Marketing Strategy

Menguatnya US Dolar Pengaruhi Penjualan TACO HPL

Menguatnya US Dolar Pengaruhi Penjualan TACO HPL

Meskipun masih berumur sekitar 10 tahun, TACO HPL saat ini sudah menjadi market leader untuk produk material pelapis furniture alternatif. Robert Tanoyo, Direktur TACO HPL, memperkenalkan HPL untuk menggantikan Tacon Sheet yang terbuat dari bahan polyester. “Pada bulan Mei 2004 saya meluncurkan produk TACO HPL ini,” ujar Robert.

DSC_1433

Bahan kayu yang sudah semakin langka merupakan salah satu alasan bagi Robert untuk memasarkan produknya tersebut. “Kayu sudah semakin langka, tapi masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah tropis bila mendirikan rumah harus ada unsur kayunya. Menjiwai kayunya itu harus ada,” imbuh Robert. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Robert untuk membawa tampilan natural kayu melalui PT Tangkas Cipta Optima. “Kami singkat jadi TACO HPL, karena memang barangnya HPL. HPL (High Pressure Laminate) itu tidak seperti Tacon yang terbuat dari polyester, tapi dari kertas yang dipres,” tuturnya.

TACO HPL memiliki 400 motif woodgrain (urat kayu) dan 25 jenis tekstur permukaan. Menurut Robert, harga kayu sekarang ini sudah sangat mahal, sehingga konsumen cenderung memilih produknya yang harganya lebih terjangkau. Harga yang dibandrol pun berfariasi, mulai dari Rp 150 ribu per lembar (2x1m) hingga Rp 1,5 juta. “Harganya tergantung motifnya. Kalau yang motif garis biasa bisa sekitar Rp150 ribu, tapi kalau yang motifnya 3D ya bisa Rp1,5 juta,” jelasnya. Untuk produknya, PT Tangkas Cipta Optima mendatangkan produknya dari luar negeri. “Barangnya kami impor dari luar. Ada yang dari tiongkok, ada juga yang dari Eropa,” ungkap Robert.

Joko Tanoyo, Direktur Pengelola Fio Home, menyatakan, untuk membangun pabrik sendiri di Indonesia masih dalam pertimbangan di groupya. “Memang kalau kami bangun pabrik sendiri di Indonesia bisa menekan biaya pengiriman dan lain sebagainya. Tapi itu masih harus banyak pertimbangan, karena setiap pabrik punya keunikannya sendiri. Kami tidak mau kehilangan keunikan itu,” papar Joko.

Target pasarnya adalah kalangan menengah keatas. Menurut Joko, pihaknya sengaja memilih produk yang premium dari beberapa pabrik yang ada di dunia. “Kami sengaja ambil yang premium dari setiap pabrik yang ada,” ia menandaskan.

Saat ini TACO HPL merupakan market leader di pasar Indonesia, dan penyerapan pasar terbesar berada di pulau Jawa. “Produk kami ada di seluruh Indonesia. Tapi memang penyerapan pasar yang terbesar itu ada di pulau Jawa. Itu karena kebanyakan kantor yang mengadkan proyek semuanya di Jawa. Mungkin saja proyeknya ada di luar pulau tapi pengambil keputusannya dia berkantor di Jakarta,” ungkap Joko.

Lebih lanjut lagi Joko memaparkan, penjualan selama dua tahun terakhir tidak ada perubahan. “Bisa dibilang selama dua tahun terakhir ini penjualan kami stagnan. Kalau sebelumnya per tahun bisa naik sampai 50 %.” Hal tersebut diakui Joko karena, menurutnya, ada efek dari pemilu ditambah menguatnya dolar Amerika. “Banyak proyek yang ditunda karena itu. Harga BBM juga jadi ikut mempengaruhi situasi ini,” tuturnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved