Marketing Strategy

Penjualan Alat Berat Lesu, UT Andalkan Penjualan Suku Cadang

Oleh Admin
Penjualan Alat Berat Lesu, UT Andalkan Penjualan Suku Cadang

Djoko Pranoto, United Tractors

Djoko Pranoto

Bisnis penjualan alat berat di Tanah Air sedang menurun. Tahun 2011, permintaan alat berat nasional bisa mencapai angka 17.360 unit. Tetapi, per September lalu, permintaan hanya sekitar 12.400 unit. Kondisi ini pun berdampak pada penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UT). Untungnya, penjualan suku cadang salah satu lini bisnis Grup Astra ini bisa menutupi kelesuan pasar alat berat.

“Secara realitas kita menyadari pertumbuhan kebutuhan alat berat di Indonesia, khususnya, mengalami penurunan,” sebut Djoko Pranoto, Presiden Direktur PT United Tractors Tbk, di Bandung, akhir pekan lalu.

Dijelaskannya, permintaan alat berat bisa berada di angka 17.360 unit pada tahun 2011. Saat itu, UT melalui anak perusahaannya Komatsu Indonesia bisa menjual alat berat sebanyak 8.467 unit. Penjualan tersebut mempunyai porsi 49 persen dari kue penjualan alat berat nasional.

Namun, catatan kinerja selama 9 bulan pertama tahun ini tak secantik tahun lalu. Penjualan alat berat di sektor kehutanan, kontruksi, agro, dan pertambangan, baru mencapai 5.455 unit. Porsi pasarnya hanya 44 persen dari penjualan alat berat nasional. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011, porsi penjualan alat berat di sektor pertambangan dari total penjualan Komatsu, menurun. Sementara, porsi penjualan alat berat di sektor konstruksi dan agro justru tumbuh.

Sekalipun demikian, UT akan berusaha memasang target pangsa pasar sekitar 44-45 persen. Beda sekitar 4 persen dari pencapaian 2011. Itu didasarkan atas keyakinan penjualan alat berat di sektor agro dan konstruksi akan tumbuh besar. Karena, kata dia, biasanya Pemerintah akan menggenjot pembangunan infrastruktur menjelang pemilihan umum. “Tapi kita punya keyakinan di sektor lain khususnya di sektor agro, kita masih punya keyakinan masih tumbuh. Sektor kontruksi tumbuh pesat,” tegas dia.

Lalu, Djoko melanjutkan, dibalik penurunan penjualan unit alat berat, ternyata penjualan suku cadang naik signifikan. Tahun 2011, penjualan suku cadang mencapai Rp 6,1 triliun. Ditargetkan tahun 2012 ini, penjualan suku cadang bisa tumbuh lebih dari 20 persen. “Ini adalah fenomena kalau pelanggan itu menunda pembelian unit, mereka akan berusaha menaikkan lifetime (umur) daripada alat, maka otomatis pembelian atau investasi sparepart mereka besar,” tuturnya menjelaskan.

Bahkan, menurut dia, keuntungan yang diperoleh dari penjualan suku cadang dan jasa servis bisa menutupi semua biaya operasi UT. Itu dilihat dari absorption rate di atas 120 persen pada tahun ini. “Kalau 120 persen saat ini maka kita aman sekali,” pungkas Djoko.

Untuk diketahui saja, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1972 ini membukukan laba bersih sebesar Rp 4,5 triliun per triwulan III-2012. Laba tersebut naik 3 persen. Adapun kenaikan pendapatan bersih sebesar 11 persen. Pendapatan bersih segmen usaha mesin konstruksi turun 5 persen. Itu karena penjualan alat berat Komatsu merosot 15 persen menjadi hanya 5.455 unit per September kemarin. (Ester Meryana)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved