Marketing zkumparan

Sentuhan Ridwan Goh Melejitkan Ekspor Mark Dynamics

Sentuhan Ridwan Goh Melejitkan Ekspor Mark Dynamics
Ridwan Goh, CEO Mark Dynamics
Ridwan Goh, CEO Mark Dynamics

PT Mark Dynamics Indonesia Tbk., produsen dan eksportir cetakan sarung tangan karet berbahan porselen/keramik yang produknya berupa sarung tangan untuk medis (surgical former), industri (industrial former), rumah tangga (household former), examination former, dan kustomisasi (custom made former), membukukan kinerja bisnis yang gemilang. Tahun lalu, perusahaan yang bermarkas di Medan, Sumatera Utara, ini mecatatkan nilai ekspor Rp 303,33 miliar, atau 93,20% dari total penjualan Rp 325,47 miliar. Adapun penjualan domestiknya mencapai Rp 22,14 miliar.

Nilai ekspor di tahun 2018 itu tumbuh 34,24% dari Rp 225,96 miliar di tahun 2017. Kinerja ekspor yang positif di tahun lalu itu masih berlanjut di kuartal I/2019 yang membukukan nilai Rp 88,06 miliar, atau tumbuh 12,22% dari Rp 78,47 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekspor yang cemerlang itu merupakan hasil manis Ridwan Goh yang diangkat sebagai CEO Mark Dynamics pada 30 April 2018. “Sejak awal bergabung, saya tidak berambisi menjadi presdir di Mark Dynamics. Saya dipercaya untuk mengemban tugas pemasaran dan meningkatkan volume penjualan. Pada awal bergabung, penjualan kami masih sangat sedikit dengan volume 40 ribu pieces/bulan dan porsi penjualan ekspor belum banyak,” tutur kelahiran Medan, 26 Juni 1983 ini.

Ridwan mulai berkarier di Mark Dynamics pada 2008 sebagai manajer pemasaran, saat ia berusia 25 tahun. Tugas yang diamanatkan manajemen perusahaan kepadanya ke adalah menggaet konsumen di luar negeri. “Saat itu, porsi ekspor kami berkisar 10%-20% dari total penjualan,” ujarnya mengenang. Kini, emiten yang berkode saham MARK ini merupakan satu-satunya produsen cetakan sarung tangan (hand former) di Indonesia yang menguasai 35% pangsa pasar global.

tabel penjualan mark dinamics

Memasarkan produk hand former ini memang tidak semudah menjual permen. Saat itu, reputasi Mark Dynamics masih minim di kalangan produsen sarung tangan global. Konsumen mengernyitkan dahi tatkala Ridwan mengajukan proposal bisnis. Namun, ia pantang menyerah. Ia rajin berkorespondensi dan menyambangi calon pembeli, salah satunya Kimberly-Clark, produsen sarung tangan asal Amerika Serikat yang memiliki pabrik di Thailand. Ia bolak-balik mengunjungi kantor Kimberly-Clark di Thailand dan mengirim sampel produk ke kantor prinsipal Kimberly-Clark Thailand di AS.

Sentuhan Ridwan mengubah bisnis Mark Dynamics yang kini dikenal sebagai eksportir cetakan sarung tangan. Menurutnya, kunci sukses menjaring konsumen mancanegara adalah berinisiatif melayani keluhan pelanggan, tepat waktu mengirim produk, transparan, kualitas produk sesuai standar, dan menyepakati perjanjian yang win-win solution. Dalam bernegoisasi, ia terlebih dulu melakukan riset kecil-kecilan demi mengetahui kebutuhan konsumen dan karakter pejabat yang akan dijumpainya. Setelah itu, ia bernegosiasi yang menguntungkan kedua belah pihak. Sebagai contoh, untuk meyakinkan konsumen, ia mempersilahkan prinsipal Kimberly-Clark melakukan audit ke pabrik Mark Dynamics di Tanjung Morawa, Sum-Ut. Proses pertemuan dengan konsumen ini menyita waktu berbulan-bulan.

Kerja kerasnya terbayar. Sebab, Kimberly-Clark Thailand memesan hand former buatan Mark Dynamics sebanyak 6 ribu unit/bulan di tahun 2010. Momentum ini merupakan tonggak awal Ridwan melejitkan ekspor. Imbasnya, produsen sarung tangan di Malaysia, sebagai pemain utama sarung tangan internasional, berminat membeli produk Mark Dinamics. Di tahun-tahun berikutnya, Hartalega, produsen sarung tangan Malaysia juga, memesan cetakan sarung tangan Mark Dynamics.

Kisah selanjutnya adalah cerita manis lantaran porsi ekspor Mark Dynamics telah mencapai 90%, seiring dengan melonjaknya permintaan ekspor. Sebagian besar pelanggannya adalah produsen sarung tangan di Malaysia dan Thailand. Pelanggan perusahaan publik ini merupakan perusahaan produsen sarung tangan global, antara lain Hartalega dan Kossan asal Malaysia, serta Halyard dan Sri Tang Group di Thailand. Ekspor Mark Dinamics ke Malaysia berkontribusi 65%, disusul Thailand 15%, dan Vietnam 10%.

Dua tahun terakhir, roda bisnisnya melaju mulus. Target laba bersih selama dua tahun berturut-turut, 2017-2018, terlampaui.

Kemampuan Ridwan bernegosiasi dengan buyer asing ini dipelajari ketika berkarier sebagai Manajer Pemasaran Internasional PT Tropical Wood Indotama, perusahaan moulding kayu terbesar di Sum-Ut, 2004-2008. Kinerjanya di Mark Dinamics ini diacungi jempol oleh manajemen perusahaan. Pada 2012 ia dipromosikan sebagai general manager, pada 2017 sebagai direktur pemasaran, dan tahun 2018 diangkat menjadi CEO.

Ridwan merupakan tenaga profesional dan tidak memiliki hubungan keluarga dengan pemilik saham perusahaan, meskipun per 30 Juni 2019 ia memiliki 0,04% saham (1,44 juta lembar dari jumlah total saham Mark Dinamics sebanyak 3,8 miliar lembar). “Saya mendapat porsi saham dari founder perusahaan ini sebagai apresiasi performance saya di perusahaan,” ungkap peraih gelar sarjana komputer dari Mikroskil Institute ini.

Selama setahun menduduki kursi CEO, Ridwan menjalankan berbagai program, antara lain menurunkan persentase beban pokok penjualan dari 62,36% menjadi 55,41%, mengimplementasikan Enterprise Resource Planning (ERP) yang mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis sehingga lebih efisien, serta memuluskan pemecahan nominal saham (stock split) 1:5 di Desember pada 2018. “Rencananya, di tahun 2021 kami akan mengembangkan perusahaan ini ke bisnis sanitasi, seperti kloset jongkok dan kloset duduk,” kata Ridwan. (*)

Chandra Maulana & Vicky Rachman; Riset: Hendi Pradika

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved