Marketing

Perluas Pasar, Acer Gencar Kampanye Ultrabook

Perluas Pasar, Acer Gencar Kampanye Ultrabook

Ultrabook adalah satu kategori baru yang dikeluarkan Intel. “Sebelumnya ada notebook dan netbook, sekarang ada ultrabook,” ujar Riko Gunawan, Head of Product Management PT Acer Indonesia. Ada beberapa kriteria keunikan ultrabook: ketipisannya; instan on (dibuka langsung nyala dalam hitungan detik); daya bahan batere lebih lama.

Ultrabook Acer Asphire S7

Nah, ultrabook menjawab kebutuhan pasar. Saat ini konsumen membutuhkan perangkat yang tidak sekadar bisa menunjang kerja, tapi juga harus ringan dan stylist. Contoh, tablet. Nah, kehadiran ultrabook mengikuti keunggulan tablet yang tidak perlu di shut down. Hanya saja ultrabook lebih nyaman mendukung kerja, dengan keyboard. “Ini jadi ideal, untuk orang yang ingin produktif, tapi ingin punya seperti tablet yang ringan dan instan on,” kata Rico lagi.

Riko mengaku, ultrabook Acer merupakan yang pertama diluncurkan di pasar Indonesia pada September tahun 2011. Acer dengan tipe Asphire S3. Pada awalnya orang tidak banyak tahu apa itu ultrabook, karena tahunya ini notebook tipis saja. Maka itu Intel dan Acer gencar melakukan edukasi pada bulan-bulan pertama. “Setelah pembelajaran 2 hingga 3 bulan, kenaikannya cukup bagus,” dia menambahkan.

Menurut Riko, sejak peluncuran hingga awal tahun ini popularitas ultrabook terus meningkat. Ini seiring dengan penurunan harga ultrabook juga. ”Barang baru memang biasa mahal awalnya, karena kuantitas belum banyak. Ashpire S3 ada tiga varian, dengan harga berbeda,” katanya. Yaitu Ashpire S3, Ashpire S5 dan Asphire S7. Untuk Ashpire S3 i3 saat awal diluncurkan harganya Rp 7 jutaan, saat ini sudah turun Rp 6,5 jutaan.

“Sekarang user semakin aware dan juga harga makin affordable,” katanya. Sekarang, makin meningkat popularitasnya apa alasan orang memilih ultrabook. Acer sendiri juga sudah meluncurkan varian baru Asphire M5. Perbedaannya, S3 merupakan produk ultrabook Acer yang paling mainstream. Karena dari segi harga juga paling murah. Lalu diteruskan dengan tipe S5 yang lebih tipis, ada magic flip, ada tombol tersebunyi untuk USB port dan sebagainya. Lalu ada S7, juga lebih canggih, lebih tipis lagi, sudah Windows 8, layarnya bisa diputar 180 derajat. Layarnya S7 juga sudah seperti tablet sudah touch screen. S7 harganya sudah Rp 17 juta. Body layarnya juga sudah gorila glass yang biasa dipakai smartphone anti gores. Karena sudah touch screen jadi harus anti gores. Ukuran layar semua tipe ini 13 inchi.

“Secara varian Acer paling lengkap, jadi konsumen bisa memilih sesuai kebutuhan dan gaya mereka,” katanya. Ultrabook Asphire S7 Acer ini body layar yang gorila glass bukan sekadar lapisan, tapi benar-benar menggunakan bahan itu. Tidak seperti kompetitor yang hanya lapisan saja.

Lalu untuk ultrabook M5 dikeluarkan untuk kebutuhan para pekerja kreatif, desainer grafis dan gamers. Body lebih tebal. “Ini memang kebutuhannya untuk mereka spesifika,” ujarnya. Juga, digunakan untuk main game 3 dimensi. Ukuran layarnya lebih besar 14 dan 15 inchi.

Strategi pemasaran yang dilakukan adalah seperti keberhasilan produk Acer lain, ultrabook juga menggunakan digital marketing. Mereka menggunakan blog, website dan sosial media untuk strategi pemasarannya. “Kami pikir pengguna produk ini dekat dengan dunia digital, maka harus dekat dengan mereka promosi dan pemasarannya,” katanya.

Sebagai consumer centric company, pihaknya selalu memikirkan apa yang dibutuhkan pasar. Ini merupakan strategi tersendiri Acer. Juga dilakukan beberapa aktivasi. Kala peluncurkan ultrabook pertama ada kampanye touch the screen. Secara online konsumen bisa memenangkan ultrabook melalui aplikasi tertentu yang bisa memegang touch screen tertentu di layar dari rumah mereka, siapa yang paling lama yang menang. Kampanyenya via sosial media. “Kami mengadopsi touch the car itu,” kata Riko sambil terbahak.

Intinya, untuk membuat orang membutuhkan ultrabook dengan cara banyak kampanye. Roadshow pun dilakukan sebagai bagian dari edukasi. “Kami membuat experience zone melalui roadshow ini. Hingga kini, kami adakan bersama Intel dan Microsoft,” katanya. Tujuannya agar konsumen merasakan produknya langsung.

Menurut survei JFK, Acer menempati posisi pertama di pasar ultrabook (JFK menyebutnya ultrathin category). Acer menempati posisi pertama dengan share 28 persen. Pertumbuhan pasar ultrabook sekitar 20-30%n dalam beberapa bulan terakhir. Di hampir semua pasar-pasar utama, produk ultrabook Acer menempati posisi pertama.

“Kami terus lakukan roadshow dan marketing digital, agar pasar ini terus berkembang,” katanya. Target pasarnya memang kota-kota besar. Ultrabook ini menjawab kebutuhan eksekutif yang tidak ingin berat dan punya notebook yang proses kerjanya mirip tablet. Berat ultrabook sekiatr 1,2-1,3 kg. Sedang notebook beratnya bisa 2 kilo lebih. “Semakin lama makin affordable,” imbuh Riko. Orang akan beralih ke ultrabook mengingat ini gabungan keunggulan notebook dengan tablet yang menjawab trend belakangan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved