Slogan “Print Is Not Dead” diusung PT Datascrip ketika meluncurkan printer terbaru dari Canon, yaitu PIXMA PRO-10 dan PRO-100 (29/11). Menurut Merry Harun, Direktur Divisi Canon PT. Datascrip, kedua printer PIXMA memberikan kemudahan alur kerja, cepat, serta efisien, sehingga kegiatan cetak mencetak akan terus ada. “Pengguna paling pas dari printer PIXMA PRO-10 dan PRO-100 adalah fotografer. Selain memang produsen kamera, tampaknya belum ada merek kamera lain yang printer-nya bermerek sama.”, ujarnya.

Keunggulan kedua printer PIXMA tersebut bagi fotografer profesional adalah akurasi warna tinggi, hasil cetak berkualitas tinggi, alur kerja yang efisien dan cepat, serta kemudahan konektivitas. Canon PIXMA PRO-10 dan PRO-100 didukung perangkat nirkabel WiFi dan Ethernet yang memungkinkan pengguna untuk memakainya di rumah maupun di studio, baik sendiri maupun bersama-sama. Fitur WiFi juga mendukung Apple AirPrint yang terhubung dengan sistem operasi iOS.

Datascrip memberikan preview kedua printer PIXMA saat acara Canon Photo Marathon 2012 pada bulan Oktober lalu. “Animo fotografer terhadap kedua printer PIXMA besar, banyak fotografer yang memesan, ” tutur Merry. Menurutnya, saat ini Datascrip baru memenuhi pesanan beberapa fotografer saja, dan karena baru masuk pasar di bulan Desember, pihak Datascrip selaku distributor resmi Canon hanya menargetkan penjualan masing-masing printer PIXMA sebanyak 10 unit. “Tapi masuk tahun depan kita targetkan 200 unit (per bulan) untuk setiap jenis PIXMA.”, tambahnya.

Harga PIXMA PRO-10 dibanderol Rp 6,75 juta dan PIXMA PRO-100 Rp 4,7 juta per unit. Merry berpendapat bahwa tren produk printer di tahun depan mengarah pada printer yang multifungsi. Ia juga percaya diri bahwa Canon akan tetap menjadi market leader. “Dalam beberapa tahun terakhir bahkan absolut, (market share) di atas 60% terus,” dia menegaskan.