Marketing Strategy

Princess Cruises Maksimalkan Pesatnya Pasar Wisata Kapal Pesiar di Asia Tenggara

Princess Cruises Maksimalkan Pesatnya Pasar Wisata Kapal Pesiar di Asia Tenggara

photo(7)

Farriek Tawfik, Direktur Princess Cruises Asia Tenggara

Pasar wisata kapal pesiar ternyata masih memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. Jumlah penumpang kapal pesiar yang tiba di Indonesia cukup menarik. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tahun 2013 jumlah penumpang kapal pesiar yang tiba di Indonesia adalah 160 ribu penumpang. Akhir tahun ini, diharapkan jumlahnya mencapai 203 ribu penumpang.

Adapun jumlah untuk penumpang di Asia mencapai 1,5 juta pada tahun 2013 lalu dan diharapkan mampu mencapai 3,5 juta di 2017. Tren yang ada menunjukkan kenaikan. Demikian pula dalam jumlah kapal pesiar yang singgah ke Indonesia. Tahun 2013 terdapat 385 kapal yang merupakan kenaikan 44% dari tahun sebelumnya.

Menurut Farriek Tawfik, Direktur Princess Cruises untuk Asia Tenggara, popularitas rencana pelayaran tertinggi adalah ke Alaska, Kepulauan Karibia dan Mediterania. Padahal, kawasan Asia Tenggara juga tidak kalah dibandingkan tujuan tersebut. Kawasan Asia Tenggara dapat disebut sebagai Carribean of the East. Jika Kepulauan Karibia memiliki kurang lebih 7000 pulau, jumlah pulau di Asia Tenggara mencapai 25 ribu. Selain itu, Asia Tenggara juga memiliki laut yang tenang sehingga bisa berlayar sepanjang tahun dan iklimnya juga hangat. Hal lain yang menjadikannya spesial adalah keragaman budaya dan beragamnya kuliner.

Saphire Princess, kapal pesiar premium yang akan dialokasikan di Asia Tenggara pada November 2014 - Maret 2015

Saphire Princess, kapal pesiar premium yang akan dialokasikan di Asia Tenggara pada November 2014 – Maret 2015

Princess Cruises yang merupakan bagian dari Carnival Corporation kini mulai serius dalam menggarap pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dari segi demografi penumpang, saat ini banyak diisi oleh usia muda dan orang-orang yang baru pertama kalinya berlayar. Karenanya, pihaknya menyediakan paket perjalanan yang terjangkau, dengan rentang 3-17 hari.

“Kapal kami besar, tetapi kami memberikan penawaran yang terjangkau. Kebanyakan pemula lebih suka memilih perjalanan yang relatif singkat,” jelasnya. Perjalanan di kawasan Asia Tenggara yang relatif lebih dekat dan membutuhkan waktu tidak terlalu panjang dapat menjadi pilihan bagi para pemula.

Berkaitan dengan ekspansi bisnis tersebut, Farriek tidak memungkiri masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi. Tantangan tersebut diantaranya adalah rendahnya awareness yang masih dimiliki masyarakat. Adanya missconception dan minimnya pengetahuan juga diakui menjadi tantangan baginya. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan yang memiliki 1,7 juta penumpang per tahun dari lebih dari 70 negara ini mulai menjalin kerja sama dengan pemerintah dan biro perjalanan.

Tantangan lainnya yang juga dirasakan adalah infrastruktur dan booking behaviour. “Kebanyakan orang Asia melakukan booking mendekati hari keberangkatan. Padahal mestinya 3 bulan sebelum keberangkatan. Kalau orang Barat, mereka lakukan satu tahun sebelumnya,” terang Farriek. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved