak tahun 2010 silam. Keberadaan listrik tersebut merupakan hasil kerjasama, Kementerian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan LAPAN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, UGM, Pemerintah Kab. Bantul dan Wind Energy.

tenagasurya_listrik

Jumlah menara kincir angin yang terpasang mencapai 33 unit berdaya 56 berdaya listrik 56 Kilowatt (KW) .Sementara itu, dipasang pula pula 218 panel surya berkapasitas 27 KW. Total daya PLTH Pandansimo mencapai 83 KW. Teknologi PLTH ini memanfaatkan potensi sumber daya angin laut dan angin darat di pantai yang berkecepatan rata-rata 3-4 meter/detik dan intensitas sinar matahari yang besar.

Sejak awal memang menggunakan sistem hibrid karena mengkombinasikan tenaga angin dan matahari. Kalau angin tidak terhembus digantikan sel surya. “Ternyata potensi yang besar justru dari energi surya,” tandas Suparjiyo.

Seperti dituturkan Suparjiyo, cara kerja PLTH tidaklah rumit. Putaran kincir angin akan menggerakkan generator yang menghasilkan arus listrik. Begitu juga, panel surya akan menyerap sinar dan panas matahari yang kemudian dikonversi menjadi arus listrik. Arus listrik ini disalurkan ke Rumah Kontrol. Dari sini lalu disinkronisasi oleh Integrated Solar and Wind Regulator untuk mengisi arus listrik ke baterai.

Untuk menampung energi yang dihasilkan digunakan 268 buah baterai yang disimpan pada Bank Baterai bertegangan 220V. Di Bank Baterai, arus listrik berjenis DC ini disimpan. Kemudian agar diperoleh arus listrik yang bisa dikonsumsi, dari baterai dialirkanlah ke inverter sebagai pengubah arus dari DC ke AC. Setelah itu, arus listrik baru akan disalurkan kepada para pengguna.

Untuk operasional, PLTH Pantai Baru dibawah kendali Dinas SDA Kabupaten Bantul. Selain mengirim duga petugas PNS untuk mengelola, juga melibatkan masyarakat setempat. Saat ini ada 6 tenaga honorer yang berjaga bergiliran.

Sementara itu, PJS Kepala SDA Bantul, Heru Suhadi mengungkapkan, demi mewujudkan masyarakat mandiri teknologi, PLTH Pantai Baru memiliki sebuah workshop atau bengkel PLTH. Di sini beberapa masyarakat dilatih tentang cara merawat dan memperbaiki teknologi PLTH Pantai Baru. Tercatat tiga dari lima teknisi adalah warga Poncosari, Srandakan. Workshop PLTH Pandansimo ini terletak di Desa Trimurti, tetangga Desa Poncosari. “Mereka sudah bisa memberbaiki setiap kerusakan,” ujar Heru.

Yang menarik, keberadaan para teknisi PLTH tersebut sudah diakui. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permintaan untuk memasang perangkat yang sama di berbagai wilayah di Indonesia, “Mereka baru saja pulang dari Aceh dan Papua untuk memasang PLYH,” ujar Heru.

Solusi Energi Terbarukan

Seperti dijelaskan Heru, keberadaan PLTH Pantai Baru telah menjadi salah satu daya tarik wisata tersendiri. Namun diluar itu, juga mampu menggerakan ekomi masyarakat dari sektor kuliner, pertanian dan perikanan.

Para petani sangat merasakan dampak positif PLTH. Sebelum ada PLTH, budidaya pertanian hanya mengandalkan curah hujan. Sekarang, petani dapat mengairi tanamannya kapanpun diperlukan. Air dipompa dengan menggunakan energi listrik dari PLTH. Air lalu dialirkan melalui pipa untuk ditampung dalam tandon-tandon. Petani bisa menyirami tanaman, diambil dari tandon setiap kali dibutuhkan.

“Sejak PLTH beroperasi, kami bisa bertani di lahan berpasir. Pasokan air terjamin karena tinggal dipompa menggunakan listrik dari PLTH.” ungkap Heru.yang juga Kepala Dinas PU.

Data yang diungkapkan Heru, para petani sekitar pantai bisa memetik manfaat dari PLTH. Setiap musimnya, mereka memperoleh berlimpah tambahan penghasilan dari tomat, pisang, kacang tanah, cabai, ubi, pisang, dan terong yang ditanamnya.

PLTH juga digunakan untuk memasok air guna pengembangan perikanan. Setidaknya ada 40 kolam dengan rata-rata berukuran 8×4 meter yang mendapatkan air dari mesin pompa air yang digerakkan energi listrik hibrid. Pompa air ini mengangkat air dari sumur renteng di ladang.

Di kolam buatannya, masyarakat Pandansimo membudidayakan ikan nila, gurame, mas dan udang. Budidaya ikan air tawar dilakukan dengan sistem akuaponik. Kolam mereka dilapisi dengan plastik agar air tidak merembes ke dalam tanah berpasir.

Sementara itu, untuk efisiensi pemakaian air. Air dari kolam tiap pagi dinaikin lewat pompa air. Limpahan kotoran air dari kolam ini lalu bisa digunakan untuk menyiram tanaman,

Sementara itu, menurut Swandi yang juga ketua Desa Wisata Pantai Baru, PLTH juga mendukung kegiatan nelayan. PLTH dilengkapi dengan mesin pembuatan es balok yang mampu memproduksi 1 ton setiap hari. Para nelayan bisa membeli es balok dengan harga Rp 1000 per satu es balok. Dengan begitu, ikan-ikan hasil tangkapan tetap segar sampai di tempat pelelangan ikan..

Swandi, merupakan salah satu warga yang yakin bahwa PLTH bisa mengangkat kesejahteraan warga desanya. Hanya saja, pengembangan PLTH dirasa kurang maksimal karena setelah beroperasi beberapa saat PLN masuk dengan memberikan tawaran jaringan listrik yang lebih terjamin kestabilan dayanya.

Karena itulah, tidak semua warga kemudian memasang PLTH. “Kami mengajukan PLN sdh lama ternyata baru turun setelah ada PLTH,” ungkap Swandi.

Bisa jadi karena pengaruh kehadiran PLN itulah, keberadaan PLTH yang dibangun dengan dana trilyunan tidak berungsi maksimal. “Ada satu investor kapasitan besar yang sampai sekarang tidak berfungsi,” ungkap Suparjiyo.

Reportase: Gigin W. Utomo (Jogja)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved