TVS kembali meluncurkan produk baru , kali ini tipe TVS Dazz DFI. Kendaraan ini dibuat dua versi yakni injection dan carburator. Sasaran pasar dari produk ini adalah para wanita. Alasannya, saat ini wanita khususnya di kawasan Asia Tenggara semakin aktif dalam melakukan aktifitasnya.

Peluncura TVS Dazz Khusus Wanita

Sebagai kendaraan roda dua yang membidik sasaran market wanita di kawasan Asia Tenggara, TVS memiliki keunggulan pada desain. Dimensi dari kendaraan tersebut juga dirancang dengan sangat pas terhadap postur tubuh rata rata wanita Asia Tenggara. Bobotnya juga ringan sehingga tidak sulit untu melakukan Standard tengah . Selain itu, seperti produk TVS lainnya, kendaraan ini dilengkapi dengan tempat untuk melakukan charging Handphone atau gadget lainnya.

Meskipun secara umum produk yang dikeluarkan oleh TVS bukanlahh tergolong produk yang baru di pasarnya, Rajkumar Ammaipan, General Manager, Head of Sales and Marketing PT TVS Indonesia merasa optimis TVS dapat melakukan peningkatan penjualan fiskal sebanyak 18 persen di produk ini. Ia juga merasa optimis bahwa produk TVS Dazz DFI ini dapat bersaing dengan kompetitor lain yang sudah menguasai market indonesia. Meski tidak menjadi penguasa dalam market share indonesia, TVS Indonesia memiliki kontribusi ekspor sebanyak 65 Dari total penjualan produk di tahun 2014.

“Seperti yang kita ketahui, saat ini kondisi pasar otomotif Indonesia sedang turun. TVS yakin dapat menghadapi hal tersebut karena sebelum melakukan launching suatu produk, TVS selalu mengadakan survei kepada pelanggan. Kali itu sebanyak 85.000 pelangga. Dari survei tersebut, mereka menerima secara baik dan 95% dari responden mau merekomendasikan produk kami,” tukas Rajkumar

Dalam mengembangkan produknya, TVS mengklaim bahwa ada hal khusus yang membedakan produknya dengan merek lain yang sejenis. Dalam pengembangan produk, TVS selalu berfokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Hal inilah yang membuat TVSmengalami kenaikan signifikan terhadap penjualan di tahun 2015 yakni sebesar 21% dan cenderung stabil. (EVA)