Di tengah gencarnya pemberitaan tentang kecanggihan Ultrabook keluaran Intel, tentu pembaca penasaran. Apa yang membuatnya sedemikian sukses? Dari berbagai jawaban, kreativitas merupakan salah satu penentu.

“Intel adalah merek prosesor yang produknya terletak di bagian dalam perangkat eletronik (gadget). Pengguna kan, tidak bisa melihatnya. Nah, supaya mereka ingat merek ini on top of their mind, Intel harus kreatif,” ujar Head Public Relations Manager PT Intel Indonesia, Dhyoti Basuki (30/1).

Intel Corporation gaet will.i.am untuk lambungkan Ultrabook

Sebagaimana diketahui pembaca, perusahaan multinasional pembuat chip semikonduktor yang berpusat di Santa Clara, AS ini mempekerjakan front man The Black Eyed Peas, will.i.am. Musisi dan produser kulit hitam itu bergabung sebagai Director of Creative Innovation sejak Januari 2011. “Artis will.i.am mengunjungi Rio de Janeiro, Tokyo, dan kota besar lainnya untuk berjumpa musisi setempat dan membuat mixing lagu menggunakan ultrabook,” kata Dhyoti bercerita.

Lewat ultrabook konvertibel, bukan barang elektronik saja yang dipasarkan Intel, melainkan pengalaman kreatif untuk pengguna (experience zone). Di samping pengalaman bermusik bersama will.i.am, Intel “menjual” pengalaman melukis bersama ilustrator Mayumi Haryoto, juri Nirmana Award 2012 .

Pengaruh positifnya, para pemanufaktur perangkat IT yang menjadi mitra Intel pun berlomba-lomba meluncurkan Ultrabook dalam desain masing-masing. “Sampai akhir 2012, ultrabook generasi ke-3 sudah diproduksi dalam 140 desain oleh mitra berbeda, di antaranya Asus, HP, Dell, Samsung, Acer, Toshiba, dan Fujitsu. Selang waktu antara 1 peluncuran dengan yang lain bisa kurang dari 1 minggu,” papar Dhyoti.

Kreativitas merupakan motor penggerak bisnis Intel. Bukan hanya terhadap pasar, melainkan di antara karyawan pula. Jangan salah, daya kreatif yang kuat di antara karyawan jadi iklan yang menarik. Contohnya, Intel mengiklankan tim inovasi kreatif mereka sebagai bintang rock khas perusahaan semikonduktor. (EVA)