Marketing zkumparan

Resep Female Foodpreneur Menyokong Kewirausahaan Kuliner

Pelatihan pemasaran digital di bisnis kuliner. (Foto : Female Foodpreneur).

Salah satu program prioritas pemerintah adalah mengembangkan kewirausahaan. Pemerintah, melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) misalnya, berupaya melahirkan pengusaha baru yang menopang ekonomi kreatif serta menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Tak hanya pemerintah, sektor swasta turut berpartisipasi aktif, salah satunya Female Foodpreneur.Yanty Melianty Isa, Ketua Umum Female Foodpreneur, dalam keterangan tertulis menyebutkan Female Foodpreneur merupakan perkumpulan pengusaha wanita yang bergerak di bisnis kuliner dan penerima beasiswa studi singkat Food Production and Processing dari Australia Awards in Indonesia yang dilaksanakan di Griffith University, Brisbane, Australia.

Female Foodpreneur memproduksi dan menjual beragam jenis produk makanan dan minuman dari seluruh Indonesia dan menawarkan peluang usaha seperti seminar untuk publik, distributor, bisnis franchise, serta menyediakan pelatihan kewirausahaan bisnis kuliner. ” Female Foodpreneur sudah banyak mengadakan pelatihan dan seminar kewirausahaan di bidang kuliner. Kami mengenalkan aneka macam produk dan peluang usaha kuliner ke masyarakat, menyalurkan ide bisnis, membuka akses pasar yang lebih luas di Indonesia maupun global, serta memberdayakankan masyarakat,” jelas Yanty di Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Program Female Foodpreneur ini selaras dengan program pemerintah mengembangkan dunia kewirausahaan, khususnya pengusaha di sektor kuliner yang nantinya bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan bisnis kuliner nasional. Apabila merujuk data Bekraf, Yanty menyebutkan kontribusi sektor kuliner terhadap nilai ekonomi kreatif di tahun 2016 itu mencapai 43% dari Rp 922 triliun. Yanty, pengusaha kuliner sekaligus pendiri dan CEO di PT MagFood Inovasi Pangan ini, optimistis pertumbuhan bisnis kuliner akan semakin prospektif ke depannya. Keyakinan Yanty ini didasari pada jumlah populasi penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa dan sekitar 65% dari jumlah total populasi penduduk itu adalah anak-anak muda.

Female Foodpreneur memproyeksikan bisnis kuliner di masa mendatang bakal kian berkembang karena mudah beradaptasi dengan gaya hidup dan perubahan perilaku konsumen. ”Karena itu, pengetahuan kami tentang bisnis kuliner dituangkan ke berbagai program kewirausahaan dan pendidikan bisnis kuliner untuk masyarakat yang ingin mendalami bisnis kuliner,” ucap Yanty. Gaya hidup dan perubahan perilaku konsumen bakal semakin dinamis seiring dengan pertumbuhan kelas menengah baru.

Riset Mckinsey Global Institute memperkirakan populasi kelas menengah Indonesia di tahun 2030 akan bertambah menjadi 135 juta jiwa, atau naik 200% dari 45 juta jiwa di tahun 2012. Penambahan kelas menengah ini diyakini berbagai pihak akan memacu daya beli masyarakat. “Nantinya, tingginya daya beli masyarakat akan berdampak positif untuk semua sektor ekonomi, termasuk sektor kuliner,” tambah Yanty seraya menyebutkan pihaknya memasarkan aneka macam produk kuliner di platform konvesional dan digital.

Berbicara perkembangan digital saat ini, Female Foodpreneur memudahkan konsumen untuk menjangkau produknya di situs Delicious Indonesia Sebanyak 13 produk kuliner ditawarkan di situs tersebut, antara lain Amazy, An Nuur, Baba Rafi, Bakpiapia, Churos La Fonda, Cokelat nDalem, Dens’z Es Potong, Kopi Sidikalang, Magfood, Marguerite, Orech Tempeh, Rendang Den Lapeh, dan Sweet Sundae Ice Cream. Adapun, Female Foodpreneur didirikan pada November 2016 oleh sekelompok wanita yang bergerak dalam bisnis kuliner.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved