Marketing

Pekan Raya Indonesia ke-2 Incar Transaksi Rp1 Triliun

Pekan Raya Indonesia ke-2 Incar Transaksi Rp1 Triliun

Untuk yang ke-2 kalinya Pekan Raya Indonesia (PRI) kembali digelar. Pesta rakyat Indonesia ini mengusung konsep yang lebih kaya dengan kebudayaan indonesia yaitu pesta musik & budaya, pesta kuliner dan pesta belanja hingga pameran multiproduk berskala nasional yang akan diselenggarakan pada 21 Oktober – 5 November 2017 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) – BSD, Tangerang, Banten.

Mengacu pada kesuksesan acara PRI pertama tahun 2016, kali ini PRI ditargetkan dapat menggaet 1 juta pengunjung. Pada PRI 2016 pengunjung yang hadir sebanyak 631.535 orang dengan rincian sebanyak 69% dari Tangerang, 22% Jakarta dan sisanya dari daerah lain.

“Kami otimistis acara Pekan Raya Indonesia yang ke-2 ini akan diminati lebih banyak pengunjung. Sebab akan lebih banyak sajian kuliner, musik dan UKM lainnya,” kata Hyang I Mihardja, General Manager IIG Events.

Untuk nilai transaksinya, tahun 2016 PRI berhasil membukukan nilai transaksi sebesar Rp610 miliar dan PRI 2017 ditargetkan mencapai Rp1 triliun.

Apakah ada perbedaan PRI pertama dan PRI kedua? Menurut Hyang, ada beberapa perbedaan dari PRI pertama dengan yang kedua nanti. PRI pertama berlangsung selama 18 hari, sedangkan PRI kedua lebih singkat, hanya 16 hari. Walaupun demikian, jam bukanya PRI kedua lebih awal pukul 14.00 WIB dan tutupnya 22.00 WIB untuk hari Senin sampai Jumat, sedangkan khusus hari Sabtu dan Minggu dibuka pukul 10.00-22.00 WIB.

Perbedaan lain, luas lahan pameran yang akan digunakan lebih besar yakni 34 ribu meter persegi. Sementara luar area pada PRI pertama 32 ribu meter persegi. Sedangkan warisan ragam kuliner Indonesia, masih menjadi pilihan utama di PRI 2017, yaitu Nasi Jambang Mang Dul Cirebon, ada Itik Lado Hijau Ngarai Sianok Bukittinggi serta Bakmi Mbah Mo Yogyakarta.

Dijelaskan Hyang, semaraknya pesta tahun ini dilengkapi dengan hadirnya Zona Craft & UKM dengan nama “Pavilion Indonesia”, sebagai bentuk apresiasi untuk para pelaku industri kreatif dan Usaha Kecil Menengah.

Selain Zona Craft & UKM, sebelas zona lainnya juga akan menyemarakkan PRI, seperti zona busana dan gaya hidup, zona barang konsumer, furnitur, multiproduk, gadget dan teknologi informasi, hingga zona otomotif (motor dan mobil). Kemeriahan PRI juga tidak luput dari hiburan-hiburan seperti hadirnya Panggung Nusantara yang menampilkan kesenian Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Tak hanya itu, para pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di Pekan Raya Indonesia 2017, semisal membatik, membuat kerajinan cungkil kayu, melukis dan permainan tradisional yang membawa kita kembali ke era tempo dulu. Panggung masif juga menjadi bagian dari bangkitnya musik Indonesia, dimana bukan hanya performance musisi papan atas yang menjadi daya tarik utama pengunjung tetapi juga menjadi ajang kampanye bagi para musisi untuk mengidupkan musik dan karya Tanah Air.

Kekayaan indonesia bukan hanya kesenian Indonesia, tetapi pengunjung juga dapat menikmati ragam kuliner, mulai dari yang telah melegenda di masyarakat, maupun kuliner dengan kreasi terbaru. PRI menghadirkan ragam warisan kuliner Indonesia, seperti Toko Oen Semarang (1936), Soto Ahri Garut (1943), Kupat Tahu Gempol (1965), Es Kopi Tak Kie (1927), Nasi Campur Bukit Tinggi Keramat Soka (1970), Mangut Ikan Manyung Bu Fat (1969) dan ragam kuliner lainnya, menjadi bukti bahwa PRI ini menjadi surga bagi para penikmat kuliner Nusantara.

“Acara Pekan Raya Indonesia dijadikan ICE sebagai wadah (open house) untuk memfasilitasi segala lapisan masyarakat agar dapat mengunjungi ICE dan menikmati hiburan dengan venue yang nyaman dan modern,” jelas Ryan Adrian, Direktur Utama PT Indonesia International Expo, menambahkan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved