Marketing

PacHealth, Bukan Klinik Medis Biasa

Oleh Admin
PacHealth, Bukan Klinik Medis Biasa

Siapa yang mau sakit atau rawat inap di rumah sakit? Tentu saja tidak ada yang berharap. Mendengar kata rumah sakit saja sudah terbayang suasana yang tidak menyenangkan. Bau bahan kimia dan obat-obatan yang menyengat, pasien lain yang lalu lalang, antrian panjang, belum lagi pelayanan yang acap kali tak menyenangkan membuat siapapun enggan berlama-lama di rumah sakit maupun klinik. Bagi yang berduit, lebih baik terbang ke Singapura untuk berobat. Namun setelah PacHealth hadir di jantung kota Jakarta, rasanya perlu berpikir dua kali untuk jauh-jauh ke Singapura.

Main lobby PacHealth@ThePlaza

Sebelum diresmikan, Tika Widyaningtyas, reporter SWA Online, berkesempatan menjajal mewahnya pelayanan klinik kesehatan PacHealth. Menempati lantai 7 Plaza Indonesia, PacHealth jauh dari kesan rumah sakit. Begitu pintu lift terbuka, wangi alami serai menyambut bersama sapaan seorang kru. Ia mengantar ke lobi utama. Setelah itu kru lain yang disebut Patient Relation Officer (PRO) menghampiri.

Jangan bayangkan PRO mengenakan seragam putih-putih seperti layaknya pegawai rumah sakit. Kru PacHealth mengenakan seragam ungu tua rapi, bahkan lebih seperti kru hotel atau pramugari. Apalagi jika kru lain datang menawarkan teh atau kopi, nyaris terlupakan bahwa PacHealth adalah klinik.

Menggunakan sistem no-queuing dan one-billing, pasien memang tidak perlu mengantri dan repot mengurus administrasi di PacHealth. Duduk saja di lobi, PRO yang menghampiri. Bagi pasien VVIP disediakan pula pelayanan kilat dengan heli. Dari helipad @ThePlaza, pasien mendapat akses langsung ke PacHealth. Apabila pasien VVIP membawa kendaraan pribadi, kru PacHealth yang siaga di lantai dasar Plaza Indonesia akan membawa pasien ke sebuah lift khusus. Lift tersebut langsung terhubung dengan PacHealth di lantai 7.

Lebih menyenangkan lagi pasien tidak perlu mengantri untuk dapat pelayanan dokter. Ia cukup menunggu di lobi atau VVIP Lounge yang sangat nyaman dan tenang. Uniknya, pantry PacHealth memiliki signature menu berupa jus sehat yang hanya bisa diperoleh di VVIP Lounge. Jus yang menjadi andalan VVIP Lounge PacHealth adalah campuran sayur Pokcoy dan mangga serta campuran wortel dan mangga.

Ruang Fisioterapi PacHealth

Ruang Fisioterapi PacHealth

“Pasien di sini dilayani seperti raja,” kata Markus Ahadi, Chief Operation Officer PacHealth. Joint venture dengan Pacific Healthcare Holdings Singapura, PacHealth memang membidik pasar kelas A++ yang mengutamakan pelayanan dan kenyamanan. Berbagai paket disediakan dengan kisaran harga Rp 2 juta sampai Rp 13 juta sekali kunjungan.

Hal lain yang membedakan PacHealth dengan klinik pada umumnya adalah spesialis fisioterapi. Untuk poli ini, Markus mendatangkan ahli fisioterapi dari Korea. Alat-alatnya pun cukup mutakhir seperti 3D Newton untuk pasien stroke, cerebal palsy, dan neurologik.

Ruang Pedriatic PacHealth

Ruang Pedriatic PacHealth

Untuk ukuran klinik kesehatan, PacHealth memiliki beberapa spesialisasi dengan peralatan berteknologi tinggi. Spesialis dermatologi misalnya, dilengkapi dengan ultherapy yang bisa digunakan untuk menghilangkan tattoo dan rejuvenation (peremajaan). Poli obstetric&gynaecology menggunakan ultrasonografi 4 dimensi yang lebih akurat dan real time dibanding 2 dimensi yang umumnya digunakan.

Yang tak kalah unik dari PacHealth adalah pediatrics atau spesialis anak. Sama sekali tidak ada kesan ruang periksa di poli ini, malah seperti taman kanak-kanak dengan berbagai mainan dan desain interiornya.

Meski baru diresmikan beberapa waktu lalu, PacHealth sudah melayani sekitar 50 pasien. “Dari kedutaan Brunei dan Thailand pun kalau berobat ke sini,” tutur Markus. “Ini bisnis hi-end, jadi kami lebih banyak mengandalakan promosi mulut ke mulut,” lanjutnya.

Ide awal berdirinya PacHealth adalah rasa penasaran Markus dengan orang Indonesia yang kerap berobat di Singapura. “Kalau Singapura bisa, kenapa kita tidak?” katanya. Tak hanya mengandalkan pengalamannya di bisnis medis, Markus pun belajar tentang manajemen rumah sakit untuk bisa membangun PacHealth. Ia kemudian menggandeng Pacific Healthcare Holdings di Singapura. Meski joint venture, sebagian besar konsep PacHealth dirancang oleh Markus. Ia bahkan turun tangan merancang seragam kru hingga pernak-pernik interior.

“Sengaja PacHealth saya buat di Plaza Indonesia. Konsepnya jadi one stop shopping. Sementara yang satu berobat, yang lainnya kan bisa sambil belanja di Plaza Indonesia, atau kerja di @The Plaza,” ungkapnya.

Meski cukup puas dengan dibukanya PacHealth, Markus mengaku masih ada banyak PR yang harus ia garap. PacHealth belum melayani rawat inap meski sejumlah hotel dan apartemen siap mendukung. Namun Markus masih mengonsep jalur akses pasien supaya lebih privat dan terhubung langsung ke kamarnya tanpa melewati hiruk-pikuk pusat perbelanjaan. (EVA)

Ralat:


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved